Ring(Kiss Sequel) - Kuroko Tetsuya

3.4K 307 9
                                    

"Kuroko! F/N sudah menunggumu," teriak Kagami saat menyadari ada sosok gadis yang berdiri di depan pintu gimnasium sambil menggendong makhluk imut nan menakutkan dan Kagami mengenal gadis itu sebagai kekasih dari 'bayangan'nya.

Sekilas senyuman tipis terukir di wajah Kuroko, jika tidak memperhatikan dengan baik mungkin senyuman itu tidak akan terlihat, tapi seluruh anggota tim sangat mengenal siapa Kuroko. Dengan langkah kecil yang konstan, Kuroko menghampiri F/N. Menyadari hal ini, senyuman senada juga terlihat di wajah manis F/N.

"Sebentar lagi latihannya selesai. Kau tidak keberatan menunggu beberapa menit kan, F/N-chan?" tanya Kuroko. Bibirnya sempat beradu dengan dahi F/N, kebiasaan mereka mulai dilakukan sejak beberapa waktu yang lalu saat F/N menceritakan tentang tuduhan kalau Kuroko tidak mencintai F/N.

F/N menggeleng pelan. "Tentu saja tidak. Kurasa Nigou juga tidak keberatan kalau harus menunggu beberapa menit untuk bermain di taman, ya kan Nigou?"

"Arf! Arf!"

Riko-senpai dan beberapa yang lainnya berkumpul saat mendengar gonggongan imut Nigou, kecuali Kagami tentu saja. Walaupun memiliki badan besar dan tampang yang agak sangar, Nigou yang imut dan kecil itu mampu mengalahkannya dalam waktu beberapa detik saja.

"Kau bisa pulang lebih cepat Kuroko-kun. Aku yakin melewatkan latihan beberapa menit tidak akan membuat kemampuanmu menurun drastis," putus Riko-senpai sambil mengusap bulu-bulu Nigou yang lembut.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan mengganti bajuku dulu," ucap Kuroko sebelum tiba-tiba menghilang tepat di depan mereka. Yah... walaupun sudah hampir setahun mereka menjadi sebuah tim, sepertinya kebiasaan Kuroko yang suka menghilang masih belum bisa membuat tim terbiasa.

Terdengar desahan kecewa dan protes samar saat Riko-senpai mengijinkan Kuroko pulang lebih dulu. Kiyoshi-senpai terkekeh pelan menyadari tatapan mata Kuroko yang berbinar senang karena keputusan pelatih mereka. Ah... melihat keduanya membuat Kiyoshi-senpai ikut tersenyum. Bayangkan saja, sekarang keduanya saling bertatapan seperti tidak menyadari banyak pandangan iri dan hawa sirik yang sangat terasa di udara.

"Coach, kenapa Kuroko dibolehkan pulang lebih dulu? Kami juga ingin pulang lebih dulu," protes Furihata. Ia langsung bungkam saat lirikan tajam dari Riko-senpai mengarah kepadanya.

"Saat kau punya kekasih yang menunggu waktu kencan denganmu, aku akan mengijinkanmu pulang lebih dulu," balas Riko-senpai. Yang lain kompak bungkam, karena balasan Riko-senpai memukul mereka telak. Mereka tidak memiliki kekasih.

"Kalau begitu kami pergi dulu senpai!!"

Tidak lama setelah mereka meninggalkan gimnasium, F/N merasakan ada tangan lain yang membungkus tangannya dan ia tahu benar siapa yang menggenggam tangannya. Gadis itu menoleh ke sampingnya, ingin tahu ekspresi wajah kekasihnya saat menggandeng tangannya. Masih tidak ada perubahan, tetap datar. Walau begitu F/N bisa melihat kilat senang di iris biru Kuroko dan sudut bibir yang sedikit tertarik.

"Ada tempat tertentu yang ingin kau kunjungi F/N-chan?" tanya Kuroko menolehkan kepala ke arah F/N.

Kekasihnya terdiam sebentar, memikirkan suatu tempat yang bisa membuat keduanya merasa nyaman. "Bagaimana kalau kita membeli vanila milkshake lalu beristirahat di taman? Tetsuya-kun sendiri baru selesai latihan, aku tidak ingin kau terlalu lelah."

"Aku tidak merasa lelah saat bersamamu F/N-chan, tapi kurasa itu ide yang bagus. Mungkin rasa sukaku pada vanila milkshake menular pada F/N-chan?" Kuroko terkekeh pelan dengan ucapannya sendiri. "Aku tidak keberatan kedua hal yang kusukai bisa akur seperti ini."

"Jangan mengucapkan hal yang aneh Tetsuya-kun," ucap F/N sambil memukul lengan Kuroko pelan.

Keduanya terdiam sejenak. Semilir angin kencang yang agak panas menandakan musim panas hampir di mulai tidak membuat F/N merasa kepanasan, sebaliknya saat berada di samping Kuroko ia malah merasa sejuk dan menenangkan. Mungkin karena pembawaan Kuroko yang tenang dan mungkin juga karena pendapat subjektifnya.

"Bagaimana dengan les pianomu?" tanya Kuroko saat mereka sudah memasuki Maji Burger. Keduanya langsung mengantri di barisan yang orangnya paling sedikit.

"Baik-baik saja. Aku berusaha untuk berlatih lebih keras untuk mengikuti lomba yang akan diadakan saat musim gugur. Tetsuya-kun sesekali juga datanglah ke latihan pianoku. Mungkin kalau ada dirimu, suara dari tuts piano akan lebih lembut didengar," cerita F/N. Kata-katanya sempat terhenti untuk mengucapkan pesanan mereka.

"F/N-chan pasti akan berhasil, aku yakin itu. Bagaimana bisa kau berpendapat kalau saat ada aku suara pianomu akan lebih lembut?"

F/N terkekeh pelan saat jawabannya sudah terucap dalam benak, ia merasa jawabannya ini sedikit klise dan terlalu sering diucapkan di film romantis. "Itu karena Tetsuya-kun yang menjadi inspirasi dan penyemangatku. Kalau ada seseorang yang kusayangi menyemangatiku dan berada di sampingku, tentu saja permainanku akan jauh lebih dalam dan penuh perasaan."

Semburat kemerahan jelas terlihat di wajah Kuroko selama beberapa detik, F/N sangat yakin dengan hal itu, lalu semburat itu hilang secepat saat ia muncul. Samar tapi pasti F/N merasa kalau Kuroko mengangguk.

"Aku tahu perasaan itu dengan baik," sahut Kuroko perlahan. "Karena saat F/N-chan menemaniku latihan, berada di setiap pertandinganku, di sampingku saat aku ingin menyerah, itulah yang kurasakan. Seperti semua kemenanganku ada karena F/N-chan juga berada di sisiku."

Kali ini wajah F/N-lah yang di hiasi oleh semburat kemerahan. Warna merah itu semakin pekat saat ada pasangan yang tidak jauh dari mereka sedang melakukan sesuatu. Laki-lakinya berlutut dengan satu tangan menggenggam tangan si gadis dan memegang cincin, sementara si gadis menutup wajahnya dengan sebelah tangan dengan mata berkaca-kaca.

Seperti mendapatkan ide dari adegan di depannya, Kuroko mencari pulpen di celah tasnya dan saat di temukan, Kuroko langsung menarik tangan F/N sampai menyentuh dadanya. F/N memiringkan kepalanya tidak mengerti dengan sikap Kuroko, tapi ia bisa merasakan ada sesuatu yang menggores jari manisnya.

"Karena masih sekolah aku tidak bisa memberikan apapun padamu, tapi aku berjanji saat dewasa nanti aku akan memberikan F/N-chan cincin yang sebenarnya, cincin yang mengikat F/N-chan padaku," gumam Kuroko. Ia mencium punggung tangan F/N. "Untuk sekarang ini, biarkan aku menjadi penyemangat F/N-chan dan aku akan menjadi sandaranmu saat kita berdua sudah terikat."

Sama seperti yang dilakukan oleh gadis yang baru saja dilamar, F/N menutup wajahnya dengan tangan yang bebas. Matanya berkaca-kaca mendengar janji Kuroko padanya. Walaupun jari manisnya baru terukir cincin yang di gambar dari pulpen, tapi ia seperti baru saja mendapatkan cincin emas bertahtakan permata.

"Terima kasih Tetsuya-kun. Aku juga berjanji akan menjadi penyemangatmu, menjadi sandaranmu."

"Aku mencintaimu, F/N-chan."

Siapa yang bilang pasangan SMA tidak bisa seromantis pasangan yang sudah dewasa dan bekerja?

Request dari @inanty yang kepengen sequel kissnya Kuroko..

Kalian sendiri gimana? Suka dengan sequelnya?

Kuroko no Basuke DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang