Can You Understand Me?

11 2 0
                                    

Mataku ini kembali terbuka. Ku lihat Denny yang terlihat melakukan sesuatu di depanku. Ia tidak melihatku. Tapi sepertinya... Dia sibuk.

"Den... Denny,"

Denny terkejut dan melihatku.

"Oh, Zaide, maafkan Erenna. Dia tak bisa berbuat apapun untukmu." Katanya

"Apa... Maksudmu?" Tanyaku

"Hm... Erenna tidak bisa membantu untuk mengembalikan perjanjian John." Jawabnya

"Tak apa. Lagipula... Aku akan bisa bertahan. Tak masalah apa yang aku lakukan. Tapi... Aku tidak ingin menyakiti orang lain!"

"Katanya... Kau tak akan bisa bertahan, kawan. Dirimu ini telah rusak! Kau sadar apa yang dilakukannya pada keluargamu?

"Apa kau sadar apa saja dosa yang kau perbuat? Apa kau sadar siapa saja yang telah kau celakai? Dan... Siapa saja yang ia buat sakit hati?

"Bangunlah, Zaide! Aku tak bisa melihatmu begini! Dirimu ini sudah mengalami kerusakan yang cukup parah! Bahkan... Erenna saja tidak bisa melakukan apapun untukmu!

"Zaide, maafkan aku. Tapi aku harus menuntut Tuan Foregin agar Beliau bisa mengembalikan dirimu!"

Denny berjalan keluar.

"Tunggu!"

Denny berhenti dan melihatku.

"Jangan lakukan itu! Kakek tidak bersalah, Den. Kau tidak pantas melakukan hal itu pada Beliau! Dirinya telah merubah takdirku! Tolonglah. Jangan pernah lakukan itu!"

Denny mendekatiku dan menatapku.

"Dirimu sudah keterlaluan, kawan! Aku hanya ingin dirimu kembali sebelum penderitaan itu! Aku ingin kehidupanmu sebelum kecelakaan itu berlanjut!

"Aku ingin dirimu kembali, sahabatku."

Aku melihat mata coklat kemerahannya, kemudian menggeleng pelan.

"Jika aku kembali... Maka kita tak pernah bertemu lagi."

"Apa maksudmu?"Tanyanya

"Aku akan meninggal, kawan." Jawabku pelan

Tiba-tiba matanya itu terbuka lebar. Dirinya tampak membeku dihadapanku. Seolah-olah badai salju telah membuatnya membeku.

"Kau lupa dengan apa yang tuanmu ceritakan? Ingatlah. Jika kau tidak menginginkanku pergi, jangan pernah menuntut kehidupanku pada Beliau.

"Kau akan tahu penyesalanmu jika kau melihatku tak bernyawa dihadapanmu. Jika kau masih menyayangiku sebagai seorang sahabat, apa yang kau lakukan?"

Ia masih tampak membatu. Dia tak bergerak sama sekali.

"Jadi, masihkah dirimu ini melawanku?"

(A/N:Ah!!! I like it!! Jarang bikin kata kayak gini )

"Za... Zaide,"

Mata Sang Pelayan itu mulai berkaca-kaca. Dirinya tak berani berkata apapun. Air matanya keluar setelah sebuah kedipan mata darinya.

Dirinya yang menangis itu tampak menyesal dihadapanku.

"Baiklah! Aku menyerah! Ka... Kau... Kau sahabatku! Aku tak bisa melihatmu tak bernyawa dihadapanku!"

Diriku melihatnya tanpa ekspresi.

"So... Can you understand me?"

Denny mengangguk pelan dan menghapus air matanya.

"Aku akan mencobanya. Aku tak pernah berteman dengan sesorang yang tak biasa sepertimu dan Erenna."

"Cobalah. Aku akan mencoba menjadi seseorang yang normal di dunia ini."Kataku

Denny tersenyum padaku.

"Aku sungguh merasa menyesal padamu hari ini. Lalu... Apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya

"Bawalah diriku ini pada gadis cantik itu."

"Tidak perlu."

Aku mendengar suara seorang perempuan. Aku melihat ke balkon dan melihat Erenna yang berdiri melihatku.

Dirinya masuk ke dalam dan membiarkan jendela terbuka dan membawa angin masuk.

"Aku sudah dengar semuanya. Tapi... Aku tidak bisa berbuat apapun. Maafkan aku, tampan."

Aku melihatnya melangkah mendekati ranjang yang masih kutempati ini.

"Aku sudah muak denganmu, Erenna! Kau benar-benar menyukainya." Kata Denny yang langsung berdiri dan menjauhiku

"Aku bilang 'tampan' saja sudah kau tuduh. Kau ini mudah cemburu."

"Jadi... Aku tidak tampan, begitu?"

"Hmp... Aku sudah kesal melihat sikapmu belakangan ini hanya karena takut sahabat pirangmu itu merebutku darimu!"Kata Erenna yang kemudian melihatku

Denny melihat Erenna yang sibuk melihatku. Aku hanya...

"Tuh, kan! Kau menyukainya!"

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang