Lenka baru saja membuka bukunya untuk belajar, dan terdengar ketukan pintu.
"Jangan jangan Jevon lagi." Kata Lenka. Lalu ia melihat jam wekernya. Pukul 7.10. Lenka menghela napasnya. Ia lalu berjalan ke arah pintunya untuk membuka pintu.
"Hai!" Ternyata Soraya. Lenka senang Sora datang, namun entah kenapa hati Lenka bergejolak kecewa.
"Hei Sora. Ada apa?" Tanya Lenka.
"Emm, bolehkan aku menginap sehari.." Tanya Soraya ragu ragu.
"Tentu saja. Kenapa tidak?" Kata Lenka dengan senang. Lenka lalu mempersilakan Soraya agar masuk.
Kenapa kau tidak menolak,Lenka? Kata Soraya dalam benaknya.
"Kau tidak belajar?" Tanya Lenka.
"Aku tidak punya tugas." Jawab Soraya."Memangnya saat ada tugas saja baru belajar?" Tanya Lenka.
"Ya emang begitu.." Jawab Soraya. Lenka hanya menghela napasnya.
"Oke, baiklah.." kata Lenka lalu kembali duduk lagi dan belajar.
"Lenka?"
"Ya." Jawab Lenka
"Apakah kau punya tugas untuk di kumpulkan besok?" Tanya Soraya.
"Tidak. Emangnya ada apa?" Tanya Lenka balik.
"Kalau begitu, kau tak usah belajar saja.." kata Soraya. Lenka tertawa kecil. Ia lalu berdiri dan berjalan ke arah Soraya yang duduk ditempat tidurnya lalu mengelus ngelus rambut Soraya.
"Aku tidak bisa hidup tanpa belajar tiap malam. Kau tau sendiri,kan?" kata Lenka. Soraya hanya mengangguk angguk. Lenka lalu tersenyum hangat padanya lalu berbalik kembali belajar. Sedangkan Soraya, kepalanya masih ingat percakapannya antara dia dan Femi.
"Kenapa kau niat sekali ingin membunuh Lenka?!"
"Karena,"
"Karena?"
"Ada dua alasan aku membunuh Lenka. Pertama, aku membunuhnya karena dia berutang satu nyawa padaku, kedua, dia harus mati agar Fanya yang melenyapkan dunia mimpi buruk ini!"
"Pertama, siapa satu nyawa yang membuat Lenka berutang nyawa, kedua, jelaskan kemana Fanya pergi karena aku bisa tangkap pembicaraanmu dan dapat kusimpulkan bahwa Fanya belum mati."
"Pertama, Lenka berutang satu nyawa karena ialah yang membuat Naomi mati konyol dengan cara bunuh diri. Kedua, Fanya memang belum mati, ia sengaja menghilang, sebelum ia menghilang, ia punya pesan untukku,Naomi, Gita, Faren juga Sofia. Pesan itu berbunyi 'bunuh Lenka, agar aku bisa melenyapkan dunia ini' itu katanya. Namun anehnya, semua yang diberikan pesan itu semuanya habis ditelan maut. Termasuk Naomi dan tinggal aku. Karena tinggal aku, aku harus pintar pintar membuat taktik agar Lenka mati dan aku tetap hidup."
Disaat itulah Soraya melakukan perintah Femi. Namun, Soraya tidak benar benar melakukan perintah Femi. Ia masih punya hati nurani dan masih sayang dengan kembarannya itu.
Pukul 09.10 Lenka sudah selesai belajar dan merapikan buku bukunya lalu memasukan beberapa buku kedalam ranselnya. Sedangkan Soraya sedang asik menonton kartun di tv di ruang tamu sambil memakan beberapa snack Lenka yang ia ambil di lemari penyimpanan makanan ringan (bukan kulkas) .
"Hei, aku sudah selesai." Kata Lenka pada Soraya. Soraya hanya mengangkat jempolnya tinggi tinggi. "Kalau begitu aku akan berganti memakai piyamaku. Apa kau tidak ganti bajumu?" Tanya Lenka lagi.
"Bukannya sejak datang aku sudah memakai piyama?" Tanya Soraya balik.
"Oh,Benarkah? Syukurlah." Kata Lenka. Soraya lagi lagi hanya mengangkat jempolnya tinggi tinggi. Lenka hanya menaikan bahunya lalu pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya (karena kamar dan ruang tamunya terhubung).
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire
Mystery / Thriller'Jangan pernah percaya pada siapa pun' Sebuah asrama yang penuh dengan keanehan. Asrama yang semuanya diisi oleh kebohongan. Asrama dengan cerita para murid yang entah itu benar ataupun Sebuah kebohongan semata saja. So, gak usah panjang panjang l...