My best mates

111K 1.9K 64
                                    

Ken's POV

Begitu aku memutuskan untuk keluar kamar akhirnya, kudapati posisi konyol si brengsek Daniel yang tengah berjongkok di balik sela-sela pinggir tangga rumahku menuju lantai satu.

Berani sumpah, posisinya konyol setengah mati dan culun luar biasa. Tidak cocok dengan perawakannya yang biasanya cool dan sok cuek minta kutampar. Si tolol ini tengah berjongkok dengan gaya orang siap buang air besar, dan kedua tangannya berpegangan pada sela-sela pembatas, mana kupingnya seakan sedang menguping bagai penguntit maniak segala.

Tidak sulit untuk menebak kalau sahabatku itu, tengah menguping.

Mau tak mau aku jadi kepingin ngakak.

"Lo apa-apaan sih kayak begitu?" Tanyaku seraya menendang pantatnya.

Daniel sontak memelototiku dan menaruh jari telunjuknya di depan bibirnya.

Aku mengerutkan alis, lalu memilih ikutan jongkok disamping Daniel.

"Lo ngapain sih ikut-ikutan!" Sergah Daniel nyolot seraya berbisik nyaris tanpa suara.

Aku langsung nyengir lebar, "Lo lagi nguping ya?" Balasku juga berbisik, "Gue foto nih ya!"

"Gue tonjok ya, Ken!"

Tawaku langsung menyembur, "Lo musti liat-"

Tapi tak berapa lama aku juga mendengar suara Mamaku yang kepo setengah mati itu, tengah mengobrol dengan Claudy. Hei, kayanya namaku ada disebut-sebut deh. Seketika aku langsung ikutan menempelkan kupingku agar bisa mendengar obrolan keduanya.

Ketika pandanganku bertemu Daniel, si brengsek itu langsung menaikan alisnya dengan gaya sok.

Sebodo amat, yang penting aku kan mau tau juga kenapa namaku disebut-sebut segala.

Duh, suaranya kecil banget sih!

"Suaranya kecil banget sih," Gumamku sendiri.

"Makanya lo jangan brisik. Eh, apus dong foto yang tadi!"

"Ah, lo brisik banget sih, Niel!"

"Heh, jelas-jelas lo yang-!"

"Jadi, Clau.." Kudengar suara mamaku samar-samar tapi lumayan jelas, buru-buru saja kubekap mulut bawel Daniel dengan kedua tanganku, "Tante yakin banget, Ken dan Daniel itu udah terbiasa bareng-bareng sama kamu. Tapi makin kesini, mereka mulai mau monopoli kamu buat diri mereka sendiri. Tante sih mulai sadarin hal itu sejak Ken pulang sekolah tadi."

Sial! Mamaku bawel banget sih!

Kusadari Daniel yang masih dalam bekapan tanganku, kurasakan sedang menahan senyumnya dengan muka menyebalkan dan menatapku geli. Brengsek.

"Ehm, emang kenapa tadi pas Ken pulang sekolah, Tan?" Tanya Claudy ragu.

"Ya itu, uring-uringan nggak jelas. Bolak-balik ponselnya terus yang di cek. Kamu tau kan Clau, Ken itu malesnya setengah mati, tapi dia malah ngerjain tugas-tugasnya di meja makan sembari ngecekin ponselnya terus. Tante kan udah kenal banget sama anak Tante yang satu itu, dia itu kalo lagi uring-uringan pasti jadi kayak anak normal dan baik pada umumnya, berbalik 360 derajat sama dirinya yang biasanya." Oceh Mamaku panjang lebar.

Aku cuma bisa merengut mendengarkan ocehan menyebalkan tersebut.

Daniel melepaskan dirinya dari bekapanku, "Itu bener banget sih." Celetuknya dengan tampang seakan mengerti sekali.

Kudengar tawa Claudy selanjutnya, "Itu sih bener banget, Tan."

"Terus ya, Clau, pas dia denger suara mobil Daniel didepan, Ken langsung nemplok ke jendela. Berhubung Tante tau kamu kalo pulang sekolah nggak bareng Ken, ya pasti bareng Daniel. Nah, Tante udah langsung bisa nangkep deh, pasti something wrong sama kalian bertiga." Jelas Mamaku akhirnya, "Nah, sekarang Tante mau nanya, diantara Daniel yang cool dan Ken yang begajulan, Claudy mau pilih yang mana?"

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang