Tough - Himuro Tatsuya

2.2K 216 5
                                    


Berkencan dengan salah satu idola sekolah memang menyusahkan. Banyak ekspektasi yang harus dicapai, belum lagi jika bermasalah dengan penggemar idola tersebut. Kalau F/N bisa memilih, ia memilih jatuh cinta dengan pria yang biasa saja, dengan wajah yang biasa saja, juga tidak terlalu pintar tapi bisa membuatnya nyaman. Sayangnya, cinta tidak memberi kehendak untuk memilih pada insan yang merasakannya.

F/N jatuh cinta pada Himuro Tatsuya.

Setelah berusaha keras agar eksistensinya bisa diakui oleh Himuro, akhirnya F/N tahu bahwa Himuro juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Ia menjadi salah satu dari sedikit orang yang melihat sisi protektif Himuro. Sayangnya, para siswi di Yosen berpikir sifat lembut dan semaunya Himuro adalah daya tarik terbesarnya. Jadilah F/N sasaran target para penggemar Himuro yang tidak puas dengannya. Terutama dengan keadaan fisiknya.

F/N menghela nafas lelah. Lagi-lagi penggemar Himuro menunggunya di lorong saat pulang sekolah. Ia tidak memiliki pilihan lain selain menghadapi mereka, lagipula ia harus cepat ke gimnasium. Ia sudah berjanji akan menemani Himuro latihan hari ini.

"Heee, akhirnya kau keluar juga, ya? Kenapa lama sekali? Takut kami tindas?" tanya salah satu dari mereka yang diikat buntut kuda.

Ketiga gadis, yang F/N kenali sebagai penggemar Himuro paling fanatik, menghadang jalannya dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Wajah mereka terlihat marah dan meremehkan, tapi sama sekali tidak memberikan efek apapun pada F/N yang sudah mengalami hal ini berulang kali.

"Apa yang kulakukan bukan urusan kalian," balas F/N sinis. Kesabarannya menghadapi penggemar Himuro yang tidak puas dengan kenyataan  sudah mencapai puncak. "Hey, apa kalian tidak memiliki sesuatu yang penting untuk dilakukan? Misalnya, belajar untuk ujian. Lebih baik daripada menindasku, kan?"

"Sudah berani mengajari orang lain, ya?" gadis yang dua kancing teratas seragamnya terbuka berjalan menghampiri F/N hingga mereka hanya berjarak dua langkah saja. "Bagaimana kalau kau menurunkan sedikit berat badanmu? Kau tidak pantas bersanding dengan Himuro-kun jika tubuhmu sebesar banteng. Mau kuberitahu caranya?"

"Satu pertanyaan untuk kalian. Memangnya kalian siapa sampai mengatur siapa yang pantas untuk Tatsuya dan siapa yang tidak?" tanya F/N mengabaikan pertanyaan sebelumnya. Sebelah alisnya terangkat seakan menantang.

"Aahh ... si Gemuk ini sudah berani melawan rupanya," gadis yang bertubuh lebih tinggi dari dua lainnya tersenyum sinis. "Sepertinya perlu kuajari sopan santun."

"Tidak perlu," F/N mengibaskan sebelah tangan, menolak idenya. "Kau cukup mengajari dirimu sendiri tentang sopan santun. Jika sudah selesai nanti, baru kautemui aku lagi, bagaimana? Sebenarnya aku bisa saja meladeni kalian lebih jauh, tapi sekarang aku harus buru-buru. Kita lanjutkan lain kali saja, ya?"

"Beraninya kau!" geram salah satu dari mereka. Ia menahan tangan F/N lalu menghempaskan hingga F/N mundur beberapa langkah. "Gadis yang tidak seberapa seperti dirimu mau bertingkah seenaknya?!"

"Bukannya yang bertingkah seenaknya adalah kalian?" F/N menyunggingkan seringai tipis. "Berpikir Tatsuya akan melihat dan menyukai kalian karena menindas kekasihnya? Jangan mimpi. Hanya karena aku tidak kurus dan sibuk mengurusi hidupku sendiri, bukan berarti aku tidak pantas baginya. Jangan lupa, akulah kekasihnya sekarang. Kalian sudah kalah sejak awal."

"Si Gemuk Jelek ini sudah keterlaluan ya!" gadis yang paling tinggi sudah mengacungkan tangannya, ancang-ancang bersiap menampar F/N.

Alih-alih merasakan ngilunya tamparan di pipi, F/N malah merasakan lengan seseorang menarik bahunya. Aroma maskulin seseorang menyapa indra penciumannya, memberitahu identitas sosok yang berada di belakangnya.

"Ara, ara, tidak seharusnya seorang gadis berperilaku kasar," suara ramah Himuro membuat ketiga gadis di hadapannya terpana, melupakan niat mereka untuk menampar F/N. "Aku sudah menunggumu sejak tadi, F/N. Apa yang kaulakukan di sini?"

"Penggemarmu menyapaku beberapa saat yang lalu. Aku tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan mereka, kan?" balas F/N sarkastik. Ia tahu bahwa Himuro mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. "Kebetulan sekali, Tatsuya. Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu."

Sebelah alis Himuro terangkat, penasaran dengan pertanyaan macam apa yang akan dilontarkan F/N di situasi seperti ini. "Apa itu?"

"Aku dan penggemarmu baru saja mendiskusikan sesuatu yang sangat penting berkaitan denganmu," kata F/N menyunggingkan senyum tipis. Sudut matanya melirik ketiga gadis yang mundur perlahan, takut jika F/N benar-benar mengungkapkan apa yang baru saja terjadi. "Mereka berkata bahwa aku tidak pantas untukmu, juga berpendapat jika salah satu dari mereka lebih baik bagimu. Sedangkan aku berpendapat bahwa kau bebas menentukan gadis mana yang kaupilih sebagai kekasihmu. Sayangnya, mereka bersikukuh dengan pendapat mereka hingga aku tertahan di sini. Nah, sekarang bagaimana pendapatmu Tatsuya?"

F/N yakin ia melihat tatapan Himuro menajam walau hanya sesaat. Sudut bibirnya sedikit tertarik saat Himuro memfokuskan seluruh perhatiannya pada ketiga gadis yang sudah gemetar. Namun, saat Himuro kembali mengulas senyum lembut, mereka kembali terpesona. Sayangnya, F/N tidak tertipu dengan senyum kekasihnya.

Sudut bibirnya berkedut. Rahangnya mengeras. F/N yakin ia mendengar gigi Himuro gemeletuk sesaat, menahan amarah. Senyum yang terukir di wajah Himuro sekarang adalah palsu.

"Ah ... kalian terlalu baik. Sampai-sampai menilai gadis mana yang pantas menjadi kekasihku dan mana yang tidak," ujar Himuro. "Sayangnya ... aku merasa hanya ada satu gadis yang pantas bersanding denganku dan kalian sedang melihat gadis itu sekarang."

"Eeh!? Ta-tapi Himuro-kun," gadis yang bertubuh sangat kurus itu berusaha menyanggah. "Gadis itu tidak lebih cantik dari kami. Ia juga terlalu gemuk untukmu. Salah satu dari kami akan terlihat cocok saat bersanding denganmu."

"Di sanalah letak kesalahan kalian," senyum Himuro. Ia menarik F/N mendekat, menempelkan bibirnya sejenak di pelipis F/N, memastikan ketiga penggemarnya melihat dengan sangat jelas. "F/N adalah gadis paling cantik yang pernah kutemui dan ... percayalah padaku, ia tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus. F/N sudah sempurna."

Tidak hanya ketiga penggemar Himuro saja yang terkejut, F/N juga begitu. Ia tahu Himuro akan mengatakan pada mereka bahwa F/N yang ia pilih, tapi ia tidak pernah menyangka Himuro akan mengatakan hal seromantis itu padanya di depan penggemarnya!

"Apa!?"

"Baiklah, gadis-gadis. Aku dan kekasihku harus pergi sekarang, ada latihan yang harus kujalani," Himuro mengalungkan lengannya di bahu F/N, menuntunnya untuk menjauh dari lorong. Sebelum mereka berada terlalu jauh, Himuro berhenti melangkah. "Satu lagi, gadis-gadis. Aku akan melakukan sesuatu jika salah satu dari kalian berusaha menyakiti kekasihku. Sampai jumpa."

F/N tidak bisa menahan diri, wajahnya merona saat Himuro mengatakan dengan gamblang bahwa ia adalah kekasihnya.

"Hey," F/N menarik lengan seragam Himuro. "Apa tidak apa-apa mengatakan hal seperti itu pada mereka?"

"Kenapa tidak?" Himuro mengangkat bahunya acuh tak acuh. "Kau kekasihku, mana mungkin aku membiarkan orang lain menyakitimu?"

"Tapi tetap saja."

Himuro terkekeh saat F/N memberengut. Ia menurunkan lengannya memilih untuk menggamit tangan F/N lalu mengangkatnya hingga batas wajah. Himuro mencium punggung tangan F/N lama, tanpa melepas pandangannya dari F/N. Lagi-lagi sikap manis Himuro memaksa rona merah muncul di pipinya.

"Aku mendengar apa yang kaukatakan pada mereka," Himuro memandang F/N. "Dan aku menyukainya. Gadis tangguh yang tidak terpengaruh saat orang lain berbicara buruk tentangnya. Gadis hebat yang bisa bertahan tanpa memerlukan bantuan orang lain. Gadis kuat yang tidak goyah setelah berulang kali diserang."

"My brave, lovely and most wonderful girl. My F/N. Only mine."

Kuroko no Basuke DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang