Disobeyed- Akashi Seijuro

4.7K 356 13
                                    

"Bukankah sudah kubilang kalau idemu ini tidak masuk akal, F/N?"

"Jangan berkata seperti itu, Sei. Memangnya salah kalau aku ingin bertemu dengan Ayahmu secara formal?" F/N cemberut mendengar pertanyaan Akashi.

Saat ini keduanya sedang berada di ruang tengah mansion keluarga Akashi. Setelah Akashi memperkenalkan dirinya ke orangtua F/N dengan formal, F/N juga ingin bertemu dengan Ayah Akashi dengan cara yang sama. Menurutnya, mendapatkan restu dari Ayah Akashi adalah salah satu hal yang penting dalam hubungan mereka, terlepas dari Akashi yang terus berkata kalau semua ini tidak perlu.

Akashi menghela nafas pelan lalu melirik ke arah gadis di sebelahnya. Ia tahu kalau F/N ingin semuanya sesuai dengan tradisi, tapi ia benar-benar merasa kalau ide kekasihnya adalah hal yang buruk. Ia kenal baik siapa Ayahnya dan Ayahnya adalah orang yang paling keras kepala, dingin nan datar dan suka melontarkan kata-kata yang membuat sakit hati yang pernah ia kenal. Tidak. Ia tidak ingin F/N mendengar semua ucapan buruk dari Ayahnya, tapi mau bagaimana lagi? ia juga memilih gadis yang sangat keras kepala untuk menjadi pendamping hidupnya.

Menyadari kalau F/N sangat gugup, Akashi memeluk bahunya. "Jangan terlalu gugup, kau bukan ingin berangkat untuk berperang, F/N."

"Memang bukan," balas F/N. "Tapi aku akan bertemu dengan Ayah dari laki-laki yang kucintai. Kalau aku tidak bisa memberikan kesan yang baik, aku tidak akan bisa bersamamu lagi."

"Aku tidak peduli dengan ucapan Ayahku. Aku akan tetap mencintaimu walaupun Ayahku tidak setuju," bisik Akashi di telinga F/N.

Sekilas ia bisa melihat kalau F/N cemberut, sepertinya tidak setuju dengan ucapan Akashi yang terkesan menentang perintah Ayahnya. F/N mendongak dengan tatapan tidak senang padanya.

"Kau tidak bisa melakukan itu, Sei. Menentang orangtua bukanlah sikap yang baik, kau tahu," kata F/N tidak suka.

"Aku sudah tidak peduli dengan ucapannya lagi, F/N. Kau tidak tahu apa yang sudah ia lakukan padaku dan aku hanya peduli pada dirimu saja," balas Akashi. Ia mengalihkan wajahnya agar tidak bertatapan langsung dengan F/N yang masih menatapnya dengan tatapan tidak suka.

Akashi memang tidak pernah menceritakan sikap Ayahnya pada F/N, ia juga enggan mengatakan hal itu pada F/N. Singkat kata, Akashi ingin agar F/N dan Ayahnya menjalin hubungan seminim mungkin. Ayahnya bisa melakukan apapun yang ia inginkan untuk menyingkirkan F/N kalau ia mau dan Akashi tidak ingin hal itu terjadi. Ia tidak ingin permaisurinya terluka.

Mereka berdua menoleh ke arah pintu yang dan muncullah Ayah Akashi yang sudah mereka tunggu, lebih tepatnya F/N tunggu. Mereka berdua langsung bangkit dari posisi duduknya, tapi Ayah Akashi sama sekali tidak menoleh, melirik pun tidak.

"Ayah, ada yang ingin bertemu denganmu," ucap Akashi memulai pembicaraan.

Ayah Akashi hanya melirik ke arahnya, tanpa sekali pun memandang ke arah F/N. "Kau ingin memperkenalkan kekasihmu?"

Akashi mengangguk. Salah satu tangannya berada di punggung bawah F/N, mendorong kekasihnya untuk maju selangkah. F/N langsung membungkukkan badannya dalam-dalam, memberi hormat pada Ayah Akashi.

"Selamat sore Akashi-sama. Nama saya F/N L/N, senang bertemu dengan anda," ucap F/N masih membungkukkan badan.

"Gadis ini adalah kekasihmu, Seijuro? Aku kecewa padamu, kukira kau lebih pintar dari ini. Aku tahu kalau kau bisa memilih gadis yang lebih baik daripada dirinya lalu kenapa memilih gadis seperti ini? Sejujurnya aku tidak bisa melihat masa depanmu bersama dengan gadis ini," ucap Ayah Akashi dengan raut wajah datar, nada bicaranya dingin dan tatapan matanya terkesan merendahkan.

Akashi menggeram marah mendengar ucapan Ayahnya. Ia menggenggam pergelangan tangan F/N yang sudah bergetar lalu menariknya untuk berdiri di belakang seperti dinding yang membatasi F/N dengan Ayahnya. F/N menundukkan kepalanya menahan tangis mendengar ucapan menyakitkan dari Ayah kekasihnya.

"Aku tidak ingin mendengar kritik apapun darimu Ayah. F/N sudah bersikeras untuk bertemu denganmu hanya agar kau bisa menerimanya dengan baik. Apa Ayah perlu memperlakukannya dengan seperti ini?" geram Akashi. Ia menatap lurus ke mata Ayahnya, sama sekali tidak menyiratkan rasa takut.

"Seharusnya kau tahu apa yang kuinginkan Seijuro. Memiliki kekasih di umurmu yang sekarang bukanlah keinginanku. Aku ingin kau belajar yang serius agar bisa mengambil alih perusahaanku nanti. Bukannya malah bermesraan dengan gadis yang belum tentu akan menjamin masa depanmu," balas Ayah Akashi dengan nada otoriter. Sepertinya kedua laki-laki berambut merah yang sekarang saling berhadapan ini memang mirip.

Akashi menyeringai tipis. "F/N akan menjadi masa depanku, Ayah. Dengan atau tanpa restumu."

Tanpa berbalik menatap Ayahnya, Akashi berjalan keluar dari mansionnya. Ya, ia sudah lelah menjadi pion mainan Ayahnya, ia muak dengan segala aturan Ayahnya yang membuatnya merasa seperti di dalam sangkar. Ia ingin menentukan sendiri jalan hidupnya, nasibnya, takdirnya dan orang yang akan mendampinginya.
Jemari F/N masih bergetar di dalam genggamannya dan ia tahu kalau kekasihnya sedang mencoba menahan tangis. Akashi berbalik saat ia mendengar suara isakan kecil dari bibir F/N.

"Jangan menangis F/N," perintah Akashi dengan nada lembut. Telapak tangannya menangkup pipi F/N dan ibu jarinya menghapus jejak air mata permaisurinya.

"Sudah kubilang kalau aku tidak pantas bersanding denganmu Sei, bahkan Ayahmu pun setuju dengan hal ini. Bukankah lebih baik kau mencari gadis yang jauh lebih pantas untuk berdiri di sampingmu?" isak F/N.

Akashi harus menangkup kedua pipi F/N agar bisa melihat mata F/N yang berkaca-kaca. Ia hampir menangis karena melihat F/N menangis, ia marah pada dirinya sendiri karena membiarkan F/N bertemu dengan Ayahnya, ia kesal pada Ayahnya yang selalu bersikap seakan ia tidak boleh dibantah oleh siapapun.

"Angkat kepalamu dan tatap aku F/N!"

F/N terdiam saat suara Akashi meninggi. Ia tidak pernah mendengar Akashi membentaknya, tidak pernah selama dua tahun ini Akashi meninggikan nada bicaranya pada F/N.

"Bukankah sudah kubilang? Aku tidak peduli dengan ucapannya, aku hanya peduli padamu saja. Aku akan tetap mencintaimu walaupun ia sudah berkata demikian. Aku akan tetap memilihmu meskipun ia mencoba melakukan sesuatu untuk memisahkan kita, kau dengar?" bisik Akashi. Nadanya melembut saat F/N tercengang.

"T-tapi bagaimana k-"

"Aku sangat mencintaimu, permaisuriku. Tidakkah itu cukup?" tanya Akashi. Ia mengadukan dahinya dengan dahi F/N, memaksa gadis itu untuk menatap matanya lekat.

"Itu sudah cukup untukku, tapi bagaimana denganmu? Bagaimana kalau Ayahmu mengetahui kau tetap bersamaku walaupun beliau sudah mengatakan jika aku tidak pantas untukmu? Bagaimana kalau beliau melakukan sesuatu karena hubungan kita?" tanya F/N bertubi-tubi.

Akashi tersenyum tipis menyadari F/N mengkhawatirkan dirinya. "Kalau memang itu yang terjadi, ya terjadilah."

Mata F/N terbelalak mendengar jawaban Akashi yang tidak ia sangka. Ia berpikir kalau Akashi akan merencanakan sesuatu untuk mencegah kemungkinan itu terjadi, bahkan ia sudah menyiapkan diri kalau Akashi memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Jawaban Akashi benar-benar membuatnya terkejut.

"Aku tidak ingin kehilangan orang yang berharga untukku lagi F/N," ucap Akashi. Laki-laki berambut merah itu menyapukan bibirnya di dahi F/N seakan menegaskan apa yang diucapkannya adalah kebenaran.

Mata F/N kembali berkaca-kaca, tapi kali ini untuk alasan yang berbeda. Ia tidak menyangka kalau laki-laki yang berada di hadapannya ini benar-benar mencintainya. Ia tidak tahu apa yang ia sudah ia lakukan sampai bisa dicintai oleh seorang Akashi Seijuro.

"Aku juga mencintaimu Sei. Sangat mencintaimu," bisik F/N.

"Tentu saja aku sudah mengetahui hal itu sejak lama permaisuriku," Akashi terkekeh pelan. "Omong-omong, karena kau sudah bertemu dengan Ayahku, aku juga ingin kau bertemu dengan seseorang lagi."

"Seseorang? Siapa itu?" tanya F/N.

"Ibuku. Aku yakin ia akan sangat menyukaimu."

Aku lagi kepengen bikin Akashi, kayak udah lama banget sejak terakhir kali aku bikin ceritanya Sang Kaisar.
Btw, kayaknya romantis juga ya punya pacar macam Akashi?

Kuroko no Basuke DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang