19

147 13 2
                                    

"Maksudmu? Aku tidak boleh pacaran dengan orang lain selain bersama oppa??" dia mengangguk.

"Janji saja.. Oppa tidak akan meninggalkanmu." guraunya.

Aku menautkan kelingkingku di kelingkingnya, "aku janji."

~oOo~

"Dino, dimana Seungcheol oppa?" tanya Nara kepada Dino. Dino menggeleng tidak tahu. Huft, kemana Seungcheol?

"Jisoo oppa," panggil Nara. Joshua memandang Nara. "Dimana Seungcheol oppa?"

Joshua mengedikkan bahunya, tanda tidak tahu. "Aku tidak tahu,"

"Nara, malam ini aku tidak di dorm. Aku pulang ke rumah eomma-ku dulu. Esok hari aku pergi ke dorm lagi. Lusa kan sudah harus tampil live."

"Ne, oppa. Tapi carikan Seungcheol oppa dulu. Aku takut Seungcheol oppa marah kepadaku.." gumam Nara. Joshua mengusap kepala Nara, menimbulkan semburat merah di pipi Nara. "Nanti malam ku telepon. Jangan matikan handphone-mu ya?"

"Ne." Joshua mengambil jaket dan pergi keluar. Nara tetap duduk di dapur. Dia tidak tahu kalau nanti malam, tak akan ada dua pelindung di dorm nanti malam.

***

"Seungcheol, aku minta tolong. Temani aku ke rumahku. Jisoo bilang, dia ingin pergi ke rumahku. A-aku takut kalau dia membatalkannya." ucap Yura kepada lelaki di sebelahnya. Mereka kini berada di taman.

"Untuk apa?" tanya Seungcheol datar. Dia hanya mendengarkan kalimat 'aku takut kalau dia akan membatalkannya' otomatis membuat mood-nya turun. Lalu apa gunanya dia ada disana? Untuk merasakan sakit hati?

Tidak. Dia tidak mau sakit hati lagi.

"Ku mohon. Kalau ada kau, Jisoo pasti tidak berani membatalkan pertunangan ini." Seungcheol menghela napas kasar.

Flashback ON

"Yura." panggil Seungcheol dari pintu dorm. Sedari tadi Yura duduk di kursi depan dorm. Dia tidak benar-benar pergi ketika selesai berbincang dengan Nara. "Seungcheol.."

"Aku minta maaf. Aku.. Akan jadi sahabatmu lagi." jelas Seungcheol tegas. Dia tidak sanggup marahan dengan Nara.

"Maksudmu?" tanya Yura spontan. Yang ditanya hanya diam, tidak berniat duduk disamping Yura. "Aku ingin jadi sahabatmu lagi, Kim Yura."

Spontan, Yura memeluk Seungcheol. "Aku tahu kau sahabat yang paling baik, Seungcheol. Maaf waktu itu.."

Seungcheol terdiam kaku, tidak tahu harus berbuat apa. Baiklah, dia akan menjadi sahabat Yura. Setidaknya mencoba dahulu.

Flashback OFF

"Jadi? Ikut yaa??" tanya Yura sambil memaksa. Mau tidak mau, Seungcheol mengiyakan ajakan dan paksaan Yura. Dia tidak menyangka efek seorang Kim Yura akan besar baginya.

"Ne, aku ikut." jawab Seungcheol pasrah. Biarlah, hatinya ini yang sakit. Demi Yura.

***

Suasana rumah Jisoo bisa dikatakan sepi. Tidak ada Jihwan yang biasanya merawat tanaman di depan rumah. Jihwan sudah pindah ke apartemen, jarak rumah ini ke kantornya jauh.

"Jisoo?" Joshua menoleh kearah pekarangan. Ibunya, Ji Seolha. "Eomma.."

Joshua menghampiri ibunya dan memeluknya. "Jisoo rindu eomma.."

"Eomma juga. Ah.." ibu Joshua mennghela napas. "Appa ada di dalam. Temui dia. Eomma tahu kau cinta adik kelasmu, bukan Yura."

"Eomma tahu dari mana??" tanya Joshua. Seolha mengedikkan bahunya dan memberikan tatapan eomma-tahu-semuanya-Jisoo.

"Baiklah eomma." gumam Joshua. Dia harus menyelesaikan ini semua. Dia harus membatalkan pertunangan ini. Jika tetap dilanjutkan, ini dapat mematahkan dua hati.

Hati kakak beradik yang sepantasnya bahagia.

~oOo~

Ini aku tambahin ya..

Luv,
Fathi

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang