#15

199 35 1
                                    

Eve

Ternyata tidak sulit untuk mengendalikan tubuh seseorang. Terlebih lagi, tidak ada perlawanan apapun dari gadis ini. Aku bisa mengasumsikan bahwa gadis ini sedang tidak bisa mengontrol dirinya karena perasaan sedih dan marah yang tercampur sedangkan dia tidak tahu bagaimana cara mengekspresikannya selain menangis. Gadis ini sedang tidak stabil. Aku harap dengan adanya diriku di dalam tubuhnya, itu akan membuatnya tidak mengalami hal buruk seperti tadi. Aku akan membuat perhitungan kepada kelima gadis sialan itu. Mereka akan mendapatkan balasannya. Aku dan gadis ini yang akan melakukannya.

"Cath! Cath!" Seseorang berlari ke arahku. Kurasa dia memanggil gadis yang tubuhnya sedang ku kendalikan ini. Aku hanya berdiam tidak bergeming. Memangnya apa yang biasanya gadis culun lakukan jika seseorang memanggilnya selain terdiam dan berbicara gugup?

"Astaga. Baumu sangat tidak sedap. Apa mereka mengganggumu lagi?" Pria di hadapanku saat ini terlihat begitu peduli kepada gadis ini. Terlihat dari cara dia menatap gadis ini.

"Catherine, ada apa denganmu? Tidak biasanya kau tidak menjawab pertanyaanku." Oh. Rupanya nama gadis ini adalah Catherine. Sialnya, aku tidak tahu apa-apa tentang Catherine. Bodoh sekali aku. Seharusnya aku mencari tahu dahulu asal usul gadis ini. Aku bahkan tidak tahu dimana dia tinggal dan bagaimana dia bersikap.

"Bisa antarkan aku pulang?" Aku harus mencari tahu latar belakang gadis ini. Ku harap pria ini mau membantuku.

"Baiklah." Pria ini menuntunku sampai di tempat parkir. Rasa sakit di tubuh ini memberikan efek yang tidak nyaman ketika aku berjalan. Ku rasa tubuh gadis ini memar. Bisa kurasakan bahu kananku terasa sakit ketika pria ini merangkulku dan menekan bahu kananku.

"Kau terlihat tidak nyaman. Ada apa?" Tanyanya. Aku menunduk. Berusaha sebisa mungkin bersikap seperti seorang gadis culun.

"Jangan selalu menunduk ketika ku tanya, Cath. Lihat aku." Pria ini berusaha meraih daguku tapi dengan cepat aku menggeleng.

"Tidak apa. Hanya saja, bahuku sakit. Kurasa aku kurang hati-hati saat berjalan di tikungan lorong tadi hingga menabrak dinding." Jawabku.

"Kau bersikap aneh saat ini. Kau juga menutupi sesuatu. Biasanya kau selalu terbuka padaku."

"Dengarkan aku, Cath. Aku sudah pernah mengatakan kepadamu untuk tidak masuk ke universitas ini. Dan lihat apa yang terjadi. Kau selalu jadi bulan-bulanan seniormu. Jika saja kau masuk ke universitas yang sama sepertiku, aku bisa melindungimu." Lanjutnya. Kata-katanya mengingatkanku akan Louis. Louis yang dulu pernah berjanji akan selalu melindungiku tapi berakhir dengan dia yang menyakiti hatiku. Louis yang sangat kucintai tapi berhasil membuatku meragukannya dan perlahan membuat cintaku padanya terkikis sedikit demi sedikit.

Tapi ada sesuatu yang berbeda dengan pria ini. Kalimat yang ia lontarkan terdengar sangat tulus. Pria ini bahkan sudi berjalan beriringan dengan gadis culun yang tubuhnya baru saja disiram air kotor. Pria ini bahkan tidak peduli dengan tatapan aneh dari mahasiswa dan mahasiswi di kampus ini. Mata hazelnya terlalu fokus kepada Catherine.

"Tapi aku sudah memutuskan untuk berkuliah di sini. Mereka melakukan itu padaku karena penampilanku yang seperti ini dan karena aku seorang kutu buku. Tidak ada yang menyukai seseorang sepertiku. Aku bahkan tidak punya teman di sini. Tapi aku tidak peduli. Aku di sini untuk belajar bukan untuk mendapat ketenaran." Ujarku.

"Siapa bilang tidak ada yang menyukai orang sepertimu? Aku selalu menyukaimu. Tidak. Aku bahkan mencintaimu. Aku mencintaimu dengan kacamata besarmu. Aku mencintaimu dengan buku-bukumu. Aku mencintaimu yang selalu bersikap apa adanya dirimu. Aku selalu mencintaimu bagaimanapun dirimu, Cath. Kau tahu, sebenarnya pertemanan kita membuatku tersiksa. Aku ingin hubungan kita lebih dari sekedar teman. Aku ingin melindungimu, menjagamu, dan aku ingin mengatakan kepada dunia bahwa kau adalah milikku, Cath. Aku ingin seorang Catherine Valley dimiliki oleh Samuel Kurt. Aku mencintaimu, Cath." Baiklah, kurasa yang satu ini seharusnya bukan menjadi urusanku. Ini adalah urusan Catherine dan pria bernama Samuel ini.

Be Mine (Sedang Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang