Believe Me!

11 2 0
                                    

2nd May 2016 on 11.14 AM

Diriku yang masih terlihat sakit ini menulis cerita yang belum terselesaikan. Diriku begitu gembira untuk segera menyelesaikannya.

Aku menulis dengan rapinya di ruang keluarga, tempat semuanya berkumpul saat ini.

Kay, Corwin, John, dan Tania... Semuanya disini. Termasuk kakek dan nenek yang masih sibuk bicara dengan mereka berempat.

Aku berpikir tentang kejadian semalam. Mengapa hutan itu tahu dengan masa laluku? Aku sempat heran dengan itu. Dan... Saat suara Arieze bergema dalam pikiranku, aku sempat menangis. Aku menangis karena rasa penyesalan ini belum hilang dariku.

"Kakak Zaide, kakak menangis?"

Tania yang pertama memperhatikanku yang ada di belakang semuanya langsung menghampiriku dan mengusap air mataku dengan sapu tangannya.

"Kakak, jika kakak ada masalah, ceritakan saja. Aku akan bersedia menjaganya." Kata Tania yang langsung bersiap menerima curhatanku

Tapi aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku dan kembali melanjutkan tulisanku ini. Dan Tania duduk di sampingku.

"Apa yang sedang kakak lakukan?" Tanya Tania

"Aku menulis cerita untuk mereka. Kau ingat, kan aku berjanji pada mereka?"

"Sangat ingat. Dan kata kakakku tadi pagi, Kakak Zaide sempat muntah saat menceritakan cerita kakak."

"Memang. Itu... Terjadi."

"Sebaiknya kakak katakan dan aku akan menuliskannya untuk kakak."

"Ah... Tidak perlu. Aku masih bisa menulis, kok. Kau tenang saja."

"Baiklah jika begitu."

Aku melihat nenek yang terlihat bahagia. Aku tidak ingin merusak kebahagiaan seorang nenek yang baik.

Tapi...

"Ibu! Tolong aku! Dia akan membunuhku!"

"Arieze! Bertahanlah! Ibu akan membukakan pintunya! Pintu gudang ini selalu macet!"

"Ibu! Cepatlah! Sahabatku akan membunuhku!"

"Aku bukanlah sahabatmu. Kau akan tahu siapa aku setelah aku lakukan ini padamu."

"Kau sahabatku, Zayn! Mengapa kau lakukan ini?"

"Aku bukan Zayn!"

"Lalu siapa kau sebenarnya?"

"Aku...."

"Zaide,"

Aku terkejut dan melihat Nenek Tasya yang melihatku juga.

"Zaide, Maafkan aku. Maaf jika aku menanggapmu sebagai Arieze. Aku tahu aku adalah ibunya yang tidak terima dengan kematiannya."

"Seharusnya aku yang minta maaf, nek. Aku....

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang