Claudy's POV
Besok, kami ada acara untuk menginap di salah satu pulau yang sangat kusukai. Pulaunya masih sangat asri, masih sedikit yang tau keberadaan pulau tersebut, dan masih sepi. Dulu, ketika masih kecil, baik aku, Daniel, dan Ken, selalu bersemangat tiap kami liburan bersama ke pulau ini. Rasanya senang sekali bisa kembali ke pulau itu setelah sekian lama. Bedanya kali ini kami tidak pergi dengan keluarga kami, melainkan dengan teman-teman yang lain.
"Gue nggak sabar besok deh." Ujarku semangat seraya bersender pada samping mobil Daniel, "Udah berapa belas tahun ya sejak kita terakhir kesana?"
Daniel ikut bersender pada mobilnya tepat disampingku, "Sekitar 11 atau 12 tahun yang lalu kayaknya."
Aku mengangkat kedua tanganku dan bersorak gembira, "Kali ini pasti seru banget karna kita bisa berenang tanpa larangan orang tua!"
Aku menoleh dan mendapati Daniel tersenyum, "Kita bakal puas banget kayaknya 3 hari disana."
Ah, aku semakin tidak sabar rasanya! "Nanti lo harus lomba berenang sama gue ya, Niel?"
Daniel mengangguk menatapku menaikan kedua alisnya, "Emang kapan gue pernah kalah?"
Aku tertawa dan menonjok lengannya, "Nggak-nggak, selama ini gue cuman ngalah!"
Daniel mengelus kepalaku dan menyejajarkan wajahnya denganku, "Lo tau lo slalu ngalah demi orang lain?" Tanya Daniel dan senyumnya mendadak pudar.
Aku tersenyum dan menggeleng pelan, "Jadi, kearah mana pembicaraan kita sekarang?" Tanyaku seraya mengangkat kedua alisku tinggi-tinggi, "Ini alasan lo ajak gue ke tempat ini kan?"
Daniel hanya diam menatapku.
Aku menghela nafas membalas tatapan Daniel, "Niel, kali ini, ganti lo yang nggak perlu jawab pertanyaan gue yang tadi.." Kataku meremas bahu Daniel, "Sama seperti gue yang nggak bisa jawab pernyataan lo saat gue nyakitin hati lo dulu."
"Maaf.." Daniel meraih wajahku dengan satu tangannya, membuatku memejamkan mataku merasakan betapa hangat tangannya, "Maaf, karna gue minta lo buat tunggu gue.."
Aku meremas tangan Daniel yang berada di wajahku, "Maaf juga, karna gue bikin lo nggak sadarin perasaan ini sejak dulu.. Maaf karna keegoisan gue, gue pernah bikin lo ngejaga perasaan gue sampai lo jaga jarak dengan Elin.. Percayalah, Niel.. Saat itu, tindakan lo bener-bener ngebuat gue ngerasa begitu berarti."
Daniel meraihku dan memeluk tubuhku, aku membalas pelukannya. Rasanya memang nyaman sekali. Tapi, aku tau dan baru menyadari hal ini, pelukan Daniel memang selalu terasa melindungi. Aku ikut senang karna kali ini, aku bisa mempercayakan pelukannya pada orang yang paling tepat dan membutuhkannya. Pada Elin. Kurasa, aku juga tidak akan merelakan Daniel jika itu bukan dengan Elin. Elin gadis yang baik dan saat keduanya bersama, aku slalu iri melihat kecocokan yang terlihat pada keduanya.
"Jaga Elin baik-baik ya, Niel.. Gue akan bahagia liat kalian berdua. Mungkin kalo bukan Elin, gue nggak akan bisa ngerasa serela ini." Kataku seraya mengusap punggung Daniel.
Dia mengangguk, "Clau.. Lo betul-betul baik-baik aja?" Tanyanya, "Lo terlalu sering pendem semuanya sendiri. Itu yang bikin gue selalu khawatir karna gue tau, lo akan selalu keliatan baik-baik aja."
Aku tertawa pelan, "Terus lo pengennya gue nangis-nangis sekarang?"
"Bukan gitu maksud gue.." Daniel menggumam ragu.
Aku melepaskan pelukan kami dan meremas bahunya, "Gue baik-baik aja kok! Soalnya gue yakin nggak akan ada cewek lain selain Elin yang bisa bikin Daniel yang cuek dan tenang bisa lari secepet cheetah." Cengirku, "Lo udah nggak sadarin perasaan ini sejak lama. Sekarang, waktunya lo jagain Elin. Kalian berdua harus bareng-bareng terus. Gue yakin cuma lo doang cowok yang bisa ngimbangin Elin yang begajulan."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX APPEAL
Romance18++ adult content, teenage story Claudya POV Hai! Aku Claudy, aku punya dua sahabat kecil yang dekat sekali denganku. Kenzo dan Daniel. Sebenarnya aku sudah lama tertarik pada Ken yang playboy dan suka sekali menggodaku, sedangkan Daniel yang dingi...