#20

191 35 1
                                    

Author

Siang ini cuacanya cukup terik. Matahari bersinar lebih terang dari biasanya. Hal itu biasa terjadi pada awal musim panas. Dan disiang hari ini, Evelyn yang sedang berada di dalam tubuh Catherine sedang singgah ke rumahnya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya. Evelyn sungguh sangat merindukan orang tuanya. Tapi dia tidak mungkin mengekspresikan kerinduannya dengan cara memeluk orang tuanya sedangkan dirinya saat ini adalah Catherine.

Gadis itu, Evelyn-lebih tepatnya Catherine, tidak bisa membendung air mata yang keluar kala nyonya Payne menceritakan semua tentang putrinya dengan berlinangan air mata.

"Entah apa kesalahan Eve hingga ia mengalami hal ini." Ujar Karen, nyonya Payne, sembari mengambil tissue dan menyapukan tissue tersebut ke pipinya. Tapi hal itu tetap tidak menghilangkan jejak air mata yang tertinggal.

"Dia akan baik-baik saja. Aku yakin itu." Evelyn berusaha sebisanya untuk bisa menenangkan ibunya yang sedang berderai air mata.

"Aku harap begitu." Evelyn mengambil posisi duduk tepat di samping ibunya dan mulai memeluk ibunya. Dia sangat tahu bahwa pelukan akan menenangkan ibunya ketika sedang bersedih. Dia memeluk ibunya dengan erat seakan takut pergi darinya. Entah apakah dia masih bisa memeluk ibunya seperti ini lagi atau tidak. Evelyn tidak berani membayangkan hal itu. Dia sangat tidak ingin hal seperti itu terjadi. Tidak secepat ini. Dan tidak dengan cara seperti ini.

"Terimakasih sudah menenangkanku. Beruntung Evelyn mendapatkan teman sepertimu dan Jennifer." Ujar Karen seraya menyunggingkan senyum kecil. Evelyn hanya mampu membalas kalimat ibunya dengan sebuah senyuman.

"Dimana tuan Payne?" Evelyn menyeka air mata yang hendak keluar dari ujung matanya kemudian mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan mencari sosok ayahnya yang ia rindukan.

"Suamiku sedang tidur. Dia terlihat sangat lelah karena tidak tidur selama 3 hari." Hati Evelyn mencelos mendengar pernyataan ibunya. Ia merutuki dirinya karena sudah membuat keluarganya menjadi susah. Dia bisa membuat ayah dan ibunya jatuh sakit jika dia tidak segera sadar, pikirnya.

Tapi bagaimana?

Bagaimana caranya untuk kembali?

Apa saja yang harus Evelyn lakukan agar dirinya bisa kembali?

James

Aku tidak habis pikir kenapa Niall begitu membenciku. Aku tidak melakukan sesuatu yang menurutku menghancurkannya. Kepergiannya bukanlah kesalahanku. Aku bahkan tidak tahu menahu kenapa dia sampai melakukan hal bodoh seperti itu.

"Kurasa aku mencintaimu, James." Kalimat yang gadis itu lontarkan sukses membuat jantungku seperti ingin terlepas dari tempatnya.

"Kau gila! Bagaimana dengan Niall? Kau menduakan cintanya?" Ucapku dengan nada naik setengah oktaf.

"Tidak. Tidak. Awalnya aku sempat berpikir bahwa aku mencintai Niall. Tapi kenyataannya, hanya namamu yang selalu teringat di otakku." Mata hazel gadis ini mulai berkaca-kaca. Sekarang apa yang harus kulakukan? Aku memang menyukainya. Tapi perasaan itu hanya sampai sebatas suka. Karena aku tahu Niall sangatlah mencintainya.

"Pergilah. Aku harus belajar. Ada ujian." Air mata berhasil lolos dari matanya. Aku berusaha menghiraukannya. Sepertinya dia akan menyerah.

"Dengarkan aku, Jam-"

"Aku sudah mendengar semua hal konyol yang kau sampaikan padaku. Sekarang, tinggalkan aku sendiri." Aku memotong kalimatnya dan mulai membuka buku untuk belajar.

Gadis itu bangkit dari kursinya dan menatapku dengan lekat. "Ini bukan sebuah hal konyol, James. Aku serius dengan kata-kataku. Dan aku akan membuktikan padamu bahwa aku memang mencintaimu."

Be Mine (Sedang Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang