In Fact..

142K 2.4K 51
                                    

Guys!
Remember me? Astaga kangen banget dan gatau mau bilang apa selain maaf dan makasih banyak untuk dukungan kalian sejak awal momoo13 bergabung di wattpad! Ada beberapa hal yang membuat author tidak bisa melanjutkan cerita ini, salah satunya, entah ini eror atau ada yang mereport cerita saya, dari friend with benefit sampai sex appeal, jadi di beberapa bagian ada yang hilang maupun terpotong, bagi yang tau mengenai hal ini mohon bantuannya ya agar cerita author tidak terpotong lagi dengan tanpa sebab.
Saya tau, saya sangat mengecewakan pembaca setia saya selama ini, maka dari itu saya hanya bisa meminta maaf sebesar-besarnya dan berusaha untuk menebus kegalauan dan kekesalan kalian semua dengan lebih rajin post hanya untuk kalian  maafin ya!
Buat kalian yang masih mau baca, vomment dan mengikuti, terimakasih sebesar-besarnya ya!
Plis jangan report kalau ga suka tinggal jangan dibaca aja. Sekali lagi maaf yang menghilang selama 4 tahun, hari ini, saya kembali❤

* * *
Claudy's POV

Setelah insiden panas yang terjadi, ehm, kemarin, aku kembali mengingatkan diriku bahwa Ken memang betul-betul memiliki sex appeal yang tidak perlu diragukan lagi. Mungkin itu adalah magnet terkuatnya selama ini. Aku meliriknya yang tengah berlarian di lapangan, sobat kecilku itu sedang bermain basket padahal hari ini panasnya bukan main. Aku memilih menyeruput minuman dinginku di kantin bersama Javelin, teman baikku sedari SMP.

"Clau," panggilnya padaku, "Lagi bayangin apa sama Ken?" Cengir Elin yang minta ditampar olehku.

Aku mendengus kesal, "Awas ya lo, nggak gue ceritain lagi kapan-kapan."

Elin masih nyenyir dengan muka minta ditampol, "Iya deh, gue nggak gitu lagi," Dia menepuk pundaku, "Tapi, kalian belum sampe, ke, ehm.. begitu kan?" Elin berbisik dengan suara sekecil mungkin disamping telingaku.

"No, crazy!" Desisku kesal, "Gue nggak akan begitu sama Ken."

"Well, why? Jujur aja, menurut gue kalian saling suka, emang kalo lo nggak suka dia, lo suka siapa lagi?" Elin menaikkan alisnya.

Aku memilih menutup mulutku, karna perasaanku pada Daniel tidak pernah kusampaikan pada siapapun, dan mungkin aku baru menyadarinya saat Ken yang mencetuskan satu fakta besar itu kedepan mukaku sendiri.
Melihat Elin masih menatapku penuh selidik, aku memilih membalik keadaan.

"Lo sendiri gimana? Emang lo mau kalo diajak begituan sama cowok lo?" Tanyaku sok.

Elin mengibaskan tangannya, "Nggak usah ngalihin topik, gue aja jomblo, pengalaman pacaran aja nggak pernah, gimana mau begitu?"

Yap, betul! Aku dan sobatku Elin adalah perkumpulan dari manusia jomblo abadi. Aku sendiri juga tidak tau kenapa, mungkin aku memang sudah tergila-gila dengan salah satu dari antara Ken ataupun Daniel sedari kecil sampai sekarang, sampai melihat cowok lain saja, aku tidak pernah. Sedangkan Elin? Jangan dibilang, dia lebih kasar dariku, pembawaannya cenderung pongah. Padahal kalau mau dikata, wajahnya itu cantik banget, dengan kulit seputih pualam dan matanya yang ala-ala korea agak sipit tapi juga tidak, hidungnya yang kecil tapi mancung, dan bibir yang pink tanpa sapuan lipstik diiringi dengan kedua gingsul di gigi taringnya yang menambah efek manis.Tubuhnya juga termasuk tinggi untuk ukuran cewek-cewek, hanya saja dia cenderung cuek dan lebih suka mengikat rambutnya asal-asalan, seragamnya slalu berantakan dan slalu mencari-cari masalah, kadang aku heran kenapa dia begitu. Ketimbang dijadikan pacar, Elin lebih cocok untuk dijadikan teman untuk melakukan keonaran.

Tiba-tiba sebuah bola sudah siap menghantam mukaku,

"Lo nggak apa-apa, Clau?"

Eh, tidak jadi deh. Soalnya tau-tau saja, Daniel sudah menepisnya dariku.

Aku kontan menatapnya cengo.
Astaga! Demi seluruh malaikat yang imut-imut, kenapa Daniel manis sekali!

Elin berdeham menyadarkan lamunanku yang menatap Daniel dengan wajah iler hampir menetes.

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang