Lenka berhenti sesaat, melihat sekeliling, mencari cari asal suara lantang yang memanggilnya.
Tiba Tiba,..
BOOOMMM!!
Sebuah Ledakan besar hingga membuat Lenka terhempas jauh. Tubuhnya yang ringan membuat ia melayang seperti pesawat kertas dan terjatuh ketanah. Kini ia merasa ada tulang yang retak dipinggangnya. Ia meringis kesakitan. Kesakitan yang luar biasa sakit diseluruh tubuhnya. Ia tidak mampu berdiri.
"Lenka?!!! LENKA!" Suara itu lagi. Suara yang lantang menampakan kemarahannya. Mendengar itu, Lenka langsung tenang dan berusaha berdiri. Ia sekali sekali meringis karena kesakitan. Namun dengan sekuat tenaga ia berdiri.
Baru saja ia terduduk,Sebuah panah mengarah padanya dan menancap kerak Lenka. Beruntung panah itu tidak mengenai leher Lenka. Namun, panah itu menarik Lenka hingga menancap disebuah pohon. Punggung dan pingganya terbentur cukup keras dipohon besar itu. Kini Lenka tidak bisa menahan sakitnya dan akhirnya ia meringis kesakitan dan menagis. Rasanya ia tidak mampu membunuh penyihir itu. Penyihir itu terlalu kuat dan ukuran kekuatannya tidak menyamai kekuatan Lenka.
Tiba tiba, sebuah tangan melepas panah yang menancap dikerak Lenka lalu mematahkannya, lalu mengulurkan tangannya berniat untuk membantu Lenka berdiri.
Tangan yang anggun, halus, ada cat kuku berwarna hitam menghias kukunya.Lenka lalu membalas uluran tangan itu. Tangan itu pun lalu menariknya berdiri. Dengan sekuat tenanga Lenka berdiri dan pemilik kuku indah itu menariknya.
Namun betapa terkejutnya Lenka ketika melihat siapa yang menariknya itu.
"Aku benar benar menerimamu, Namun kau benar benar menolakku." Katanya yang sebenarnya adalah Totoh. Totoh yang tadi membantu Lenka berdiri lalu mendorong Lenka lagi hingga ia terjatuh. Retakan berbunyi lagi yang tak bukan tulangnya.
"Augh!" Ringis Lenka.
"Kau yang tidak menerimaku sama saja kau hewan melata yang tidak punya apa apa. So, kau tidak boleh menyentuhku sedikit pun. Namun karena aku terlalu baik, aku mau memberikan tanganku yang suci ini disentuh oleh hewan melata sepertimu!" Kata Totoh sambil berusah melap tangannya dengan sebuah sapuh tangan.
"Kau yang sebenarnya hewan melata!" Kata Lenka menahan kesakitan.
"Kau adalah penyihir amatir yang belum bisa menyebuhkan dirimu sendiri,-"
"Aku bukan penyihir seperti dirimu! Jangan pernah menyamai aku dengan mahklu gila itu!" Kata Lenka dan meringis kesakitan lagi.
"Tentu kau penyihir. Tidak ada manusia yang memiliki kekuatan sepertimu. Kekuatan yang mengalir sendiri dan dapat kau kendalikan didirimu." Kata Totoh. Namun Lenka tetap diam karena kesakitan yang meliputi dirinya. "Seorang penyihir bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Tulang Tulang yang patah atau retak bisa pulih lagi dengan hitungan detik. Tidak ada manusia yang bisa mengalahkan penyihir. Namuunn, mungkin kau penyihir amatir dan penyihir pemula yang belum bisa sepenuhnya menyembukan dirinya. Jadi," Totoh mulai menunduk dan mencari cari punggung Lenka. "Sebelum kau pulih kembali, aku harus merusak Tulang tulang mu agar kau lengah dan kau tidak bergerak dan aku bisa membunuhmu secepatnya." Kata Totoh dan langsung memencet keras punggung Lenka.
Lenka berteriak kesakitan. Kesakitan yang luar biasa. Ia tidak bisa bergerak dan hanya bisa bersandar di pohon yang besar. Totoh lalu berdiri melihat Lenka dengan tajam.
"aku akan mengakhirinya!" kata Totoh dan tiba tiba ia memunculkan sebuah pedang yang berapi-api. pedang yang ganas dan lapar. "AKU AKAN MENGAKHIRINYA! HAHAHA!" kata Totoh yang sangat ganas sambil mengacungkan pedangnya tinggi tinggi. pedang itu semakin ganas dilihatnya.
"To-"
Totoh lalu melayangkan pedangnya yang berapi api itu kearah Lenka,..
dan,..
-
-
-
sesuatu seperti -penyelamat-diri-
ketika pedang itu dilayangkan tepat kearah Lenka, pedang itu hangus sendiri menjadi abuh yang tak berarti apa - apa. hening sesaat. Totoh kelihatan bingung sekarang. lalu, Lenka mematahkan kepalanya hingga berbunyi 'krek'.
"kau lihat? pedang ganas tidak berani menyentuhku. pedang itu menunduk padaku." kata Lenka dengan tenang. "giliranku!" kata Lenka dan langsung mengarahkan sebuah pedang logam yang ia munculkan dan menyerang Totoh. namun, Totoh bukanlah mahkluk yang bodoh. ia tau gerak gerik Lenka. Lenka lalu berdiri dan menyerang Totoh dengan pedanngnya. tulang- tulangnya yang tadi patah dan retak kini kembali semula. Lenka merasa lebih segar dari biasanya.
Totoh juga mengeluarkan sebuah pedang namun bukan pedang yang berapi api. pedang logam yang sama seperti Lenka. mereka bertarung. Namun, ketika Lenka mengarahkan pedang kearah dada Totoh, Totoh menghentikan pedang Lenka lalu memutar mutar pedang Lenka hingga pedang Lenka terlempar jauh. Totoh tertawa bangga.
"Hahaha! sekarang bagaimana?" tanya Totoh dengan raut menantang. Lenka terus melangkah mundur. "apa aku harus langsung menusukan ke jantungmu?" tanya Totoh. Lenka terhenti karena ada sebuah pohon besar menghentikan langkahnya. ia ingin kabur kesebelah kirinya namun Totoh menahannya. "tak perlu buru-buru. Aku sudah bermain main." kata Totoh dengan tenang.
nafas Lenka cepat. jantungnya berdetak kencang. Totoh melihat nakal Lenka lalu menggores kulit Lenka dengan pedang logam itu hingga Lenka meringis.
"o-oh, aku hanya mengetes. jangan menangis, aku hanya mengetes apakah pedang ini menunduk padamu atau tidak." kata Totoh berbisik bisik.
"kalau kau ingin membunuhku, bunuh saja langsung, jangan membuat jantungku berdetak cepat." kata Lenka.
"tapi aku suka dirimu!" kata totoh sambil mengelap darah Lenka dengan jarinya lalu menjilatnya. Lenka bergidik ngeri dan ingin muntah melihat Totoh. "namun, karena kau ijinkan, berarti," Totoh mengangkat pedang itu tinggi tinggi lagi.
entah apa, bobot tubuh Lenka memberat. ia tidak sanggup berlari atau melindungi darahnya. ia sekarang benar benar pasrah.
"AKU AKAN MEMBUNUHMU!"
Lalu..,
continue..
---------------------------------------------------------------------------------_----------
maaf karena ada kesalahan karena terjadi eror. sekali lagi maafkan saya.
Voment :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fire
Misterio / Suspenso'Jangan pernah percaya pada siapa pun' Sebuah asrama yang penuh dengan keanehan. Asrama yang semuanya diisi oleh kebohongan. Asrama dengan cerita para murid yang entah itu benar ataupun Sebuah kebohongan semata saja. So, gak usah panjang panjang l...