#16

210 37 0
                                    

Eve

Aku tidak tahu bagaimana reaksi Catherine nanti jika dia tahu bahwa dirinya sekarang menjadi pusat perhatian. Sebagian besar mata memandang Catherine dengan tatapan memuja, terutama dari kaum pria. Banyak yang terkejut ketika mereka mengetahui bahwa orang yang mereka pandang dengan takjub ini adalah gadis kutu buku yang selalu mereka rendahkan.

Langkah kakiku terhenti ketika melihat 5 orang gadis sialan itu berjalan dengan congkaknya. Aku hanya menatap datar mereka seraya mereka terus berjalan mendekatiku dan akhirnya berhenti tepat di depanku.

"Oh. Jadi ini Catherine yang baru?" Aku tidak bergeming melainkan hanya tetap menatap mereka dengan datar.

"Rupanya dia masih sama. Cath yang selalu diam ketika di tanya." Tawa meremehkan keluar dari mulut mereka berlima sedangkan beberapa orang di sekitar kami hanya menyaksikan kami.

"Aku tidak pernah menjawab pertanyaan yang tidak penting." Jawabku dengan nada datar.

"Sudah berani ternyata. Dengar, freshman-"

"Memang apa salahnya jika aku freshman? Aku memang baru di kampus ini tapi bukan berarti kalian bisa merendahkanku. Kalian pernah menjadi freshman, bukan? Apa yang akan kalian lakukan jika kalian mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari senior kalian? Apa yang akan kalian lakukan jika setiap hari harus mendapatkan pukulan dan hinaan? Kalian melakukan hal itu padaku seakan aku adalah sebuah mainan rusak." Aku memotong kalimat salah satu dari mereka dan tepat ketika aku mengatakan hal itu, salah satu dosen sedang berjalan di dekat kami.

Good point. Dosen itu langsung memanggil kelima gadis sialan itu dan ketika ditanya kebenarannya, tentu saja mereka mengelak. Tapi orang-orang di sekitar kami adalah saksi mata dari perbuatan mereka dan mereka membenarkan ceritaku. Jika saja Catherine masih dengan penampilan lamanya, mungkin tidak akan ada yang ingin membelanya. Menyedihkan sekali orang-orang di kampus ini. Mereka hanya menilai seseorang dari penampilan luarnya.

****
Ruangan kelas tempat Catherine sangat ramai. Bukan ramai dengan manusia, melainkan para hantu. Mereka berada di setiap sudut ruangan. Aku sudah terbiasa dengan keadaan ini, jadi aku hanya diam saja melihat mereka.

"Dia sangat tampan. Sudah matipun wajahnya setampan itu." Ucap salah satu hantu wanita yang mengenakan pakaian pelayan kerajaan dengan beberapa noda darah di pakaiannya kepada hantu wanita lainnya dengan pakaian yang sama.

Aku melihat ke luar ruang kelas untuk berjaga-jaga barang kali ada yang masuk.

"Siapa yang kalian bicarakan?" Kedua hantu itu menoleh ke arahku ketika aku menanyakan hal itu.

"Siapa dibalik tubuh cantik itu?" Aku memutar bola mata mendengarnya. Tentu saja hantu itu tahu ada roh lain yang mengendalikan tubuh Catherine. Aku harap Niall tidak mengetahuinya.

"Itu tidak penting siapa aku. Jawab saja pertanyaanku."

"Kami tidak tahu siapa namanya. Dia terus datang ke kampus ini dan selalu bertanya ke setiap hantu yang ada disini dengan pertanyaan yang sama. Apa ada di antara kalian yang melihat Evelyn?" Jawab hantu itu dengan nada menirukan orang lain bertanya di akhir kalimat.

"Kami bahkan tidak tahu siapa itu Evelyn. Kenapa dia terus mencari yang tidak ada? Kurasa aku cukup cantik untuk pria tampan seperti dia dibanding Evelyn itu." Lanjutnya. Rasanya aku ingin tertawa saja mendenganya berkata seperti itu. Tapi aku tak ingin rahasiaku terbongkar.

Untuk apa Niall mencariku? Kami bahkan tidak saling mengenal satu sama lain.

Aku membuka mulut hendak bertanya kembali tapi seseorang masuk ke ruang kelas dan itu membuatku bungkam.

Be Mine (Sedang Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang