Something to hide

35.7K 791 49
                                    

Claudy's POV

Aku terbangun oleh alarm di ponselku sendiri. Duh, baru jam berapa sih ini?

Setengah sadar, aku menggapai ponselku dan membuka sedikit mataku yang masih terasa berat sekali. Semalam aku tidur jam berapa ya? Sepertinya aku ketiduran saat sedang menonton film di laptopku bersama Ken maupun Daniel. Aneh ya mendengar nama Ken dan Daniel kuucapkan secara bersamaan kembali? Aku juga merasa begitu kok. Pasalnya, sudah lama sekali rasanya semenjak kami bertiga bisa menghabiskan waktu bersama-sama lagi seperti saat masih sekolah dulu. Jujur saja, aku kangen banget kebersamaan kami yang menyenangkan seperti ini.

Tapi kurasa Daniel sudah pulang kerumahnya sejak semalam karna kulihat sekarang hanya ada Ken yang tau-tau sudah berpindah ke sofa yang berada disamping ranjangku.

Dan aku tidak bisa menahan senyumku karnanya. Aku tau, meskipun dia pernah menyakitiku berkali-kali, pada akhirnya, Ken tidak akan pernah berani mengambil kesempatan dariku saat aku tidak menghendakinya. Dari dulu, setiap kali dia menemaniku, walau keplayboyannya sudah bukan rahasia sama sekali, tapi tiap kali kami hanya berduaan dikamarku, tidak pernah sekalipun dia menyentuhku saat aku sedang tertidur.

 Dari dulu, setiap kali dia menemaniku, walau keplayboyannya sudah bukan rahasia sama sekali, tapi tiap kali kami hanya berduaan dikamarku, tidak pernah sekalipun dia menyentuhku saat aku sedang tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau aku mau jujur dan tidak membohongi diriku, sebetulnya, aku sangat merindukannya. Melebihi apapun, aku sangat merindukannya. Aku kangen dengan wajahnya saat tertidur begini, aku kangen dengan rambut ikalnya yang panjang dan diikat satu, aku kangen kepolosan wajahnya yang ditunjukannya hanya pada saat dia tertidur. Aku ingin kebersamaan kami yang menenangkan seperti ini. Aku kangen memandangnya tanpa perasaan cinta yang sekarang terasa begitu menyiksaku seperti ini.

Tapi..,

Apa aku pernah memandangnya tanpa rasa cinta sedari dulu?

Kali ini ponselku berbunyi dan bukan karna alarm. Melainkan, panggilan dari Mike.

Aku memperhatikan Ken sejenak sebelum mengangkat panggilan. Terlihat dari nafasnya yang tenang dan beraturan, sepertinya dia masih tertidur pulas. Jadi aku mengangkat panggilan dari Mike dan mendudukan tubuhku di tepi ranjang.

"Morning," Sapa Mike di sebrang sana padaku dengan lembut, "Wake up already?"

Aku mengangguk meskipun aku tau dia tidak bisa melihatku, "Yes, already and good morning.. " Balasku sembari tersenyum, "Gimana semalem tanpa gue? Kangen nggak?"

Walau aku juga tidak bisa melihatnya, tapi kuyakin Mike langsung tersenyum saat menjawabku, "Banget. Makanya gue telfon lo semalem, tapi lo nggak ngangkat-ngangkat."

Rasa bersalah langsung menjuluri hatiku, "Sorry,." Sesalku seketika.

Tapi Mike malah tertawa kecil, "It's okay.." Katanya menenangkan, "As long as,.. lo nggak bareng sama Ken, I'm fine with that."

Deg!

Jantungku serasa mencelos mendengarnya dan hatiku diliputi perasaan takut yang amat sangat. Aku takut Mike mengetahui fakta yang sebenarnya. Aku takut melihat reaksinya. Aku begitu cemas sampai-sampai aku merasa mual.

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang