Angelo's POV
Mulanya aku terkejut mendengar jawabannya ternyata karena itulah mereka memiliki wajah yang sama.
Aku kembali bertanya padanya untuk mendapatkan keping puzzle selanjutnya."And then, where is your sister?"
Dia menatapku ragu tetapi dia kembali menjawab pertanyaanku.
"I Don't know. I'm just loss contact with my mom and my sister in a long time from I'm was 10 years old and I'm with my father in the past time."Aku mengangguk beberapa kali mulai mengerti kepingan-kepingan puzzle yang seakan mulai terpasang dengan apiknya membentuk sebuah gambar.
Sepertinya kedua orang tuanya bercerai dan dia ikut dengan ayahnya sedangkan saudaranya ikut dengan ibunya.Jadi karena itu aku bahkan tak bisa menemukan informasi tentangnya.
Sepertinya ibunya sudah memutuskan hubungan dengan ayahnya dan ayahnya membuat semuanya terputus dengan sempurna.Flashback
Aku mengetahui keberadaan gadis ini saat aku melakukan perjalanan bisnis ke Indonesia, saat itu aku sedang makan di salah satu restaurant yang kabarnya memiliki cita rasa yang khas.Aku memang suka duduk di dekat kaca jendela karena dapat memperhatikan para pejalan kaki di sekitar restaurant itu.
Saat aku menoleh ke kaca besar yang ada di sana, terlihat seorang gadis yang memegangi perutnya sambil menatap restaurant itu dan dia berjalan mondar mandir di depan restaurant itu.Mulanya aku mengacuhkannya dan memilih untuk memakan makananku, tetapi 30 menit berlalu dan gadis itu bahkan tak melangkahkan kakinya memasuki restaurant atau pergi beranjak dari sana.
Dia hanya terus mondar mandir di depan restaurant itu.
Tiba-tiba aku mendengar salah seorang pelayan berbisik kepada temannya.
"Liat deh, gadis itu datang lagi. Pasti mau minta makanan sisa lagi. Usir gih, nanti dimarahi sama manager kalau dia terus berada di sana."Karena iba, aku memanggil salah seorang pelayan dan menyuruh pelayan itu menanyakan alasan mengapa gadis itu berdiri begitu lama di depan restaurant,
dan jika memang dia memerlukan makanan, aku menyuruh pelayan itu untuk memberikan makanan padanya tetapi sengaja berpesan agar pelayan itu jangan memberitahukan makanan itu berasal dari diriku.Entahlah apa yang di katakan pelayan itu kepada gadis itu.
Mereka berbicara cukup lama
Dan pelayan itu masuk kembali kedalam restaurant, membawa makanan dari dapur dan kembali lagi keluar dan setelahnya gadis itu beberapa kali menunduk dan berlalu pergi dengan wajah yang begitu gembira.
Aku memang menyuruh pelayan itu untuk memberikan makanan setiap kali gadis itu berdiri kembali di depan restaurant ini.
Terlihat sekali kalau dia kelaparan.
Aku menghubungi manager di restaurant itu dan meminta dia selalu mengirimkan tagihan padaku jika gadis itu kembali datang untuk meminta makanan.Awalnya aku tak memperdulikan masalah gadis itu, aku hanya kasihan kepadanya bahkan aku sudah melupakannya.
Sampai suatu hari kakekku menelponku."Halo kek, ada apa?"
Aku meletakkan handphone yang terapit di antara pundak dan pipiku."............."
"Iya, nanti aku akan mengecek email itu kek. Sebentar, aku masih sibuk."
"............"
"Iya,iya, pasti akan kubuka."
Aku memutuskan sambungan telepon dan kembali melanjutkan pekerjaanku.Kemudian selang berapa lama aku mulai teringat dengan pesan kakekku untuk mengecek email yang dia kirim kan kepadaku.
Dengan malas aku mengecek email itu.Dan seketika itu juga mataku membulat dan aku seraya berteriak. "What the hell?"
Yang benar saja? Kakekku ini sudah gila ternyata.
Dia menyuruhku menikahi seorang pelukis yang bahkan tak kukenal.
Dia mengancam akan mengambil semua asetku dan tidak memberikan warisan sepeser pun kepadaku jika aku menolak menikahi pelukis itu.
Dia hanya mengirimkan sebuah foto kepadaku dan berkata bahwa dia sangat jatuh cinta kepada lukisan pelukis itu sampai dia membeli satu galeri penuh lukisan milik pelukis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind Blows
Literatura FemininaWaktu kecil orang tua kandungku meninggalkanku di panti asuhan. Hingga akhirnya aku diangkat oleh sepasang suami istri. Mulanya hidupku sangat bahagia. Mereka menyekolahkanku, Mereka memberikanku fasilitas yang memadai, Aku merasa di sayangi. Hingga...