chap duapuluh empat

807 66 9
                                    

"Lenka! Kemarilah dan jelaskan apa yang terjadi." Kata ayah dengan tegas. Lenka lalu berjalan kearah ayahnya duduk. Ia berdiri dihadapan ayahnya dengan wajah datar.

"Ada apa ayah?" Tanya Lenka.

"Apa ini?" Tanya ayah dengan mengangkat dua kertas beewarna merah.

"Surat." Jawab Lenka singkat.

"Surat apa?" Tanya ayah lagi. Lenka menelan ludahnya.

"Maaf ayah. Aku tau aku salah." Kata Lenka meminta Maaf.

"Ayah tidak minta kamu untuk minta Maaf, ayah minta jelaskan pada ayah, bagaimana bisa kamu mendapatkan Surat peringatan ini?!" Tanya ayah lagi dengan menaikan suaranya.

"Aku melakukan kesalahan. Awalnya aku pikir tidak terlalu masalah buat ku untuk mencobanya sekali saja dalam seumur hidupku di smp, namun ternyata, Ada peraturan khusus yang dibuat untuk kelas 9 dan aturan khusus itu sangat tegas. Emm, apa ayah sangat marah padaku?" Jelas Lenka.

Ayah menarik napasnya dalam dalam lalu menatap surat merah itu.

"Tidak masalah kamu melakukan kesalan disekolah sekali, namun, kenapa harus bolos? Bolos sangat merugikanmu karena mendapat skors selama dua hari. Ayah tidak terlalu pusing jika kau skors satu hari, tapi dua hari sudah membuat ayah kehilangan berpikir." Kata ayah lalu melihat Lenka lekat lekat. Namun Lenka hanya terdiam sambil tertunduk melihat lantai.

"Kenapa harus bolos?" Tanya ayah lagi.

"Emm, ayah, aku hanya merasa bosan pada matapelajaran. Namun, aku hanya mau sekali melakukan hal itu. Aku janji, aku tidak akan melakukannya lagi. Seumur hidupku." Kata Lenka. Diam sesaat.

"Ayah marah padaku?" Tanya Lenka dengan pelan. Diam sesaat.  Terdengar nafas ayah yang kasar.

"Tidak." Jawab ayah. Ayah lalu menatap dengan santai kearah Lenka. Namun, Lenka masih tetap menatap ayahnya dengan ekspresi serius.

"Aku sedang tidak bercanda ayah. Aku sedang takut sekarang." Kata Lenka.

"Sungguh. Ayah sama sekali tidak marah. Ayah berpikir, mungkin kau butuh istirahat. Hmmm, sebentar sore ayah akan belikanmu kaset film. Film apa yang kau mau?" Tanya ayah lalu memasang senyuman hangatnya dan membuat senyuman Lenka mengembang.

"Ayah seriuskan?" Tanya Lenka. Ayah hanya mengangguk. "Kalau begitu, ayah jangan belikan aku kaset. Aku tidak ingin nonton. Belikan saja aku sebuah novel romantis yang bagus." Kata Lenka.

"Okelah Kalau begitu. Ayah akan belikan. Kamu boleh kembali kekamarmu atau melakukan apa saja." Kata ayah. Senyuman Lenka masih tetap mengembang. Ia lalu berbalik dan meninggalkan ayahnya. Ayahnya hanya menggeleng geleng kepalanya.

2 tahun kemudian, Jevon yang sudah lama dekat dengan Lenka pun mengatakan cinta pada Lenka. Mereka menjadi pasangan kekasih. Begitu juga Jack dan Soraya. Namun, Jack yang masih agak takut pun minta tolong pada ibunya untuk menjadikannya kekasih Soraya. Hal itu pun berhasil atas rencana ibu Jack.

Ketika Lenka dan Soraya berumur 28 tahun, mereka pun menikah bersama. Namun, sebelum itu,..

"Ayah." Panggil Lenka Ketika rambutnya selesai ditata.

"Ya putriku?" Terlihat ayahnya yang tidak bisa menahan tangis.

"Jangan menangis. Nanti makeup ayah luntur." Kata Lenka bercanda.

"Tidak tidak. Ayah tidak menangis nak. Mata ayah saja yang ingin mengeluarkan air." Kata ayah lalu menghapus sisa sisa air matanya.

"Ayah, bolehkah aku bertanya?"  Tanya Lenka.

"Tentu." Kata ayah.

"Pertanyaan ini sudah kusimpan selama 14 tahun. Mungkin, sekarang adalah waktu yang baik untuk aku bertanya." Kata Lenka. Ayah hanya mengangguk. Lenka lalu menarik napasnya dalam dalam.

"Pertanyaan simpel. Mengapa mama tidak ada?" Tanya Lenka dengan pelan. Ayah menatap Lenka lekat lekat.

"Dia meninggal. Dia meninggal Ketika melahirkan kalian kedunia ini, kau dan Soraya." Kata ayah.

"Aku ingin mendengar ceritanya, ayah. Bolehkah?" Tanya Lenka lagi.

"Mamamu dulu sangat bangga memiliki dua bayi kembar yang ada diperutnya. Mamamu dulu tidak pernah terpikir untuk memiliki bayi kembar. Dia lalu bercerita pada tetangga, saudara, sepupu, orangtuanya dan mertua. Ketika dokter mengatakan kedua bayi kembar berjenis perempuan, mamamu langsung membelikan aksesoris bayi yang sepasang. Mamamu juga sudah mempersiapkan segala nama anak perempuan untuk bayi kembar. Lalu, hari-H nya pun datang. Mamamu sudah tidak sabar melihat anaknya. Namun, disitulah masalahnya. Ketika melahirkan, ialah sebuah pertarungan antara hidup atau mati. Ketika ia melahirkan kalian, darahnya habis. Pada detik detik terakhir, ia memeluk kalian dengan senyuman yang mengembang, mamamu tersenyum seolah olah tidak akan terjadi apa apa setelah itu. Mamamu pada saat itu masih bisa bertahan untuk menyusui kalian, mencium kening kalian dan memberi nama. Lalu, ia pergi."

"Jangan menangis ayah." Kata Lenka. Dengan nafas berat menahannya.

"Ayah tidak akan menangis lagi jika ayah menceritakan hal itu lagi, Lenka. Ayah tidak mau bersedih lagi karena kejadian yang sudah sangat lama. Sekarang ini, hari ini, ayah akan gembira melihat kedua putri ayah yang memakai gaun putih berdiri di altar pernikahan." Kata ayah tegar.

"Mamaku pasti sangat baik, maka ayah mau mencintainya dan menyanyangi sampai saat ini, walau ia sudah pergi." Kata Lenka.

" 'Sayang itu tidak perlu diungkapkan, cukup diperlihatkan tanpa Kata Kata' itu Kata mamamu ketika ayah sedang cemburu waktu pacaran dulu. Ayah selalu ingat kata itu." Kata ayah. Lenka mengembangkan senyumannya.

"Sangat romantis. Aku ingin jadi seperti kalian." Kata Lenka.

"Jangan, Jangan. Buatlah kisah cinta yang baru. Buatlah sebuah sejarah cinta yang unik dan buat orang lain iri juga kagum ketika mendengar cerita kalian." Kata ayah lalu tertawa bersama Lenka.

"Baik ayah."



Buatlah kisah cintamu sendiri.





Selesai




Makasih udah setia baca Fire. Jika ada kurang kata, typo, pendobelan kata, atau ada yang menyinggung, saya mohon maaf. Salam hangat Dari saya untuk kalian para pembaca.

Yang terakhir, Jangan lupa vote dan comentnya. Trims♡♥

FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang