Desire

53K 1.1K 97
                                    

Elin's POV

Aku terbangun perlahan karna tubuhku secara sadar mulai merespon ciuman Daniel padaku. Astaga.. rasanya, benar-benar nikmat. Sensasi yang panas dari lidahnya yang memasuki mulutku membuat tubuhku memanas. Aku meremas rambut Daniel saat jarinya meremas tengkukku.

Daniel membuka matanya dan mata kami seketika bertemu. Aku tersenyum  dan dia melepaskan ciumannya padaku.

"Morning," Senyumku sembari mengelus wajahnya, "Udah bangun daritadi ya?"

Daniel menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal dan aku tau karna itu hanyalah salah satu kebiasaan yang biasa dilakukannya saat dia salah tingkah, "Morning.." Tapi dia tidak menjawab pertanyaanku.

"Kenapa?" Tanyaku bingung menyadari sikap Daniel.

Daniel hanya menggeleng seraya menarik nafas, "Sorry ya, Lin.. Gue, Emm, I mean, Aku.." Katanya tergagap membiasakan mengganti gue-elo-nya denganku menjadi aku-kamu, otomatis aku gemas setengah mati, "Sorry kayak gitu saat kamu masih tidur.."

Duh, kenapa sih cowok ini manis sekali?

Aku mencubit kedua pipinya, "Kenapa sorry? Gue, ehm, maksudnya aku.. aku seneng kok dibangunin dengan manis begitu." Cengirku padanya yang tengah berbaring menghadapku disampingku persis.

Daniel berkedip beberapa kali lalu menarik selimut menutupi seluruh wajahnya, "Duh..." Keluhnya didalam selimut, membuatku mengkerut bingung, "Kalo kamu manis begini, aku jadi..."

"Jadi..apa?" Tanyaku bingung dan menarik selimut yang menutupi wajah Daniel, "Kenapa ditutupin begitu sih?" Omelku sembari cemberut saat aku sudah membuka wajahnya yang ditutupi selimut.

"Jadi nggak kuat buat nggak cium kamu.. dan yang lainnya.." Gumam Daniel pelan dan melengos kearah lain.

Yaampun! Kenapa sih cowok ini polos sekali? Rasanya ingin kulumat saja! Mana wajahnya yang merona itu imut banget, membuatku jadi ikutan merona karna melihat wajahnya yang merah itu.

Aku tersenyum dan menyanggah daguku dengan satu telapak tanganku menghadapnya, "Apa itu yang lainnya?" Tanyaku menahan geli.

"Tau ah!" Daniel menutupi wajahnya lagi dengan selimut.

"Iihh, kasih tau dong!" Rengekku menarik selimutnya lagi.

"Jangan goda aku kayak gitu!" Tapi Daniel menahan selimutnya.

Aku mengulum senyum geliku, "Kenapa emangnya?"

"Nanti kalo aku nggak bisa berenti, gimana?" Daniel cemberut saat kami bertatapan.

"Nggak bisa berenti apa maksudnya?" Aku menaikan kedua alisku menggodanya, "Aku nggak ngerti! Jelasin dong!"

Daniel makin cemberut lalu menggigit tanganku yang berada didekatnya dengan bercanda.

Aku tertawa.

"Ahhh! Sakit!" Kataku disela tawaku, "Jangan marah ya kalo aku bales!"

"Nih! Bales aja!" Daniel menyodorkan pipinya mendekat padaku, "Nggak akan marah kok kalo balesnya disini." Dia menunjuk pipinya dengan jari telunjuknya.

Aku tertawa dan langsung menempelkan bibirku pada pipinya. Duh, aroma Daniel itu enak sekali ya, rasanya aku yang jadi tergoda dengan cowok ini.

Jadi, bibirku bergerak kesamping pipinya dan menggigit daun telinganya.

* * *

Daniel's POV

Astaga.

Nafasku seketika tercekat saat kurasakan bibir Elin menyentuh telingaku dan menggigitnya lembut. Rasanya.. aku langsung tidak kuat.

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang