Chap dua puluh tiga

651 54 3
                                    

cahaya masuk dari jendela. Lenka membuka matanya perlahan. Dinding putih polos dilihatnya. Lenka mengucak matanya lalu mengumpulkan tenaga dan bangun. Lenka melihat sekeliling. Lemari pakaian kayu dengan warna coklat muda, rak buku yang terbuat dari kaca serta buku buku tentang ilmuwan, sejarah bintang, serta novel novel yang ia beli dengan uang tabungannya sendiri. Kain jendela dengan warna ungu muda, meja belajar yang sederhana serta tempat laptop yang ditata rapi, juga meja kecil yang ia taruh disamping tempat tidurnya yang diatas ada lampu tidur, alarm serta hpnya.

Lenka mengambil hpnya lalu menyalakannya. Hari Minggu, pukul 09.15 a.m. Kepalanya terasa berdenyut denyut. Ia lalu turun dari tempat tidurnya lalu menuju dapur, berniat meminum setegak air.

"pagi!" sorak ayah denga kaos hitam tebalnya.

"pagi. Apa ayah baru bangun?" tanya Lenka saat ia memasuki dapur dan menuangkan air kedalam gelas.

"Ya, ayah jalan jalan menaiki sepeda lalu balik lagi dan membuat kopi. Apa Soraya sudah bangun? Tidur kalian nyenyak sekali. Tadinya ayah ingin mengajak kalian jalan jalan, namun, melihat kalian tidur sangat nyenyak, ayah tidak jadi membangunkan kalian." kata ayah.

"Ya, mimpiku sangat panjang." kata Lenka lalu menegguk airnya.

"Apa mimpimu indah?" tanya ayah. Lenka menegguk air sampai habis lalu berpikir sebentar.

"Aneh." tiba tiba ia mengingat sesuatu lalu menaruh gelasnya dan berlari cepat kearah kamarnya. Ayah yang melihat Lenka hanya menggelengkan kepalanya lalu berjalan menuju ruang keluarga dan menyalakan tv.

Lenka masuk kekamarnya, membiarkan pintunya terbuka. Ia mencari cari sesuatu. Koper. Ia mendapatkan kopernya dibawah tempat tidurnya. Ia menariknya lalu membukanya. Yap. Hanya ada sebuah seprei kodok. Seprei yang diberi seorang temannya, Sefanya Brown. Lenka menghela napasnya lega.

Soraya tiba tiba masuk kekamar Lenka dan berbaring ditempat tidur Lenka.

"Apa yang kau lakukan dengan koper dan seprei kodok itu?" tanya Soraya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Lenka balik.

"Kepalaku terasa berdenyut denyut. Aku tidur terlalu lama. Dan, mimpiku aneh. Aku mati di mimpiku, lalu hidup kembali." kata Soraya dengan masih berbaring ditempat tidur Lenka. Lenka tersenyum senyum.

"itu mimpi yang aneh. Benar-benar aneh." kata Lenka lalu menutup kopernya dan memasukan kembali kebawah tempat tidurnya.

"Apa kau menemui seseorang didalam mimpimu? Maksudku seperti pujaan hati?" tanya Lenka.

"Yaaah, mungkiin namanya Je- atau Jaco, atau-"

"Jack?" sambung Lenka dan sontak membuat Soraya terbangun.

"Darimana kau tau?" tanya Soraya dengan tampang yang berantakan.

"Mahkluk halus di rumah ini yang memberitauku." jawab Lenka dan langsung berbalik pergi meninggalkan Soraya.

3 Hari Kemudian

#Lenka

"Astagaaa! hari ini test Matematika!"

"Ya ampun! aku belum belajar!"

"Woi! Lenka! kau sudah belajar belum? Matematika urutan arimatika dan geometri?" tanya seorang teman. Lenka yang juga panik sudah mulai membuka buka bukunya.

"gila! banyak amat rumusnya!" kata Lenka. Tiba tiba seorang teman memberikan sebuah tissu padanya. Lenka menatapnya aneh.

"Apa yang ada dalam pikiranmu, Gita?" tanya Lenka dengan bingung. Ya, Gita 2 hari lalu pindah kesekolah Lenka dan mendapat kelas dengan Lenka.

FireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang