chap tujuh

773 67 1
                                    

#Soraya

"Jangan merontak! Kalau kau berusaha untuk melepaskan diri, nyawamu tak akan selamat!" Suara dingin dari pemikik kacamata mengancungkan pisau lipat.

Soraya di ikat di kursi meja belajarnya, ditutup mulutnya dengan cara menggit tali. Pipinya sudah basah oleh air matanya. Lengan kirinya terluka karena gadis pemilik kacamata itu menusuknya memakai pisau lipatnya agar Soraya lengah dan tidak melawan.

TOK TOK

Ketukan dua kali dari luar pintu kamarnya terdengar. Tanpa ada perintah dari Nona kacamata itu , pintu lalu terbuka. poni yan mengkilat, menunjukan senyuman liciknya.

"Oh! Hai Naomi, kau datang juga." Benar, itu Naomi. Teman sekamarnya,Femi pernah cerita tentang dia.

"Hai Femi. Hai Soraya." Kata Naomi menyapa keduanya dengan tatapan licik juga senyuman liciknya. Lenka melotot kearah mereka, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

#Lenka

"Hai Lenka yang ganas!"

"Kau?" Ternyata bukan Fanya,melainkan wanita muda yang memakai topeng wajah nyonya  Hanston tadi pagi.

"Kenapa kau disini?" Tanya Lenka lagi.

"Kita punya janji untuk bermain bukan?" Jawabnya. Lenka terlihat bingung.

"Huh! Lihatlah, baru tadi pagi ku bilang padamu, sekarang kau lupa lagi." Katanya dengan melipat Tangan depan dadanya. Lenka berusaha mengingat lagi.

"Ah! Benar! Kau mengajakku bermain kan?" Ingatannya muncul. Wanita itu terlihat senang. Ia mengangguk anggukan kepalanya.

"Tapi, Kenapa harus malam ? Kan bisa sore.. malam malam gini mau main apa? Ih! Kamu kayak hantu aja main malam malam! Apa jangan jangan Kamu memang,.." pikiran yang aneh aneh muncul di benak Lenka.

"Apaan sih! Aku sibuk seharian tau, dan hanya waktu malam saja yang aman dan tepat!" Katanya.

"Oke oke, aku terima alasannya. So, Kita akan main dimana? Dikamarku?" Tanya Lenka.

"Bukan. Kita main diluar. Disini tidak aman."

#Soraya

"Bagaimana dengan Gita? Kau sudah mengurusnya?" Tanya Femi.

"Tentu. Mulutnya bahkan sudah mengeluarkan busa. Mungkin sekarang ia sudah mati." Kata Naomi.

Gita? Siapa itu Gita? Apa itu teman sekamarnya? Apa dia setega itukah membunuh Gita? Kenapa mereka melakukannya? Apa tujuan mereka melakukanya?" Sejuta pertanyaan ada diotak Soraya yang semakin membuatnya takut.

"Hahaha benarkah? Huh, untung saja, yang aku ikat ini bukanlah Lenka, jika memang Lenka, mungkin ia sudah mati karena syok mendengar itu." Kata Femi.

"Sayangnya, yang duduk disini bukanlah Lenka, melainkan kembarannya,Soraya." Kata Naomi sambil mengelus ngelus pipi Soraya yang basah.

"Jadi, Kita apakan Soraya?" Tanya Femi sambil membersihkan kacamatanya menggunakan tissu.

"Karena kita sebenarnya membutuhkan Lenka,bukan Soraya, kita buat dia seperti Gita," perkataan Naomi membuat Soraya memberontak,berusaha melepaskan diri,walau ia tau ia takan bisa melakukannya. Naomi lalu mencekik Soraya dan seketika itu Soraya diam.

"...jika ia gagal, kita bunuh dia saja. Bagaimana Femi?" Lanjut Naomi.  Femi melihat Soraya yang sudah tak sadarkan diri karena cekikan itu.

"Ya. Buat dia seperti Gita. " Kata Femi.

#Lenka.

Lenka dan juga wanita muda itu sudah siap didepan jendela, bersiap siap untuk melompat.

FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang