Shooting on Night

11 2 0
                                    

2nd May 2016 on 19.13 PM

Sungguh indahnya malam ini. Langit penuh dengan bintang yang berkelip di gelapnya malam.

Aku berdiri dan menopang tubuhku pada pagar koridor. Ku tatap langit gelap ini ditemani secangkir Teh yang baru kubuat.

"Zaide,"

Ng...

Aku menengok ke kiri dan melihat John yang ada di sampingku.

"Zaide, jangan menatapku begitu. Kau menyeramkan."

Eh... Aku hanya melihatnya tidak menatapnya dengan tatapan itu. Bahkan aku tidak tahu jika aku menatap dengan mengerikan.

"Ma.... Maaf. Aku tidak tahu."

John melihat langit.

"Oh... Banyak sekali hari ini. Kau beruntung dapat melihatnya."

"Ya. Aku begitu beruntung."

Strup....

"Eh... Kau masih Pilek?"

"Tidak. Aku hanya-"

"Sudah masuklah. Kau akan merasa lebih hangat."

Aku mengangguk dan masuk ke kamar. Tanpa membawa cangkir itu.

Ckrek...

Aku hanya diam di tempat karena melihat...

"Co... Corwin..."

"Ada apa, Zaide?" Tanya John

John mendekatiku dan berteriak.

"Ah..."

Dan...

Puk...

Ia langsung memelukku.

Aku melihat Corwin yang tampak pura-pura mati di hadapanku.

Wajahku langsung tampak kesal. Karena... Dia telah mengotori kamarku dengan darah buatannya. Seharusnya TKP-nya tidak di sini. Dan sepertinya aku harus menakuti John.

Tiba-tiba saja kepalaku kembali pusing. Oh... Mengapa lagi?

Aku menggelengkan kepalaku dan melihat John.

"Kau telah melihat korbanku, John West. Lupakan ini, atau... Kau yang menjadi korban berikutnya."

John kaget dan langsung melepaskanku.

"Apa yang membuatmu begini lagi, Zaide? Kenapa kau bisa melakukan ini?" Tanya John yang mulai berjalan mundur

"Tidak ada. Tapi kau... Kau yang melakukan apapun padaku."

Aku memejamkan mataku dan kembali melihat John dengan tatapan yang ditakutinya. Lalu aku berjalan perlahan ke arahnya dan ia langsung berlari ke kamar murid.

Aku tersenyum layaknya Sang Pemeran Antagonis dan masuk ke kamar dan berjalan mendekati Corwin yang terbaring di lantai kamarku.

"Well, Window. Kau telah musnah. Dan tak ada satu pun orang yang bisa terselamatkan dariku. Dari hari ini hingga seterusnya, aku akan mengambil alih desa ini. Dan aku akan membuat mereka sirna! Musnah! Dan tak ada satu pun manusia berani ke desa ini."

"Cukup! Itu sangat bagus, Zaide!"

Terdengar suara yang berasal dari kamar mandi dan keluarlah Si Rambut Coklat Kemerahan. Kay.

Dan Corwin bangun dan bertepuk tangan.

"Kau juga bagus, kawan. Kau bisa mehanan tawamu." Kataku

"Padahal aku tidak mengabarimu. Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Corwin

"Aku yakin kau hanya mati karenaku, Corwin." Jawabku

"Ah... Kau ini! Jangan begitu! Aku jadi takut. Aku pinjam kamar mandimu." Kata Corwin yang berdiri dan masuk ke kamar mandi

Aku melihat noda darah buatan yang ada di bawahku. Aku tersenyum dan langsung melihat Kay yang duduk di tempat tidurku.

"Well. Ayo bersihkan ini." Kataku yang kemudian berjalan ke atah lemari

"Kata Corwin ini bisa langsung bersih. Dan mungkin sedikit meninggalkan bau." Kata Corwin

"Hmm... Memang begitu sejak dulu. Sepertinya dia tidak pernah menambah ilmunya itu." Kataku yang mengintip di samping kiri lemari yang gelap. Aku tidak begitu bisa melihat benda-benda di sini

"Hahaha... Itu lucu sekali. Padahal gurunya sudah ada bersamanya selama ini." Kata Kay

Ah... Di mana pel itu? Padahal aku selalu menyimpannya di sini.

Aku tidak bisa menemukan pel itu. Di mana dia?

"Mencari sesuatu, Zaide?" Tanya Kay

"Aku... Mencari-"

"Pel? Itu aku bisa melihat di tempatmu saat ini." Sela Kay yang terdengar di belakangku

"Eh... Lalu... Ke-ke-kenapa aku tidak bisa...

"Bi-bisa..."

Pandanganku saat ini yang sudah gelap, bertambah gelap lagi.

Aku tak bisa melihat lagi dan aku tak dapat keluar dari kegelapan ini.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang