20

127 13 4
                                    

"Appa," Joshua memulai pembicaraan di ruangan kerja sang ayah, Hong Jongki. Sedari tadi aura di ruangan ini sangat dingin. Jongki memandang anak sulungnya dengan tajam.

"Aku ingin membatalkan pertunangan ini." tukas Joshua tegas.

"Kenapa? Apa ada alasan lebih logis lagi, Jisoo?" tanya Jongki santai.

Dahulu saat Joshua menginginkan pertunangan ini dibatalkan, dia memberikan alasan tidak masuk akal. Katanya menunggu adik kelas-nya yang kabur ke Amerika. Kalau sudah kabur, kenapa harus dicari?

Lagipula Jongki juga tidak suka Yura. Entah kenapa. Jongki menunggu anaknya mencari alasan yang pas untuk membatalkan ini semua.

"Adik kelasku sudah pulang, appa. Dan dia.. Belum menikah, tidak seperti yang dikatakan appa."

Jongki menyunggingkan senyum menawannya. Dahulu, senyum ini menjadi kesenangan wanita-wanita. Hanya tersenyum, para wanita akan berhenti bernapas.

"Bagus Jisoo. Itu alasan yang akan berhasil. Tambahkan kejujuran sedikit dan kita dapat membatalkannya."

"Maksud appa? Kejujuran seperti apa?" tanya Joshua langsung. Kejujuran? Kejujuran seperti apa? Apa maksud appa?

"Kau beri tahu orang tua Yura, kalau kamu tidak cinta dengan Yura. Kamu hanya cinta adik kelasmu. Dan, kalaupun kamu bersama Yura.." penjelasan Jongki berhenti. ".. Yura tidak akan bahagia."

Joshua memandang Jongki bingung. Maksud tidak akan bahagia, apa?

Tampaknya pikiran Joshua sedikit blank. Sehingga sedikit susah untuk berpikir jauh.

"Tidak akan bahagia dalam artian.. Harus mendengar igau-an kamu tentang Nara setiap tidur. Itu salah satunya."

Joshua mengangguk mengerti. Tapi–

"Darimana appa tahu kalau aku suka mengigau?" tanya Joshua. "Dan, dari mana appa tahu kalau nama adik kelasku itu Nara?"

Jongki sedikit gelagapan. Dia tidak ingin ketahuan memergoki Joshua sedang mengigau di rumahnya. "Ah.. Tidak. Appa tahu dari eomma."

"Baiklah.. Gomawo, appa!" seru Joshua lalu memeluk sang ayah. Jongki menyunggingkan senyum lagi, tetapi tanpa sepengetahuan Joshua.

"Jisoo.. Maafkan appa.." gumam Jongki ketika Joshua sudah keluar.

'Kalau bukan karena ambisi-ku, aku tidak akan membuat hidupmu jadi rumit. Jadi, maafkan aku..'

~oOo~

Ahahahahahahahahahahaha... Chapter ini dikit ya? Maaf yaa.. Soalnya hampir stuck. Ini aja ngelanjutinnya dengan penuh perjuangan -_-

Jangan lupa vote ^^

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang