Temptation

23K 761 71
                                    

Tiap baca komen kalian itu gemes-gemes banget tau nggak sih😫❤ percayalah walau gabisa kubales semuanya, tapi kubaca semuanya satu persatu😭🙏thankyou guys you made my life!

Btw aku upload instrumental di media diatas, semoga kalian bisa membaca sembari menikmati ya..

* * *
Claudy's POV

"Halo, kenapa, Mike?"

Aku menoleh pada Daniel ketika aku mendengarnya mengangkat panggilan dari ponselnya.

"Oh.. Iya nih, gue lagi bareng Claudy kok. Mau ngomong?" Tanya Daniel membuat jantungku seketika berdebar.

Kenapa Mike sampai harus menelfon ke ponsel Daniel segala?

"Nggak usah? Oke-oke,. Gue lagi di club biasa sih.. Nemenin Elin sama Ken live music... Lo mau kesini? Ehm, oke kalo gitu, gue tunggu.." Lalu Daniel mengakhiri panggilannya, "Hape lo ketinggalan di apartemen Mike tuh, Clau. Tapi, lo bisa hidup tanpa hape ya ngomong-ngomong seharian ini." Ucapnya takjub.

Yah sebetulnya bisa-bisa saja sih. Soalnya aku juga sedang tidak menunggu kabar siapa-siapa. Kedua orangtuaku juga tidak rewel lagi karna mereka tau aku sudah mulai kembali tinggal dirumahku sendiri, "Mike mau kesini?"

Daniel mengangguk, "Awkward nggak nih?"

Aku menghela nafas, "Semoga nggak deh.."

Daniel hanya bisa nyengir, "Kalo dia dateng pas Ken lagi nampil begini, bisa dipastiin konsentrasinya langsung buyar deh, Clau."

Bisa jadi sih. Tapi, sudahlah..

Toh aku memang sudah tidak ada hubungan spesial dengan keduanya. Baik Ken, maupun Mike. Aku perlu istirahat dari hubungan yang menguras hati dan otakku. Lebih baik begini.

Dihadapanku, Ken dan Elin baru saja menyelesaikan satu lagu yang dipopulerkan oleh Honne dengan judul Location Unknown. Sebetulnya, aku merasa betapa lagu itu dimaksudkan Ken untuk menggombaliku. Soalnya selama perform diatas panggung, matanya terus tertuju padaku. Dasar mengesalkan. Aku tidak suka dengan perasaan yang kurasakan tiap kali dia menunjukan perasaannya padaku. Rasanya pertahananku jadi lemah dan hatiku jadi terlihat begitu bodoh.

Aku dan Daniel memesan beberapa makanan ringan juga minuman, sementara Elin dan Ken masih menyanyikan beberapa lagu yang sedang populer saat ini. Suara keduanya memang enak sekali untuk didengar, padahal suara Daniel juga tak kalah enak, tapi sobatku yang satu ini lebih memilih memendam bakatnya didepan banyak orang karna kutau Daniel adalah tipe yang lebih suka menjadi kasat mata diantara keramaian. Sementara aku, aku buta musik, aku bisa memainkan sedikit piano karna Ken pernah mengajarkanku dulu, tapi sekarang rasanya aku sudah buta sepenuhnya.

Seperti membaca isi otakku, tau-tau Ken memainkan lagu yang berjudul Canon in D by Pachebel dengan keyboard diatas panggung, sementara Elin berjalan turun menuju ke tempat duduk-ku juga Daniel disini. Ini lagu yang dulu pernah diajarkan Ken padaku, karna aku suka mendengar Tante Acha memainkan lagu ini dirumah Ken tiap kali aku main kesana saat masih kecil. Terdengar begitu menenangkan dan mudah menyangkut di otakku. Sangat manis bagiku saat itu, ketika melihat Om Rei akan duduk disamping Tante Acha seraya menikmati permainan piano dari istrinya tercinta. Dan kalau kuingat-ingat, keduanya memang sangat sempurna, dari segi wajah, penampilan, sampai otak, semuanya menurun semua pada putranya yang sayangnya brengsek banget ini. Kata orangtuaku, Tante Acha dan Om Rei memang tidak jauh seperti Ken saat muda dulu, tapi sebetulnya aku tidak begitu paham, maksud dari tidak jauhnya itu seperti apa sih?

Aku menoleh ketika kurasakan kepalaku dikenakan sesuatu yang padat seperti dijitak, jantungku kontan berdebar, "Mike?"

Senyuman Mike yang khas sekali, langsung menyambutku, "Hape lo nih.."

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang