A/N: One shot ini udah pernah di post sebelumnya di kumpulan lima 1D one shots gue berjudul Five Shades of Love tapi entah kenapa kehapus sendiri (iya, wattpad emang sialan) so,... gue post ulang deh—setelah di edit juga.
ENJOY!
***
Langit mendung sore ini tak menghalanginya untuk menepati janji yang telah kami buat untuk bertemu di taman ini. Tempat dimana dulu kami pertama kali bertemu.
"Sudah menunggu lama?"
Aku tersenyum melihatnya yang sudah berdiri tegap di depanku sambil memberikanku satu buket bunga daisy oranye.
"Jika bukan jam karet, itu bukan kau namanya," ejekku sambil meraih tangannya dan menggenggamnya erat.
"Sepertinya akan hujan," gumamnya. Kepalanya menengadah ke atas, menatap langit yang sudah dipenuhi awan kelabu.
Aku mengangguk setuju, namun tetap menggandeng tangannya untuk mengitari taman.
Dia mendengus. "Jadi, setelah dua bulan tidak bertemu hanya ini yang akan kita lakukan?"
Aku menyenderkan kepalaku di bahunya yang tegap. "Apapun yang aku lakukan bersamamu, semuanya tetap berkesan bagiku."
Liam melingkarkan lengannya di pinggangku, membuatku merasa hangat. "Aku mengerti apa yang kaurasakan."
Hangat dan nyaman. Itulah yang kurasakan saat berada di pelukannya. Pelukannya masih sama, masih saja selalu menenangkanku.
"Aku tidak menyangka kalau kau akan kembali secepat ini..."
Liam tertawa. "Yah, karena kemarin aku mendapat telepon dari seseorang yang sangat kucintai dan untuk pertama kalinya," katanya, seulas senyum terukir di wajahnya. "Dia mengatakan bahwa dia merindukanku. Aku sangat bahagia, kau tahu?"
*
4 tahun yang lalu...
Aku melirik arloji di pergelangan tanganku dan mendecak pelan.
Sial. Ia benar-benar terlambat menjemputku.
Aku menarik koper biruku dan berjalan gelisah di jalan setapak taman itu.
Danielle, sepupuku, mengatakan bahwa pacarnya akan menjemputku di bandara. Namun, sudah dua jam aku menunggu disana dan tak ada tanda-tanda orang itu. Karena itulah aku pergi ke taman yang pernah diceritakan Danielle. Taman yang tak jauh dari rumahnya. Yang juga rumah yang akan kutempati selama tahun-tahun ke depan.
"Maaf, Nona, tadi anda menjatuhkan ini."
Aku berbalik badan dan menatap seorang pemuda dengan mata yang menyerupai biji almond tersenyum hangat sambil menyerahkan passport milikku.
Dengan cepat, aku meraihnya dan berterimakasih padanya.
"Apakah ini kedatangan pertama anda di Inggris?" tanyanya penasaran.
Aku menautkan kedua alisku. "Umm, ya. Begitulah."
Lelaki itu kembali menunjukkan senyum bersahabatnya lagi. "Kalau aku boleh tahu, anda berasal darimana?"
Aku mengerjapkan mataku. Kepo, batinku.
Aku menelan ludah, berusaha seramah mungkin. "Permisi, tapi aku harus cepat-cepat pergi."
"Ah, tunggu!"
Aku menoleh ke arahnya lagi. "Ya?"
Lelaki itu menyipitkan matanya. "Berendina...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
L'Éternité et Aprés
Historia Corta❝I love you, I adore you, I want you, I need you, I miss you, I hate you...❞ What do those words simply mean to you?