Warmth- Kuroko Tetsuya

5.4K 462 21
                                    

"Otanjoubi Omedetou, Tetsuya-kun," F/N memberi selamat pada Kuroko yang hari ini berulang tahun. Senyuman lebar terlihat di wajahnya yang agak memerah karena dingin.

Kuroko tersenyum tipis ke arah F/N dan menerima kadonya. Bungkusannya yang berwarna kebiruan dengan pita berwarna sama itu ternyata menyembunyikan album foto sebagai hadiahnya dari F/N. Kuroko mengangguk ke arah dengan dengan sorot mata penuh terima kasih.

"Aku memotret hampir semua foto secara diam-diam, kecuali saat kita foto bersama dan fotoku. Kuharap kau juga akan menyukai foto jepretanku," ucap F/N.

"Aku selalu menyukai yang F/N-chan berikan padaku."

Hari ini memang hari ulang tahun Kuroko Tetsuya. Dan sebagai hadiah utamanya, Akashi mengajak semua anggota Kiseki no Sedai dan teman satu tim Kuroko untuk menginap di salah satu vila miliknya. Kuroko hanya mengiyakan usul Akashi karena ia sendiri tidak bisa menolak apapun yang di tawarkan Sang Kaisar. Sesuai dengan dugaan Akashi, semuanya terasa lebih meriah dan menyenangkan ketika mereka sampai di vila.

F/N memperhatikan Kuroko dari tempatnya berdiri. Senyum masih terlihat di wajahnya saat menyadari kalau Kuroko sangat menikmati waktunya bersama dengan orang-orang terdekatnya. Siapa yang tidak senang kalau bisa menikmati hari ulang tahun bersama dengan teman lama dan sahabat baru?

"F/N-chan... rasanya sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu dan mengobrol ringan seperti ini."

F/N menoleh dan mendapati Satsuki sudah berdiri di sampingnya. "Kurasa juga begitu. Kau tahu kembali menyatukan tim yang sudah ada dengan anggota yang baru sangatlah merepotkan."

"Benar sekali, aku juga merasakannya. Apalagi Dai-chan masih belum berubah banyak. Ia memang datang ke gimnasium, tapi tidak untuk latihan. Biasanya ia akan membawa majalahnya dan membaca di sana, walaupun terkadang ia juga ikut berlatih."

"Aomine-kun akan selalu seperti itu ya?" tanyaku geli.

"Kalau ia seperti itu terus, aku tidak bisa membayangkan bagaimana kekasihnya nanti," balas Satsuki geram.

F/N baru saja ingin membalas saat sudut matanya menangkap sosok tinggi besar yang sedang mencoba untuk memakan kue yang belum tersentuh di atas meja. Terdengar geraman rendah dari Satsuki.

"Mukkun, kau tidak seharusnya memakan kue lebih dulu. Tunggu yang lain," kata Satsuki mulai menjauhi F/N.

F/N hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah teman lamanya. Matanya melirik ke arah balkon dan menit selanjutnya ia sudah berada di sana sambil menyandarkan lengan bawahnya pada kayu agar tidak jatuh.

Hembusan angin kencang yang menusuk tulang membuat F/N harus mengeratkan jaket tipisnya. Ia sama sekali tidak suka dengan hawa dingin. Tubuhnya terasa lebih lemah saat suhu mulai menurun drastis. Sial baginya, karena Akashi lebih memilih menggunakan vilanya di tempat yang lebih dingin. F/N menghela nafas perlahan dan memperhatikan uap yang keluar dari mulut dan hidungnya.

"F/N-chan?"

"Hm?" F/N tidak perlu berbalik untuk tahu kalau Kuroko-lah yang berada di belakangnya.

"Apa yang kau lakukan di luar sini? Tubuhmu akan lebih rentan sakit," tanya Kuroko. Ia sudah berdiri di samping F/N dan menyampirkan jaket yang lebih tebal ke bahu F/N.

"Kau juga akan kedinginan kalau memberikan jaketmu padaku, Tetsuya-kun," balas F/N mengabaikan pertanyaan Kuroko.

Ia merebahkan kepalanya di bahu Kuroko yang memang lebih tinggi darinya, sementara Kuroko memeluk pinggang F/N dan mendekatkan tubuh F/N ke arahnya.

"Kau lebih membutuhkannya daripada aku," sahut Kuroko sambil mencium puncak kepala F/N. "Lagipula aku sudah membawa jaket lebih karena aku tahu kalau kau akan lupa membawa jaket lebih."

Tidak ada sahutan lagi dari F/N. Ia menikmati saat mereka tidak harus berbicara untuk tahu perasaan masing-masing. Ia menyukai saat Kuroko berada di sampingnya tanpa harus mengkhawatirkan apapun. Betapa ia berharap saat-saat seperti ini akan bertahan selamanya.

"Ne, Tetsuya-kun. Maaf aku tidak bisa memberikan apapun yang lebih mengesankan daripada beberapa foto yang kuambil diam-diam. Aku memang kekasih yang buruk," bisik F/N. Ia sedikit mendongakkan kepala untuk melihat ekspresi Kuroko.

Kuroko mengernyitkan dahinya. "Apa yang kau berikan padaku sudah lebih dari cukup, F/N-chan. Aku memang senang bersama dengan teman-temanku, tapi aku merasa lebih bahagia saat kau bisa bersamaku. Jangan pernah mengatakan hal seperti itu lagi F/N-chan atau aku akan marah padamu."

"Nu-uh," geleng F/N kekanakkan. "Kau tidak akan bisa marah padaku, Tetsuya-kun. Aku hampir sama menggemaskannya dengan Nigou."

"Memang benar aku tidak akan bisa marah padamu, tapi aku bisa berpura-pura," ucap Kuroko lalu mencium pipi kanan F/N.

"Baiklah, kalau begitu aku akan memberikan hadiah yang lebih bagus padamu tahun depan. Katakan padaku, apa ada yang kau inginkan untuk ulang tahunmu tahun depan? Mungkin aku bisa menyiapkan dari sekarang," usul F/N.

"Tidak perlu. Keberadaanmu di sampingku saat ulang tahunku sudah lebih dari cukup untukku, F/N-chan."

Wajah F/N memerah seketika dan itu bukan karena angin dingin yang kembali bertiup. Mendengar pengakuan Kuroko secara langsung membuat jantungnya berdetak sepuluh kali lebih kuat. Dan Kuroko mengucapkan semua itu dengan wajah datar andalannya. Bagaimana bisa!?

Sepertinya Kuroko salah mengartikan wajah merah F/N. Karena ia langsung mengusulkan supaya mereka masuk dan cepat-cepat menghangatkan diri sebelum F/N terkena flu.

"Tapi aku masih ingin di sini, Tetsuya-kun."

"Tidak ada bantahan, F/N-chan. Kita masuk sekarang, aku tidak ingin kau sakit," perintah Kuroko.

Ia menarik tangan F/N lembut dan memaksanya untuk duduk di dekat perapian yang ada di ruang tengah.
Kuroko duduk di karpet dan punggungnya bersandar di sofa. Ia memposisikan agar F/N merasa nyaman saat duduk di sampingnya. F/N merebahkan kepalanya di bahu Kuroko untuk yang kedua kalinya, wajahnya menghadap leher Kuroko. Kedua lengan Kuroko melingkar di pinggang F/N agar gadis itu tidak menjauh darinya. Hal terakhir yang F/N dengar adalah ucapan selamat malam dari Kuroko.

"Selamat malam, F/N-chan."
***
"Kawaiiii!! Mereka terlihat sangat imut, ya kan Dai-chan?" Satsuki mengeluarkan kamera yang ia bawa lalu memotret pasangan yang sedang tertidur di dekat perapian.

"Cih, aku tidak tahu kalau Tetsu bisa seromantis ini dengan L/N," balas Aomine sambil mendecih, tapi tidak mengalihkan pandangannya dari kedua temannya.

"Sudah kuduga kalau akan menjadi seperti ini akhirnya. Keputusanku memilih vila ini memang benar," gumam Akashi dengan seringaian yang tampak jelas di wajahnya.

"Sudah kuduga, nodayo? Jangan bilang kalau kau sudah merencanakan semua ini, Akashi?" tanya Midorima. Ia mendorong kacamatanya.

"Mido-chin, aku ingin kuenya sekarang~" gerutu Murasakibara.

Otanjoubi Omedetou, Kuroko Tetsuya!!!

Kuroko no Basuke DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang