#2

385 40 0
                                    

Evelyn POV

Kemarin adalah hari pertama kuliah yang kurang menyenangkan bagiku. Bagaimana tidak? Seseorang yang disebut-sebut sebagai digemari telah membuatku berada dalam masalah. Semua gadis-gadis kecuali Jennifer menatapku tajam. Ada apa dengan mereka? Bukankah mereka semua bisa membedakan mana menggoda dan mana menghindar? Lagipula apa bagusnya dari pria itu? Sifatnya bahkan tidak lebih dari seorang anak kecil. Mana ada orang dewasa marah hanya karena kursi tempat ia biasa makan ditempati orang lain? Dan juga aku tidak akan pernah mendekati Niall mereka. Justru menghindari Niall karena tidak mau bermasalah lagi dengannya. Lagipula aku sudah memiliki Louis.

Sialnya aku baru ingat bahwa Louis juga seseorang yang digemari di kampus. Sekarang aku tahu alasan kuat kenapa sebagian besar gadis-gadis di kampus menatapku garang. Aku bingung apakah ada persyaratan khusus untuk menjadi pria incaran? Dilihat dari wajah mereka memang terlihat menawan dan Niall hanya terlihat lebih muda karena parasnya meski mereka seumuran. Lagipula siapa peduli? Aku dan Louis saling mencintai. Bahkan sebelum Louis mengenal mereka, Louis sudah lebih dulu dekat denganku. Mereka tidak tahu apa-apa tentangku dan Louis.

"Cepat, Eve! Kau sangat lambat seperti siput." Ya ampun pria itu sangat tidak sabar. Jika kalian bertanya siapa itu, maka jawabannya adalah Liam. Liam Payne adalah kakak kandungku. Kami terpaut usia empat tahun dan dia punya pembawaan dewasa, tapi tidak jarang juga dia menjadi orang yang menyebalkan seperti sekarang ini.

"Aku tidak lambat. Kau saja yang secepat kereta expres." Sanggahku namun tetap terburu-buru memakai sepatu menuruti perintahnya. Liam memutar bola matanya dan aku terus menggerutu karena ketidak sabarannya.

"Jika kau tidak cepat, kita bisa terlambat." Aku melihat jam tangan yang melingkar manis di lenganku. Apanya yang terlambat? Ini masih terlalu pagi!

"Kelasku baru mulai satu jam lagi, Liam." Aku mengeluh selagi Liam naik ke kursi kemudi. Ia membuka kaca jendela kursi penumpang dan tangannya mengisyaratkanku untuk segera masuk ke dalam mobil. "Kalau begitu, aku yang akan terlambat nanti. Cepat atau aku tinggal!" Lihat kan. Dia menyebalkan hari ini. Memangnya meeting itu selalu pagi-pagi seperti ini? Untung saja dia kakakku. Jika tidak, sudah ku gantung dia di alun-alun kota.

Dengan terpaksa aku membuka pintu mobil dan menutupnya dengan kasar sesaat setelah duduk di kursi penumpang. Aku melipat kedua tanganku di depan dada, berpikir apa yang harus ku lakukan jika sudah sampai disana? Ke perpustakaan? Oh tidak, tidak. Aku bukan murid rajin yang suka membaca. Itu bukan diriku.

"Besok aku akan minta Louis menjemputku." Ujarku kesal kepada Liam. Liam tak merespon melainkan melajukan mobilnya keluar bagasi menuju jalanan. Jalanan terlihat sangat lenggang meski sudah memasuki pukul delapan pagi. Langitnya terlihat cerah tanpa menunjukkan tanda-tanda akan hujan. Tentu ini bagus. Aku menyukai cuaca seperti ini.

"Sudah sampai. Selamat menikmati harimu, nona manis." Aku membuang muka dari Liam dan beranjak keluar mobil. Liam tertawa melihat tingkah lakuku. Aku yang dibuat kesal olehnya hanya bisa memukul mobilnya dengan tasku hingga mobilnya kembali ke jalan raya.

"Menyebalkan!" Aku menggerutu lagi. Mataku mengamati sekitaran dan aku tersadar bahwa aku diturunkan di area parkiran. Kenapa tidak langsung depan gerbang saja? Ini membuatku harus berjalan beberapa ratus meter dulu untuk bisa masuk ke dalam. Aku menendang kaleng kosong yang tak jauh dari tempatku berdiri sebagai pelampiasan emosiku. Namun rupanya kaleng tersebut terpantul ke tembok dan nyaris mengenaiku.

"Hey, gadis aneh!" Merasa seseorang menyebut kalimat itu untukku, aku menoleh ke belakang dan mendapati seorang Niall Horan sedang memegang kaleng bekas yang tadi kutendang. Celaka! Aku menutup mulutku tanda terkejut dan Niall berjalan mendekat.

"A-aku benar-benar minta maaf. Aku tak sengaja." Niall memicingkan matanya menatapku. Sangat-sangat tidak bersahabat. Astaga, indah sekali hari ini! Sudah dibuat kesal dengan kakakku, sekarang aku justru mendapat masalah dengan orang yang paling ingin kuhindari.

Be Mine (Sedang Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang