chap sembilanbelas

578 53 0
                                    

Ox///gambar diatas itu Jevon ya, maaf, terlambat post fotonya Jevon⊙﹏⊙.. Laanjuut!!

Seseorang yang tidak asing lagi. Seorang wanita muda dengan berpakaian serba hitam ketat, sama seperti Fanya berdiri didepan gerbang ruang makan yang sudah hancur.

"Bagaimana pendapatmu tentang kejutanku?" Tanyanya dengan senyum manis pada Lenka.

"Yang mana kejutanmu? Menghadirkan Fanya, atau membunuh Jevon pelan pelan?" Tanya Lenka licik, mengangkat sebelah alis matanya. Matanya masih penuh air mata.

"Mungkin kedua duanya." Jawabnya.

"Totoh, kau-"

"Ayolah, kau tau, kau sama sepertiku. Tidak ada bedanya. Dan, kulihat, kau sudah seperti diriku." Kata wanita muda itu yang tentu saja itu adalah Totoh. Lenka mengusap pipinya yang basah.

"Kenapa aku harus sepertimu? Aku sama sekali tidak sepertimu! Hatimu busuk dan mudah sekali membunuh seseorang!" Kata Lenka.

" 'Kenapa aku harus sepertimu'? Tentu saja kau harus sepertiku, namun, tanpa harus sepertiku, kau sudah seperti diriku." Balas Totoh.

"Kau tidak menjawab pertanyaanku,brengsek!" Kata Lenka. Totoh melihat Lenka dengan tatapan tajam. Ia lalu menghela napasnya dalam dalam.

"Ketika kau mengatakan 'aku sama sekali tidak sepertimu', hatiku sakit. Hatiku hancur berkeping keping seperti Sebuah kepingan kaca yang pecah dilantai. Namun, dengan perkataanmu itu, aku mengerti bahwa kau belum mengenalku, belum mengenalkan sebagai mamamu sendiri!" Kata Totoh.

Dug

Mama? Mamaku? Totoh adalah mamaku?

"Apa? Mama katamu? Kau bilang kau adalah mamaku yang melahirkan aku dirahimmu?" Tanya Lenka.

"Kenapa tidak? Aku yang bertarung nyawa untuk menghadirkanmu dan adikmu agar kalian dapat melihat bumi ini." Balas Totoh.

"Kau ingin aku percaya dengan pengakuan konyol dan lucu mu itu?" Tanya Lenka. Totoh hanya diam. "Kau mau aku jadi anakmu? Kau mau aku percaya bahwa kau benar benar mamaku yang menikahi ayahku dan melahirkan aku juga Soraya yang pernah bersarang didalam rahimmu? Kalau iya," Lenka berdiri dari samping Jevon. "Kau harus butuh cukup bukti agar menguatkan pengakuanmu! Karena jika tidak, kau kuanggap hanyalah seorang penyihir." Kata Lenka dengan tajam. Lenka sengaja untuk memancing amarah Totoh dan bertarung dengannya. Namun hanya senyuman yang terukir di pipinya. Senyuman itu membuat Lenka bingung, ia bingung senyuman Totoh ,apakah senyuman itu tulus, atau licik, atau dingin,atau tajam? Senyuman misterius.

"Asal kau tau Lenka, ayahmu membawamu juga Soraya agar dapat melihat diriku."

Deg

"Ke-"

"Kenapa? Karena ia ingin memperlihatkan aku kepada kalian sebagai 'mama'." Lanjut Totoh dengan tenang. "Kau berpikir bahwa ayahmu berubah,padahal, ia hanya ingin membuat kejutan untuk kalian. Dia ingin kalian dapat bersama sama denganku, memeluk diriku, merasakan pelukan hangat seorang mama. Bukannya,kau juga ingin sekali dipeluk oleh seorang mama?" Perkataan Totoh benar benar membuat Lenka syok. Lenka hanya diam dan mendengar Totoh walau dalam keadaan syok.

"Mama?" Kata Lenka. Perkataan itu keluar begitu saja keluar dari mulutnya.

"Kau iri mendengar cerita Naomi tentang pengorbanan mamanya. Bukan hanya itu, kau bahkan selalu iri melihat para ibu yang menjemput anak perempuannya disekolah sambil membawakan mereka air,bekal,coklat atau apapun itu. Maka itu, ayahmu membawamu kepelukanku agar kau dapat merasakan hangatnya pelukan seorang 'mama'." Kata Totoh. Lenka yang masih sangat syok itu merenung sebentar.

FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang