Ken's POV
Brengsek.
Aku menonjok kursi jok mobilku dan tanganku yang lain menutupi wajahku.
Claudy sendiri menyilangkan kedua tangannya didepan wajahnya sendiri.
Nafasku sesak. Sesak sekali. Hatiku hancur. Hari ini. Berkali-kali. Setelah Daniel, sekarang Mike?
Isakanku lepas bersamaan dengan tangis Claudy yang pecah.
Kami baru berbaikan beberapa minggu, dan sekarang dia sudah menyakitiku lagi? Menghancurkanku lagi? Sial!
Apa dia tidak tau sesakit apa rasanya?
"Lo yang.. nggak pernah tau.. sesakit apa.. gue.. selama ini.." Ucap Claudy akhirnya ditengah tangisannya, "Gue liat lo, Ken.. Bertahun-tahun.. Dengan seluruh cewek-cewek lo, yang.. entah berapa banyak.!" Isakannya semakin menjadi dan dia terbatuk-batuk.
Hatiku terasa tertikam mendengarnya.
"Sejak dulu.. sejak kita, masih SMA.. Saat lo, gandeng mereka semua.. Saat lo, ceritain semuanya! Tentang lo dan semua cewek-cewek lo!" Teriak Claudy tertahan seraya memukul dadaku, "Saat lo, dicium cewek lain, saat malam prom night, tapi lo, malah berbalik marah sama gue!"
Aku menahan tangannya yang memukul dadaku. Tapi Claudy menepisnya.
"Menurut lo, gue nggak hancur?! Dua tahun ini.. gue lihat lo, sama seluruh cewek-cewek itu! Didepan mata gue! Apa peduli lo saat hati gue hancur, Ken!" Aku tau Claudy masih mabuk, tapi disinilah akhirnya dia bisa mencurahkan perasaannya. Aku mengeraskan rahangku sekuat tenaga. Aku nyaris tidak sanggup mendengar seluruh perkataannya, aku nyaris tidak mampu membalas tatapannya yang penuh derai air mata.
"Apa peduli lo! Gue tanya apa peduli lo?! Saat gue liat lo having sex dengan Audy! Didepan mata gue sendiri! Lo bayangin, Ken! Apa lo kira, perasaan gue bisa hilang begitu aja tanpa bekas?! 20 tahun gue bareng sama lo! Tapi lo terus-terusan nggak pernah berubah!"
Aku tidak tahan lagi, aku meraihnya kedalam pelukanku.
Dia benar. Aku yang slalu menyakitinya.
Tapi Claudy mendorong tubuhku dengan seluruh sisa tenaganya.
Dia terbatuk-batuk karna tangisnya yang semakin keras sedari tadi dan terus-terusan memaksakan diri untuk bicara.
"Clau.. lo nggak-" Aku meremas bahunya khawatir.
Dia mengibaskan tangannya, "Lo bilang, gue nggak ngerti seberapa sakitnya? Gue yang paling ngerti, Ken! Gue yang paling rasain itu semua! Dan barusan? Lo ciuman dengan Audy didepan mata gue!" Air mata Claudy serasa menghujam hatiku dalam-dalam.
"Dan lo juga ciuman dengan Daniel didepan mata gue sendiri, Clau!" Balasku berusaha mengenyahkan air mataku yang kembali menekan keluar.
"Karna gue...udah nyerah sama lo!" Claudy menatapku penuh amarah dan menghapus air matanya dengan kedua lengannya.
Hanya dengan deretan kata-kata itu, seluruh tenagaku serasa luruh.
Apa artinya ini..
Apa sebelumnya dia betul-betul memiliki perasaan denganku?
Apa karna seluruh tindakanku yang tolol, akhirnya dia sudah menyerah terhadapku?
Apa semuanya betul-betul sudah terlambat tanpa harapan?
Apa.. walau sedikit, Claudy pernah betul-betul memiliki perasaan denganku? Jadi, apa selama ini, aku salah paham? Apa walau hanya sesaat, kalau aku tidak salah mengambil kesimpulan dari kata-katanya, aku pernah dicintainya melebihi perasaannya terhadap Daniel?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX APPEAL
Romance18++ adult content, teenage story Claudya POV Hai! Aku Claudy, aku punya dua sahabat kecil yang dekat sekali denganku. Kenzo dan Daniel. Sebenarnya aku sudah lama tertarik pada Ken yang playboy dan suka sekali menggodaku, sedangkan Daniel yang dingi...