Reckless- Aomine Daiki

4.5K 350 15
                                    

"Oi, Aomine. Cepat bersiap, kita ada misi sekarang juga," suruh salah satu anggota kepolisian.

Daiki menoleh ke arah adiknya, F/N, yang sedang mengokang pistolnya lalu menaruhnya diikat pinggang yang ia pakai. Seringai lebar terlihat di wajahnya, bangga karena adiknya mengikuti jejaknya menjadi polisi, walaupun dengan sedikit paksaan. F/N merasa Daiki masih harus diawasi walaupun statusnya ialah yang menjadi anak pertama di keluarga Aomine.

"Kenapa melihatku seperti itu?" tanya F/N risi dilihat begitu lekat oleh kakakknya sendiri. "Jangan bilang kalau kau sedang membayangkan salah satu dari foto di majalahmu saat menatapku?"

Daiki menggeleng. "Tidak, yang benar saja. Aku hanga terharu kau meninggalkan dunia modeling hanya untuk menjadi polisi bersamaku."

F/N mendengus pelan. "Jangan terlalu senang. Aku ada disini karena kau terlalu ceroboh untuk mengurus dirimu sendiri. Satsuki tidak mungkin menjadi polisi dengan kemampuannya, jadilah aku yang harus menjagamu."

"Jangan bercanda F/N. Aku sudah sering melindungimu dan kali ini aku juga harus melindungi dari misi berbahaya, kau tahu," Daiki tertawa mendengar ocehan F/N lalu mengacak rambut adiknya.

F/N terdiam dan mengikuti langkah Daiki yang masuk mobil polisi. Ini bukan pertama kalinya mereka berada di kasus yang sama. Sudah menjadi rahasia umum kalau yang bisa bekerja sama dengan Daiki hanyalah F/N dan mereka berdua bersikap profesional dengan mengesampingkan perasaan pribadi dalam kasus yang mereka hadapi. Bisa dibilang kombinasi F/N dan Daiki memang ditakuti.

"Jangan mati ya," pesan F/N pada Daiki sambil nyengir.

Daiki mendengus. "Kau tidak bisa memberi pesan yang membangun? Misalnya saja, aku akan mentraktirmu kalau misi kita berhasil? Bukannya berpesan jangan mati."

"Kau memang memiliki potensi lebih cepat mati daripada aku. Karena itu aku berpesan kau jangan mati dulu."

Anggota lain yang satu mobil dengan mereka berdua terkekeh mendengar ucapan F/N, sementara Daiki hanya mendengus dan melemparkan tatapan tajam pada F/N. F/N mengangkat bahunya acuh tak acuh, sudah terbiasa ditatap seperti itu. Bisa dibilang, hampir dua puluh lima tahun hidup bersama Daiki membuat F/N kebal dengan segala macam tindakan Daiki padanya.

Saat sampai di tempat tujuan, F/N memandangi sekelilingnya dengan tatapan aneh. Mereka berada di tengah hutan. Dan hanya ada satu mobil disana. Mobil yang baru saja ia naiki bersama dengan lima anggota lainnya termasuk Daiki dan dirinya. Seperti memiliki pikiran yang sama dengan F/N, Daiki menyikut perut F/N.

"Menurutmu kita berada di tempat yang salah?" tanya Daiki.

"Mungkin ya, mungkin tidak. Bisa jadi rumah yang berada satu kilometer dari tempat kita berdiri sekarang adalah tempat yang ditinggali target kita," balas F/N. Ia mulai berjalan seiring dengan anggota lain memimpin.

Daiki menatap adiknya dengan tatapan aneh. "Kau sudah bisa meramal sekarang?"

"Namanya membaca, Daiki," sahut F/N sambil melirik kakak kembarnya. "Seharusnya kau membaca kasus sebelum menerimanya, bodoh."

"Untuk apa?" Daiki mengangkat bahunya. "Aku hanya ingin ditempatkan di kasus yang sama denganmu dan aku yakin kau hanya akan menerima kasus yang kita berdua bisa atasi."

"Kepercayaan dirimu akan membuatmu terbunuh suatu saat nanti Daiki," gumam F/N perlahan.

"Dan sifat sarkasmu akan membuat orang lain tergoda untuk mengulitimu suatu hari nanti, F/N," balas Daiki tidak kalah pelan.

Mereka berdua terdiam saat anggota lain sudah berada di posisi untuk menyerang. Samar tapi pasti, F/N bisa mendengar suara teriakan dari dalam rumah. Suara benda pecah, kokangan pistol juga terdengar dari dalam. Dalam hati F/N yakin kalau ini benar-benar target mereka.

Kuroko no Basuke DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang