#35

180 30 3
                                    

Eve

"Ya, memang aku pelakunya."

Kalimat itu mampu membuatku terdiam. Louis menelungkupkan wajahnya di atas meja dan bahunya mulai bergetar. Apa dia menangis?

"Kenapa kau melakukan ini?" Suara yang keluar dari mulut Catherine ini terdengar parau. Menahan tangis.

"A-aku tidak tahu." Jawabnya pelan.

"Jangan membuatku mengulangi pertanyaanku, Louis." Ucapku tegas. Entahlah, aku menjadi emosional dengan orang ini setelah mengetahui bahwa ia yang telah tega menembakku.

"Jika saja aku memang memiliki alasannya, maka aku akan mengatakannya. Jangan mempersulitku, Cath. Hidupku sudah hancur." Louis menatapku. Matanya merah dan beberapa tetes air mata terjatuh.

"Malam itu bahkan aku tidak ingat sudah melakukannya. Aku hanya menenggak beberapa gelas anggur dan aku sangat yakin alkohol itu masih cukup membuatku sadar. Aku memang mabuk hingga bercumbu dengan wanita lain, tapi aku tidak cukup mabuk hingga melukai gadis yang ku cintai." Lanjutnya. Aku mengernyitkan dahi bingung. Apa maksud dari kalimatnya?

"Bagaimana kau bisa tidak sadar sudah menembak Evelyn?" Louis mengacak rambut coklatnya dan mengerang frustasi.

"Aku tidak tahu, Cath. Tubuhku bergerak tanpa perintahku. Dan seingatku setelah malam itu, aku sudah terbangun di dalam kamarku dengan pistol di tanganku."

"Berapa kadar alkohol yang kau minum malam itu?"

"Aku sangat yakin tidak banyak. Aku bahkan bisa berkomunikasi dengan Evelyn ketika dia menangkap basah diriku sedang mencumbu wanita lain. Jika aku sangat mabuk, aku pasti sudah mengabaikan kedatangannya dan kemungkinan untuk melukainya pasti ada. Tapi aku masih cukup sadar untuk bisa melakukan itu semua." Louis menekankan kalimat 'sangat mabuk' untuk meyakinkan penjelasannya.

"Aku sangat menyesal. Jika saja aku bisa lebih mengendalikan diriku, dia tak akan terbaring di rumah sakit itu. Semuanya memang salahku. Andai aku bisa lebih menahan diri." Lanjutnya. Aku masih terdiam, berusaha meresapi kalimat yang keluar dari mulutnya.

Mengendalikan. Kata itu bukan hal aneh yang terdengar oleh telingaku. Pikiranku melayang entah kemana. Teringat akan suatu hal dan itu cukup membuatku terkejut.

Apakah malam itu Louis sedang dikendalikan? Apakah malam itu memang bukan 'Louis' yang melakukannya?

Jika aku sangat mabuk, aku pasti sudah mengabaikan kedatangannya dan kemungkinan untuk melukainya pasti ada. Tapi aku masih cukup sadar untuk bisa melakukan itu semua.

Dia berkata bahwa ia sedang tidak cukup mabuk untuk bisa melakukan itu semua. Ya benar, dia tidak terlalu mabuk. Dia berbicara denganku sebagai Louis kala aku menangkap basah ia sedang bercumbu dengan wanita itu. Tatapannya memang mencerminkan orang mabuk, tapi kata-kata dan suara yang keluar dari mulutnya membuktikan bahwa dia hanya sedikit mabuk.

Ini jelas. Sudah sangat jelas. Louis dikendalikan!

"Cath, kau baik-baik saja?" Aku mengerjap-ngerjapkan mataku ketika Louis menyentuh bahuku.

"Louis, terimakasih atas penjelasanmu. Aku yakin Evelyn akan mengerti atas semua ini." Louis tertawa kecil. Lebih menjuru menertawai dirinya sendiri.

"Dia tidak akan pernah memaafkan bajingan sepertiku. Lebih baik kau pulang, Cath." Louis bangkit dari posisi duduknya dan dengan cepat aku menahan pergelangan tangannya.

"Evelyn akan memaafkanmu. Aku menjamin hal itu." Louis tidak bergeming, dan sedetik kemudian ia melepas pegangan tanganku.

"Lupakan saja dan tinggalkan aku disini." Tanpa basa-basi, aku memeluk tubuhnya dari belakang, tubuhnya terkejut dalam dekapanku. Air mata yang entah kapan keluar sudah membasahi pipiku.

Be Mine (Sedang Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang