24

146 15 6
                                    

Cklek

Pintu kamar Minha terbuka. Semua keluarga memandang Jihwan dan Seungcheol yang keluar dari sana. Mereka mencari kedua lelaki itu ke segala penjuru ruangan, dan keduanya berada di kamar Minha.

"Kau jangan buat panik, eomma. Jihwan.." ujar Seolha dengan lembut kepada Jihwan. Kini Jihwan tengah berada didalam pelukan sang ibu. Pelukan kasih sayang.

Seungcheol juga dihadiahi pelukan wanita. Yura memeluknya, dengan erat. "Jangan membuatku takut, Seungcheolie.."

Deg

Deg

Deg

Suara itu diyakini suara jantung Seungcheol. Tentunya, hanya Seungcheol yang mendengar. Dia mematung dipelukan Yura. Dia tidak tahu harus berbuat apa.

Yura melepaskan pelukannya. "Seung, jangan buat aku khawatir." seketika pipi Seungcheol merona, walaupun tidak terlalu terlihat.

Setelah beberapa pelukan khawatir itu, keluarga Joshua dan Seungcheol pulang. Jongki, Seolha dan Jihwan pulang ke rumah, sementara Joshua dan Seungcheol pulang ke dorm.

Di perjalanan menuju dorm, Seungcheol bercerita banyak tentang apa yang dilakukannya di kamar Minha. Tapi memotong momen flashback pernyataan cinta Minha untuk Jongki.

"Jadi dulu, Minha ahjumma pernah suka dengan appa? Mereka tidak pernah pacaran kan?" tanya Joshua.

"Untungnya, tidak. Aku tidak tahu kalau nantinya Minha ahjumma pernah pacaran dengan Jongki ahjusshi. Bisa makin rumit." jawab Seungcheol, lebih mirip gumaman malah. "Apa kau sudah menelepon Nara? Aku takut dia kenapa-kenapa."

Joshua menghidupkan ponselnya. Sekarang sudah jam dua pagi. Nara sudah terlelap di kamarnya, pasti. "Terlalu malam. Kita kejutkan saja. Dia pasti sudah tidur sekarang."

Seungcheol menggumam lalu menjalankan mobilnya dengan kencang. Dia khawatir dengan adiknya. Apalagi setelah adiknya berbicara tentang sasaeng fans.

Mobil sampai di halaman dorm sekitar pukul tiga pagi. Benar, Nara sudah terlelap di tempat tidur Joshua. Tapi dibawah, ada Mingyu dan Wonwoo yang tidur beralaskan karpet. "Wonwoo-ya, Mingyu-aa. Pindahlah ke kamar kalian."

"Ne, hyung." Wonwoo dan Mingyu kembali ke kamarnya. "Jisoo, jangan tidur dikasur. Aku yang tidur disana."

"Tapi, Seung–"

"Tidak. Dia adikku. Kau boleh tidur dengannya kalau kalian sudah menikah." Joshua menghela napas kasar, lalu mengambil bantal dan guling untuk tidur.

Joshua terlelap dengan cepat. Seungcheol memandang wajah adik satu-satunya itu. Wajah Nara tidak banyak berubah. Hanya sedikit hitam di kelopak mata, mungkin ia akan menyuruh Yura untuk mengajak Nara ke salon esok.

"Oppa akan berusaha membuatmu bahagia, Nara. Aku janji."

Lagi-lagi, satu janji dari sekian banyak janji yang hanya digumamkan Seungcheol. Tidak tahu itu akan ditepati, atau tidak.

~oOo~

Holaaa..!!! Comeback lagi :v ceritanya Jihwan sama Seungcheol agen meditasi. Kayak mau cerai aja :3

Voment-nya ditunggu :)

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang