A/N: Just a quick ficlet. Hope you guys like this one (udah lama gak update di sini).
ENJOY!
***
Liam menatap refleksinya yang terpantul di kaca jendela kamarnya. Rambutnya acak-acakan. Lingkaran hitam samar di bawah matanya menandakan bahwa selama beberapa hari ini ia sulit tidur. Gadis itu pasti tak akan suka melihat kondisi Liam yang sekarang.
Sekarat, dan tak berguna.
"Kau baik-baik saja, Liam?"
Suara serak gadis itu kembali terdengar di speaker ponselnya, membuat Liam berpikir kalau mungkin hati gadis itu juga sama hancurnya seperti miliknya. Atau bahkan, lebih parah dari rasa sakit yang ia alami sekarang.
"Kau tahu, Via," kata Liam, berusaha menstabilkan emosinya. Ia menghirup oksigen dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Tuhan bisa saja membuatku tidak bangun lagi esok pagi."
"Or you could, like you always do every morning."
"Bagaimana jika aku benar?" sungut Liam, rahangnya mengeras. "Bagaimana jika aku pergi sebelum aku sempat mengucapkan selamat tinggal padamu? Sebelum aku sempat melihatmu untuk yang terakhir kalinya."
"Kau tidak akan pergi ke mana-mana, Liam," ujar Via. "Tidak untuk sekarang."
"Then stay!" kata Liam setengah berteriak. "Apakah kau begitu membenciku sampai-sampai kau meninggalkanku di saat aku benar-benar membutuhkanmu?"
"People do care, Liam. Just not the specific ones you want."
Ucapan Via barusan membuat Liam tertohok. Ia tak ingin memercayai apa pun yang ada di pikirannya sekarang. "Are you saying that you don't care about me anymore?"
Kemudian, Via tertawa. Bukan jenis tawa ceria yang biasa keluar dari mulutnya, melainkan tawa yang terdengar begitu putus asa. "Apa aku masih menjadi orang yang penting buatmu? Lalu, bagaimana dengan wanita itu? Sophia?"
"She's just a friend!" kata Liam. "You're the only one who matters."
Via tak menyahut lagi.
"Please stay with me, Via. Just... don't go."
"Maaf, Liam. Tapi,... mungkin kita memang seharusnya tak pernah bertemu."
Selanjutnya, terdengar bunyi yang panjang. Via telah memutuskan sambungan teleponnya. Liam pun mengusap air mata yang membasahi pipinya, meski akhirnya basah lagi karena air matanya tak kunjung berhenti mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'Éternité et Aprés
Storie brevi❝I love you, I adore you, I want you, I need you, I miss you, I hate you...❞ What do those words simply mean to you?