Me and Grandma Tasya

17 2 0
                                    

2nd May 2016 on 12.34 PM

Ckrek...

Aku membuka pintu ruang keluarga dan semua anggota keluarga melihatku. Semuanya.

Aku sempat terdiam melihat mereka karena merasa tidak enak tentang tadi.

"Zaide, senang kau kembali. Ayo masuk saja." Kata Nenek Tasya yang masih berada disini

Tapi... Aku tidak melihat kakek. Di mana Kakek Foregin?

Aku hanya mengangguk pelan dan masuk ke dalam. Tak lupa aku menutup pintunya.

Aku berjalan mendekati nenek dengan perlahan. Tapi karena kakiku masih terasa sakit setelah berlari...

Bruk...

Aku terjatuh lagi. Tepat di depan nenek.

Seharusnya aku tidak mencoba untuk berlari.

"Zaide, kau tak apa?" Tanya Nenek Tasya yang mengelus rambutku yang cukup tinggi ini

Aku hanya melihat nenek dengan penuh rasa menyesal. Mau bagaimana lagi? Aku begitu keras hanya untuk dipercaya, sedangkan... Nenek sudah tahu.

Aku tak bisa berkata apapun. Pikiranku ini terus berkata tidak untuk bicara. Apa aku harus seperti ini terus?

Aku mengambil napas panjang dan mulai bicara.

"Nek.... Aku.... A-aku minta maaf."

Nenek Tasya hanya tersenyum padaku. Senyumanya bagaikan senyum seorang ibu.

Aku hanya melihatnya aku tak bisa berkata apapun. Aku juga tidak bisa berpikir. Tapi hanya senyuman wanita baik ini yang bisa membuatku beku.

Apa... Apa nenek melihatku lagi? Melihatku sebagai Arieze?

Latar belakang seorang ibu yang telah kehilangan anaknya karena diriku... Ini terlalu sulit. Sulit untuk merelakan kepergiannya.

"Arieze!!"

"Hm.. Itu bukan anak kita, Tasya. Arieze sudah meninggal 15 tahun yang lalu. Apa kau tidak ingat?"

"Apa itu benar, Zaide? Kau bukan anakku?"

"A... Aku tidak tahu. Anda membuatku bingung, nyonya yang baik."

"Maafkan aku, Zaide. Aku begitu rindu dengan anakku Arieze. Karena tragedi itu! Karena anak kecil itu! Karena anak berambut pirang itu! Karena anak yang bermata merah darah itu! Anakku meninggal karenanya!"

"Zaide, apa ada masalah?"

Aku terkejut dan melihat nenek yang terlihat bingung melihatku.

"Tidak. Tidak ada, kok." Jawabku

"Maafkan aku. Aku harus kembali. Foregin memintaku pulang saat ini." Kata Nenek Tasya

"Tidak masalah. Sekali lagi... Maafkan aku."

Nenek Tasya berdiri dan keluar dari ruang keluarga. Sepertinya satu ingatan sudah terselesaikan dengan... Cukup cepat.

"Wah... Cerita yang bagus, Kakak Zaide!" Kata Tania

Aku melihat semuanya yang terlihat cukup puas dengan ceritaku yang pertama.

"Dan itu berakhir bahagia." Kata Kay

"Kau sudah membuatku bangga hari ini, Zaide. Pertahankan sikapmu yang baik ini." Kata John

"Tapi jangan banyak berpikir, ya!" Lanjut Corwin

"Hahahaha...."

Aku tersenyum dan ikut tertawa bersama mereka. Walaupun sebenarnya cukup malu dengan sikapku ini.

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang