A/N: Buat my badass biatch, sekarningtyas, jangan terbang terlalu tinggi ya.
ENJOY!
***
"Wake up, babe,"
Aku menciumi ujung hidungnya dan perlahan, sepasang mata biru itu terbuka.
"Good morning," katanya dengan suara serak khasnya di pagi hari. Ia tersenyum tipis dengan mata yang masih segaris dan mengecup bibirku berkali-kali, tidak sekalipun memberiku kesempatan untuk menciumnya balik. "How'd you sleep last night?"
Aku menangkup kedua pipinya dengan tanganku lalu merengutkan bibirku. "Kapan kau pulang, Caspy? Sampai jam dua pagi aku menunggumu, tahu."
Caspar menguap lebar lalu membuka matanya lagi. "Maaf ya aku pulang telat lagi dan maaf telah membuatmu menunggu lama. Finn memang sialan... dia sengaja mengulur-ulur waktu di jalan supaya kau semakin cemas."
Aku mendecakkan lidahku. "Siapa yang cemas? Dan tidak usah menyalahkan Finn, kau sendiri yang tidak menepati janji untuk pulang lebih awal."
Caspar menyentuh tangan kiriku yang masih berada di pipinya lalu mengelus ibu jariku lembut. "Tenang saja, jadwalku kosong sampai dua minggu ke depan and I'm all yours, baby."
Aku hanya menggeliat malas.
"Now tell me...," Caspar memeluk pinggangku and pulling me on top of him. "What the hell happened last night?"
"Bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu?" suntukku sambil menunjukkan padanya love bites—atau jika kau orang Amerika, kau akan lebih populer dengan istilah hickeys—yang ia buat di leherku. Caspar memalingkan wajahnya dan tertawa lucu.
"I will use the bathroom first," dia melepas pelukannya tapi kalah cepat denganku yang sudah mencengkram bahunya, membuatnya tidak bisa bergerak kemana-mana lagi. Sekarang, dia benar-benar di bawah kendaliku.
"You're not going anywhere, my little Woodpecker," aku pun menyeringai. "Payback, okay?"
KAMU SEDANG MEMBACA
L'Éternité et Aprés
Short Story❝I love you, I adore you, I want you, I need you, I miss you, I hate you...❞ What do those words simply mean to you?