29

161 17 2
                                    

"Josh, bagaimana Yura? Kau sudah membatalkannya kan?" tanya CEO Pledis. Joshua terdiam, bungkam. Ia tak tahu pertunangan ini sudah berakhir atau belum.

Seungcheol menyambar, "dalam tahap meditasi satu sama lain, sajangnim."

CEO Pledis memberikan isyarat apa-maksud-proses meditasi? kepada Seungcheol. Seungcheol pun mengerti, "aku sedang dalam proses berbicara perlahan-lahan dengan eomma Yura. Seperti kemarin-kemarin, eomma-nya yang menekan perjodohan ini. Bukan Yura."

"Bagus, Seungcheol. Josh, kau sudah bisa tidur nyenyak? Kantung matamu kelihatan mengecil dari sini." gurau sang CEO kepada Joshua. Jarak kursi CEO dan Joshua terpaut 5 kursi, sedikit jauh.

"Ya. Dia sudah kembali, sajangnim."

"Aku akan biarkan dia berada di dekatmu. Hanya dia yang dapat membuat kantung matamu mengecil," gurau CEO Pledis, "tapi aku tidak mengijinkan kalian menjalin hubungan. Untuk saat ini."

"Karir kalian masih panjang. Paham?" Joshua mengangguk lemah. 'Untuk saat ini. Ya, untuk saat ini.' batin Joshua.

"Ne, sajangnim." jawab member Seventeen serempak. Joshua mendesah lega, sedikit masalah sudah usai.

Beda dengan namja diujung, Kim Mingyu. Dia diam di tempat, tanpa menjawab ya kepada CEO Pledis. Rasanya ia tidak setuju dengan pernyataan 'Joshua boleh dekat dengan Nara.'

Rasanya sesak, yah, sedikit nyeri.

"Kim Mingyu-ssi?" panggil CEO Pledis. Mingyu tersadar dari lamunannya, "ada apa, sajangnim?"

"Kau setuju kan?" Mingyu mengangguk walaupun rasanya enggan. Nara, Mingyu harus tahan melihat kedekatan Joshua dan Nara.

'Kenapa denganku? Ini rasanya salah.'

"Kenapa hanya mengangguk?" tanya CEO Pledis. Mingyu menampilkan senyum yang dipaksakan, Wonwoo sadar akan hal itu. "Aku setuju, sajangnim."

Kebetulan Wonwoo duduk di sebelah Mingyu. "Kau kenapa, Mingyu-aa?" bisik Wonwoo.

Mingyu terkekeh, "tidak apa."

"Aku tahu semua tentangmu, Kim Mingyu. Jawab dengan jujur apa susahnya?" bisik Wonwoo. Mereka sedang berbisik-bisik berdua.

"Tak apa, Wonwoo-ya.."

"Kau ... Suka dengan Nara?" tanya Wonwoo hati-hati. Itu yang terlintas di pikirannya, apakah Mingyu suka Nara atau tidak. Pasalnya, Mingyu selalu tersenyum tulus, tidak pernah dipaksakan senyumnya. Dia hanya tersenyum paksa ketika ada sesuatu yang tidak disukainya.

Dan kemungkinan, alasan itu yang muncul di benak Wonwoo.

Mingyu mematung. Apakah ia suka dengan Nara? Ini tidak mungkin. Wajar kalau Joshua suka—atau cinta—dengan Nara. Tapi Mingyu?

Bahkan mereka bertemu baru-baru ini. Terlalu singkat untuk sekedar membuka hati untuk yeoja, bagi Mingyu.

"Sudahlah, aku tak apa."

~oOo~

Maaf ya kalau nunggu :') aku sedikit stuck. Kalau dipaksa, nanti nggak dapet feel-nya.

Eiya, aku mau vakum sampai guru Matematika-ku nggak sadis lagi. Sekarang dia rajin kasih PR plus tugas. Bikin capek. Nggak sempet nulis ini.

Jangan lupa, voment.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang