#6

277 41 3
                                    

Eve

Tubuhku menegang melihat kejadian yang berada di depanku. Aku menutup mulutku dengan telapak tanganku seraya menunjukkan reaksi keterkejutanku. Dunia seakan runtuh begitu saja. Kakiku lemas tapi aku berusaha untuk tidak terjatuh.

"Louis." Nada yang keluar dari mulutku terdengar bergetar. Aku berusaha menahan tangis yang sudah terlanjur keluar. Yang dipanggil menghentikan aktivitas menjijikkannya dan menoleh ke arahku.

Louis memisahkan diri dari wanita yang tidak ku ketahui siapa namanya dan berusaha mengambil celana jeansnya.

"Eve." Aku memejamkan mataku ketika dia sedang memakai celananya.

Tiga tahun aku menjadi kekasihnya dan kami tidak pernah melakukan hal seperti itu. Orang tuaku menanamkan ajaran bahwa tidak ada hubungan intim sebelum menikah. Aku tidak pernah melihat Louis dalam keadaan tanpa sehelai benangpun dan aku tidak akan melihatnya sebelum kami menikah. Kukira Louis juga punya pemahaman yang sama denganku, tapi kenyataannya dia justru melenceng. Dan yang lebih menyakitkan hatiku, dia melakukan hal itu dengan wanita lain yang mana artinya Louis berselingkuh dariku.

"A-aku minta maaf." Aku membuka mataku dan melihat Louis berdiri di hadapanku dengan pakaian yang sudah menempel sempurna di tubuhnya. Dari ekor mataku, wanita yang ingin ditiduri Louis sibuk memainkan ponselnya sembari berbaring dengan tubuhnya yang di balut selimut. Aku punya pemikiran bahwa wanita itu sudah pernah ditiduri sebelumnya.

"Kenapa kau melakukan ini, Louis? Aku percaya padamu." Air mataku mengalir meninggalkan jejak di pipiku.

"Aku.. aku tidak bisa menahannya, Eve. Aku ingin melakukannya. Aku tidak mungkin memintamu atau memaksamu karena pemahamanmu itu. Aku seorang pria, Eve. Aku tidak bisa menahan keinginanku yang seperti ini." Louis berusaha meraih bahuku tapi aku menepisnya. Ini adalah pertama kalinya aku tidak ingin disentuh oleh Louis.

Ku pikir Louis adalah seorang yang bisa ku percaya. Aku sudah sangat mempercayainya. Tapi lihat apa yang dia lakukan! Kejadian yang baru saja terjadi membuatku berpikir bahwa Louis merupakan seorang pria brengsek.

"Jangan temui aku lagi." Ekspresi Louis menunjukkan sebuah keterkejutan atas ucapanku. Aku mengabaikannya dan berbalik meninggalkannya. Aku berlari hingga keluar dari kerumunan orang-orang yang sedang menikmati pesta.

Angin malam yang dingin menerpa wajah pucatku. Rasa sesak di dadaku menunjukkan betapa terlukanya diriku atas perlakuan Louis. Dia yang kupercaya, tega mengkhianatiku.

Kakiku berhenti berlari secara tiba-tiba dan tubuhku jatuh tersungkur di atas rumput di sebuah taman yang masih menjadi halaman dari gedung yang dijadikan sebuah pub itu. Tubuhku terasa sangat sakit, terutama di bagian dadaku. Aku bisa dengan jelas mendengar suara Jennifer yang meneriakkan namaku juga suara langkah kaki beberapa orang.

Napasku tersengal dan rasa sakit ini seakan membunuhku. Tanganku dengan lemah mencari pusat rasa sakit dan yang ku rasakan adalah basah. Aku tahu ini adalah darahku. Pikiranku melayang kepada keluargaku, teman-temanku, dan Louis. Aku mencintai mereka semua. Aku belum siap jika harus pergi dari dunia ini.

Semakin lama, pandanganku semakin kabur dan akhirnya kedua mataku menutup dan rasa sakit yang menyerangku tadi sudah tidak lagi ku rasakan.

****
Seorang gadis muda yang berusia kisaran 7 atau 8 tahun tengah duduk di sebuah ayunan. Kedua tangannya memegang rantai di sisi kanan dan kirinya. Sepertinya gadis itu sedang sedih, terlihat dari raut wajahnya yang muram. Dari kejauhan terlihat seorang pria kecil memakai kaus berwarna biru dengan celana training dan sepatu olahraga. Pria itu terlihat lebih tua dari gadis kecil yang sedang termenung itu. Pria kecil tadi berlari menghampiri gadis kecil itu.

Be Mine (Sedang Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang