Zayn Malik; "Sky's The Limit"

4K 173 4
                                    

A/N: Ini juga udah pernah di post di Five Shades of Love tapi kehapus. Cuma diedit dikit hoho.

ENJOY!

***

Perlukah aku mengulang waktu agar aku tetap bisa bersamamu?

Aku benci hari ini. Aku benci dimana tanggal yang tertera di kalenderku mengingatkanku tentang kejadian di masa laluku.

Jika kau tahu bagaimana suasana hatiku saat ini, aku sekarang merasa sudah sangat gelap. Sudah lama sejak sinar itu hilang. Sinar yang mampu membuat senyumku mengembang. Atau sesekali membuat jantungku berdegup sangat kencang.

Dia selalu menyejukkan hatiku. Setiap perasaanku kacau karenamu ataupun saat aku marah padanya, dia hanya tersenyum dan memelukku lalu mengucapkan kata maaf berulang kali. Dan itu dengan mudahnya membuatku memaafkannya lagi dan lagi, karena dia selalu dapat menenangkanku kembali. Menyeka air mataku yang selalu merepotkannya dan mengotori sapu tangan yang ia siapkan.

Dia seperti matahari. Matahari yang menyinari bumi serta yang membuat bumi menjadi suram tanpa kehadirannya. Kecerian di wajahnya, dia benar-benar terlihat seperti matahari hingga membuatku selalu dan ingin terus merasakan musim panas.

***flashback***

"Aku tidak ingin menyakitimu, tapi... aku cinta padanya."

Aku merasa mataku mulai berair. Apa yang kau harapkan dari seorang gadis yang baru saja mendengar jelas dari orang yang dicintainya selama tiga tahun ini, kalau dia sudah tidak mencintaimu lagi dan berpaling kepada gadis lain?

"Bagaimana denganku, Zayn?"

Lelaki itu terdiam seribu bahasa sementara dia terus-menerus menggigit bibir bawahnya, yang hampir membiru.

Miris. Kepalaku menengadah ke atas langit, berusaha menahan agar air mata ini tidak keluar. Setidaknya di hadapannya. Tapi, aku pun menangis karenanya. Karena aku kehilangannya. Kehilangan cinta yang selama ini berusaha aku pertahankan.

"Kau tak mencintaiku?"

"Aku pernah mencintaimu."

Aku menatapnya dengan geram. "Tapi, semuanya berbeda setelah dia datang!"

Zayn hanya mengangguk kecil. Itu semakin membuat hatiku teriris lebih dalam lagi. Kalau aku membiarkannya pergi, lalu bagaimana dengan perasaanku? Aku sungguh mencintainya. Jika aku merelakannya dengan gadis lain, apakah aku akan tetap baik-baik saja?

"Kau sungguh," aku memandang wajahnya yang sangat kusukai itu. Tuhan, aku tidak tahu harus bagaimana lagi. "Tidak mencintaiku lagi? Tidak adakah sedikitpun perasaanmu yang tersisa untukku?"

Zayn menggeleng lemah.

"Kau menyukainya?"

Dia mengangguk lagi.

"Apakah kau benar-benar menyukainya?"

"Ya. Aku menyukainya, sangat mencintainya." jawab Zayn, aku mendengar nada bangga dalam suaranya.

"Mengapa?" tanyaku dengan mata berkaca-kaca. "Apa yang membuatmu berhenti mencintaiku?"

"Akan lebih baik jika kita berpisah." ujar Zayn dengan suara bass-nya, dia menghiraukan pertanyaanku. Aku menyentuh dadaku, sakit sekali rasanya mendengar hal itu terucap dari bibirnya.

Aku menatapnya lirih. "Baiklah."

Dan dengan begitu kami berpisah.

***flashback end***

L'Éternité et AprésTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang