Thank You, Family

13 2 0
                                    

Aku tidak pernah mendengar ini sebelumnya. Tapi ini membuat kepalaku sakit lagi.

"I hate you! I hate you when you do this! I hate you, Lord!"

"Za... Zaide, ini kakek. Tenanglah!"

Srek...

ARRGGHH!!

"Telah ku goreskan kakimu agar kau tak dapat berjalan lagi. Kay Flame tidak akan takut, monster! Kembalikan Zaide padaku!"

"Ka... Kau..."

"Kay, kau kejam!"

Aku tertunduk menyesal dan mulutku terbuka untuk bicara.

"Te... Teri-ma ka-kasih, K... Kay. Kau... Kau telah membuatku men-"

"Za... Zaide,"

Aku memejamkan mataku dan tersenyum.

"Maafkan aku, Zaide."

"Kau mengingatnya?" Tanya John

Aku melihatnya dan mengangguk padanya.

"Sudah. Ayo kita tidur lagi. Ini sudah jam 1 malam. Dan hari berganti cukup lama karena penantian kita." Kata Corwin

"Ya. Penantian yang panjang dari siang sampai malam ini. Sangat malam. Good night, all!" Kata Kay

Aku melihat mereka berdua yang akan tidur lagi. Mereka berbagi satu sofa yang cukup nyaman.

Tania menutup tirai yang membataskan aku dan kakek. Dan John mengambil bangkunya tadi dan duduk.

Aku sendiri... Aku hanya melihat John.

"Kau tidak tidur?" Tanya John

"Tidak. Aku tidak mengantuk. Setelah semua yang terjadi hari ini...

"Apa kau masih tidak percaya bahwa seseorang mencoba membunuhku?"

"Kau masih membahasnya? Tentu saja sekarang aku percaya. Semua orang berusaha mengincarmu. Agar kau tidak mengancam desa." Jawab John

"Tidak. Bukan itu. Saat aku mengalami hal buruk saat kecil. Dan... Ayah selalu berusaha menolongku."

"Oh... Sekarang aku percaya. Dulu aku tidak begitu tahu tentang dirimu. Dan... Ayah dan ibu belum terbunuh saat itu. Dan... Aku masih tidak percaya kalau..."

"Aku yang membunuh ibumu? Maafkan aku. Tapi... Aku juga telah... Membunuh ibuku. Ibu kandungku."

"Benarkah? Aku tidak percaya ini!"

"Begitu juga aku."

John hanya melihatku.

"Tidurlah. Kantung matamu terlihat hari ini. Kau kurang tidur, ya?"

"Ya! Dan itu sudah pasti apa penyebabnya."

"Aku. Maaf."

"Tak apa jika takdir sudah berkata begini. Tapi... Kau bisa mengubahnya. Pasti!"

"Pasti. Akan kucoba."

"Baiklah. Good night, big brother."

"Good night, good boy."

John kembali tidur dan aku hanya melihat jendela yang menampakkan langit malam yang gelap.

Setelah ku pikir, saat ini tanggal 4 Mei 2016. Sudah dua hari aku di sini tanpa ku sadari. Sama sekali tidak.

Aku mengangkat celana panjangku dan melihat kedua kakiku yang dibalut perban putih yang bersih.

Kulihat Kay yang sudah terlelap di samping Corwin yang melihatku.

"Ada apa, kawanku?" Tanya Corwin yang kemudian beranjak dan menghampiriku

"Tidak ada. Aku hanya tidak mengantuk."

"Tentu saja. Kau baru bangun sekarang. Kau tidak bisa tidur lagi, kawan." Kata Corwin

"Ya. Aku tahu itu."

"Aku turut sedih dengan keadaanmu, sahabatku. Tidak ku sangka kau begitu menderita."

"Kau tidak perlu begitu. Aku akan baik-baik saja."

Corwin mengambil sesuatu di sakunya, kemudian menunjukkannya padaku.

"Kau mau lihat koin biru yang bagus ini?" Tanyanya yang memegang koin biru yang menyala

"Wow! Kenapa... Ini bisa menyala?" Tanyaku

"Ini bukan koin biasa. Koin ini bisa menyala di malam hari. Dan... Aku tidak menyangka bahwa koin ini senilai 10 koin emas yang masih di dalam tabunganmu." Jelas Corwin

Ini, kan koin yang ku benci saat pertama bertemu. Tapi aku menyukainya saat bersinar di malam hari.

"Ahaha... Kau mengejekku, ya?" Tanyaku

"Ya... Kau pergi begitu saja dan tak lama koin ini muncul. Ini disebut koin keberuntungan karena ini ditemukan setelah kepergianmu." Jelasnya lagi

"Mengapa kau mau menjelaskan semua itu padaku?" Tanyaku

"Kau, kan sahabatku, Zaide! Dan aku juga tidak mau kau ketinggalan zaman."

"Terima kasih, Corwin."

"Ah... Itu tidak masalah."

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang