Hyperactive- Imayoshi Shoichi

3.9K 331 14
                                    

Imayoshi menghela nafas saat ada seseorang yang memasuki gimnasium dan memanggil nama kekasihnya, F/N. Ini sudah yang ke lima kalinya seseorang mencari gadisnya. Anggap saja kalau F/N tidak memiliki kemampuan untuk berdiam diri dalam waktu yang lama. Ia mengikuti hampir semua klub yang ada di sekolah dan tidak jarang Imayoshi tidak bisa menghabiskan waktunya dengan F/N lantaran gadis itu terlalu aktif mengurus kegiatannya sendiri.

"Kapten, kau tidak merasa terganggu kalau banyak orang yang datang untuk mencari L/N?" tanya Wakamatsu yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.

"Maafkan aku. Seharusnya aku memberitahu mereka kalau F/N-chan itu sibuk di gimnasium," Sakurai membungkukkan badannya ke arah mereka berdua.

"Kenapa kau merasa bertanggung jawab?" tanya Wakamatsu. Dahinya mengernyit bingung walaupun pemandangan seperti ini sudah seharusnya menjadi hal biasa.

"Ano... sejak tadi, orang yang mencari F/N-chan satu kelas denganku dan aku tidak memberitahu mereka jika F/N-chan sibuk," ucap Sakurai lagi. "Maafkan aku kapten, Wakamatsu-san."

Imayoshi mengibaskan tangannya. "Tidak perlu meminta maaf Sakurai. Bukan salahmu."

Ia sudah tidak mendengarkan permintaan maaf Sakurai lagi dan ocehan Wakamatsu tentang hilangnya Aomine juga tidak terdengar olehnya. Matanya tetap tertuju pada pintu gimnasium, menunggu F/N kembali berada di dekatnya. Sayangnya, sudah lima menit berlalu F/N masih belum kembali. Imayoshi mengumpat ringan dalam hati.

Imayoshi memang mengetahui kalau F/N tidak suka diam terlalu lama, bahkan kalau tidak berada di sekolah F/N akan tetap menyibukkan dirinya dengan kegiatan yang lain. Gadis itu masih suka berkebun, memasak, bahkan membuat sesuatu dari berbagai macam bahan. Intinya, karena kegiatan F/N yang tidak pernah habis, sedikit banyak Imayoshi merasa gadisnya tidak memperhatikan dirinya lagi.

Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di pikirannya. Dengan cepat tangannya mengambil ponsel lalu mencari kontak nama yang baru ada di ponselnya beberapa hari yang lalu saat Ibu F/N mempercayakannya untuk mengurus F/N. Seringai licik terlihat jelas di wajahnya, membuat beberapa anggota timnya mundur selangkah.

"Aku akan membuatku memperhatikanku lagi, F/N-chan," batin Imayoshi.
***
F/N menatap punggung Imayoshi dengan bingung. Jalan yang mereka lalui sekarang jelas bukan arah jalan rumah F/N dan seingatnya Imayoshi tidak mengajak F/N untuk mampir ke rumahnya malam ini. Percuma saja F/N meronta, genggaman Imayoshi sangat erat di pergelangan tangannya. Toh, ia juga menikmati genggaman yang ia rindukan.

"Shoichi-kun, kenapa kita ke rumahmu?" tanya F/N. Langkahnya sengaja di perlebar agar menyamai langkah kaki Imayoshi yang terkesan buru-buru.

"Karena ada sesuatu yang ingin kulakukan dan sesuatu itu tidak bisa kita lakukan di rumahmu," jawaban Imayoshi hanya membuat F/N semakin bingung. Tidak ingin mendesak Imayoshi lebih jauh lagi, F/N memilih untuk membungkam mulutnya.

Imayoshi langsung melempar tasnya ke sofa, ia menarik lembut tangan F/N dan menyuruh gadis itu duduk di sebelahnya tanpa suara. F/N menghela nafas, ia sangat tahu apa yang membuat kekasihnya bersikap seperti ini. Alih-alih memberi perhatian pada kekasihnya, F/N lebih tertarik mengurus keadaan ruang tengah Imayoshi yang agak berantakan.

"Shoichi-kun, kau harus tetap membersihkan rumahmu walaupun sibuk," nasihat F/N sambil mengangkat kaus yang tergeletak di sandaran sofa. Tangannya yang lain mengambil mug yang sudah kosong dari atas meja.

Helaan nafas keluar dari cela bibir kapten berkacamata ini. Ia yakin sifat F/N yang hiperaktif itu sedang kambuh dan akan susah untuk membujuknya berhenti. Lihat saja, sekarang F/N sudah berjalan kesana-kemari dengan membawa setidaknya satu barang di tangannya. Setelah pergi ke dapur, ia kembali ke ruang tengah lalu berjalan ke ruang belakang.

Lelah kembali tidak mendapat perhatian yang diinginkannya, Imayoshi memutuskan untuk menggendong F/N. Ya, menggendongnya di bahu seperti sekarung kentang.

"Turunkan aku Shoichi-kun! Aku belum selesai membereskan ruang tengahmu," protes F/N. Gadis itu mencoba memukul punggung Imayoshi, tapi laki-laki itu jauh lebih kuat darinya.

"Aku akan membereskannya nanti untukmu. Sekarang diamlah dan biarkan aku menghabiskan waktu denganmu," sahut Imayoshi. Ia membaringkan tubuh F/N dengan lembut di atas kasurnya.

F/N sempat memberontak, tapi saat menyadari usahanya sia-sia ia hanya menerima perlakuan Imayoshi. Ia yakin Imayoshi tidak akan melakukan hal yang buruk kepadanya, apalagi sampai menyakitinya. Menyadari kekasihnya memilih untuk pasrah, Imayoshi menyeringai tipis.

"Kau lebih suka mengurus klubmu daripada memperhatikan kekasihmu. Menghabiskan waktu dengan teman-temanmu dan mengabaikan aku. Bahkan aku sampai harus melakukan hal ini agar matamu mengarah padaku. Kau harus melakukan sesuatu untukku sebagai bayarannya, F/N-chan," bisik Imayoshi. Kedua tangannya berada di samping kepala F/N, tubuhnya berada di atas F/N, mengunci semua pergerakan dan rencana F/N untuk melarikan diri.

"Kau tahu aku lebih suka bergerak, Shoichi-kun," gerutu F/N seraya memasang raut wajah seimut mungkin. "Tapi baiklah. Aku tahu kalau ini salahku juga. Ada yang kau inginkan dariku?"

Seringaian Imayoshi melebar mendengar pertanyaan gadis di bawahnya. Bukannya melakukan apa yang diinginkan nafsunya, Imayoshi merendahkan tubuhnya. Kepalanya disandarkan pada perut F/N, kedua lengannya memeluk pinggang mungil itu, hidungnya menghirup dalam-dalam aroma F/N.

"Kau benar-benar merindukanku ya, Shoichi-kun?" tanya F/N lagi. Kali ini tangannya bergerak untuk mengusap kepala Imayoshi.

Sikap seperti ini memang tidak mencerminkan karakter Imayoshi, tapi inilah Imayoshi saat bersama dengan kekasihnya. Sisinya yang seperti ini memang tidak sering muncul, apalagi saat ia sedang disibukkan dengan basket dan ujian, tapi saat waktunya senggang dan F/N tidak ada di dekatnya, saat itulah sisi 'manja'nya muncul dan mendominasi.

"Aku tidak akan menjawab pertanyaan bodohmu, F/N," gumam Imayoshi. "Kau terlalu hiperaktif untuk kukendalikan dan terkadang aku menyesal kau memiliki sisi seperti itu."

"Tunggu, Shoichi-kun. Kalau kita tetap berada pada posisi seperti ini kau akan tertidur. Aku belum memberitahu orangtuaku," protes F/N.

Saat F/N mencoba untuk memberontak, pelukan Imayoshi malah semakin mengerat.

"Biarkan seperti ini dulu F/N," kata Imayoshi penuh penekanan. Ia tidak ingin terganggu oleh apapun di saat seperti ini. "Aku sudah memberitahu Ibumu kalau kau akan menginap di rumahku malam ini."

"E-eh!? Kapan kau memberitahunya??"

"Tutup mulutmu dan tidur. Aku yakin kau sudah kelelahan dengan kegiatan yang kau lakukan tadi," ucap Imayoshi pelan.

Tangannya mencoba untuk membuat F/N lebih santai dengan mengusap punggungnya. Saat Imayoshi mendongak, bibirnya mengulas senyum. F/N sudah tertidur. Ia melepas kacamatanya dan meletakkannya di meja sebelah kasur. Bibirnya menyentuh dahi F/N lalu memposisikan kepalanya di sebelah kepala F/N.

"Selamat tidur gadis keras kepala. Beruntung aku mencintaimu."
***
Saat matahari belum muncul, Imayoshi sudah membuka matanya lebih dulu. Senyum terukir di bibirnya saat sosok yang pertama kali ia lihat adalah gadisnya dengan mata terpejam. Dalam hati ia bersyukur rencananya berjalan dengan lancar sebelum F/N menyadarinya.

Rencananya adalah mengurung F/N dalam kamarnya dan memaksa gadis itu untuk tidak bergerak.
"Lain kali kau melakukan hal ini lagi, aku tidak akan segan untuk mewujudkan imajinasiku sendiri, F/N," bisik Imayoshi di telinga F/N. Bibirnya menyentuh seluruh bagian wajah F/N tanpa terkecuali.

Ya, lain kali ia tidak akan segan.

Ini request dari uchihaamandaaaaa mudah-mudahan kamu suka sama kapten Touou ini ya!! Gimana yg lain? Suka dengan Imayoshi?

Kuroko no Basuke DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang