Claudy's POV
Aku berusaha membuka mataku tapi rasanya berat sekali. Kepalaku masih agak sakit tapi ini lebih baik ketimbang biasanya. Aku mendesis seraya memijat kepalaku. Jam berapa ya sekarang?
Aku mengumpulkan tiap detail yang kuingat. Tiap potongan yang saling bertemu. Segalanya seperti kilasan akan ingatan kacau yang menyerupai mimpi. Tapi aku sadar bahwa segala ingatan ini bukanlah sebuah mimpi.
Tapi kenyataan.
Oh sial.
Kontan aku terbangun dari posisi tidurku. Apa yang...
Apa yang kulakukan bersama Ken semalam?!
Aku menunduk dan seketika menarik nafas lega luar biasa karna untunglah aku tidak tidur dengan kondisi polos tanpa busana. Tapi detik selanjutnya aku merasa mukaku langsung panas seperti direbus. Kedua tanganku langsung menutupi wajahku. Mengingat apa yang terjadi semalam, bisa dipastikan kalau Ken yang memakaikanku baju.
Uh, kurasa aku mau kabur ke selat terpencil saja untuk menyembunyikan diriku yang tidak jelas banget ini..
Aku berusaha melirik kearah sofa dan menemukan sosok Ken yang tengah tertidur meringkuk disana. Bahkan saat tertidur begini, dia tetap terlihat begitu menawan. Begitu memukau.. Dan bagaimana bisa dia tetap terlihat sebagai lelaki yang paling menarik di mataku selama seumur hidupku?
Lamunanku terputus dengan getar dari ponselku yang berada diatas meja disamping kasurku. Aku buru-buru mengangkatnya tanpa melihat lagi siapa penelfon tersebut karna aku takut suaranya akan membuat Ken terbangun. Aku tidak siap menghadapi Ken saat ini,
"Halo.." Ucapku seraya loncat dari tempat tidurku, dan kabur secepat kilat ke dalam kamar mandi, membuka pintu sepelan mungkin dan kembali menutupnya sehati-hati mungkin dari dalam.
"Morning, Clau.." Sapa satu suara familiar tersebut dari ponselku.
"Mike..?" Ujarku seraya melihat layar ponselku, "Oh, iya.. ehm., Morning.."
"Baru bangun?" Tanyanya.
"Iya.. Kenapa, Mike?" Aku balik bertanya agak canggung.
"No.. I'm just.. Well-.. Lo ada waktu siang ini?"
Aku menggigit bibir bawahku. Aku tau kemana arah pembicaraan ini, tapi aku tidak siap untuk menghadapinya, "Ada apa?"
Aku bisa mendengar Mike menghela nafas disebrang sana, "Can we talk?"
Uh-oh. "Ten-tang?"
Aku menyadari perubahan suhu yang terjadi diantara kami saat ini terasa sangat aneh, tapi ini semua wajar terjadi setelah segalanya kan?
Mike kembali menarik nafas panjang-panjang di telfon dan aku merasa agak merinding dibuatnya, "I miss you..You know that."
Aku memejamkan mataku. Aku tau. Tapi semuanya lebih baik seperti ini. Aku tidak bisa berbohong bahwa ada juga sedikit kerinduan di hatiku akan kehadirannya. Tapi.. entahlah. Kurasa itu semua karna aku sudah terbiasa bertemu dan bersama dengan Mike setiap harinya. Kami tinggal bersama selama ini, dan setengah tahun bukan waktu yang singkat bukan? Mungkin ini semua hanyalah masalah kebiasaan semata.
"Gue nggak tau harus buat alesan apalagi untuk bisa ketemu lo lagi hari ini." Ucapan Mike membawa kembali rasa nyeri dan perasaan bersalah di dadaku.
Aku tidak tau harus mengatakan apa selain, "Maaf.."
"No, I get it.. But, just maybe.. Kita bisa ketemu?" Dia kembali bertanya.
"Of course it is.. Minggu depan kita udah mulai masuk kampus kan?" Jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX APPEAL
Romance18++ adult content, teenage story Claudya POV Hai! Aku Claudy, aku punya dua sahabat kecil yang dekat sekali denganku. Kenzo dan Daniel. Sebenarnya aku sudah lama tertarik pada Ken yang playboy dan suka sekali menggodaku, sedangkan Daniel yang dingi...