Belum sempat Alex menjawab, seorang karyawan mendatangiku dengan senyum kaku.
"Maaf, Bu karena telah mengganggu pembicaraan Ibu, tetapi saya hanya ingin memberitahu bahwa semua staf dari Mahardika's Group sudah berada ruang meeting."
"Dari mana kau tahu bahwa aku adalah CEO di sini? Kurasa baru hari ini aku menginjakkan kakiku di sini."
Terdengar kekehan kecil darinya. "Pak Alvin sudah memberitahu kami semua tentang ibu, dan jas yang ibu kenakan adalah jas khusus untuk staf-staf penting saja, Bu."
Aku benar-benar bodoh. "Bisa antar aku ke ruangan?" tanyaku berusaha mengalihkan topik. Karyawan itu mengangguk dan berjalan mendahuluiku.
Saat sampai diruanganku, aku segera mengambil semua berkas yang sudah tersedia dimeja yang sudah ku siapkan bersama ayah sewaktu di New York sebelum aku pulang ke Indonesia.
Ayah sebelumnya sudah memberitahuku bahwa akan ada rapat tapi aku tak memperdulikan apa yang ayahku katakan dan malah meminta tolong agar mau membantuku menyiapkan semuanya.
Tokk.. Tokk.. Tokk...
"Masuk"
"Bu, apa ada yang harus saya siapkan diruang meeting? Atau-"
"Kamu sekretaris saya?" Tanyaku To The Point
"Bukan, Bu."
"Lalu, kemana sekretaris saya?"
"Dia agak terlambat, Bu. Mungkin sebentar lagi dia tiba," ucap karyawan tadi.
"Dan– siapa namamu?"
"Nama saya Alya, Bu."
"Lain kali pakai tanda pengenalmu, saya tidak mau melihat karyawan-karyawan saya tidak disiplin." seketika muka Alya pucat mendengar tuturanku barusan.
'Ohh ayolah, apa aku salah bicara? Aku memang tidak suka melihat orang yang tidak disiplin' batinku.
"I–Iya bu" ucapnya sedikit terbata bata.
"Sudah ya, jika sekretaris saya datang tolong beritahu dia agar langsung ke ruang meeting," ucapku lalu meninggalkan ruanganku. Dan Alya? Dia masih mematung di depan pintu.
Leo POV
"AAARRGGHH!!" geramku saat mengetahui ban belakang mobilku pecah.
Aku segera menelfon tukang service mobil langgananku untuk memperbaikinya.
'Aku akan terlambat meeting untuk pertama kalinya dan ini harus jadi yang terakhir' batinku.
Tak lama kemudian tukang service langgananku datang dengan mobilnya lalu mengganti kedua ban belakang mobilku.
Setelah selesai aku langsung tancap gas ke kantor dan membawa mobil dengan sedikit ugal-ugalan tak peduli dengan orang-orang yang sedari tadi mengata-ngataiku karena bersikap seakan jalanan ini milikku.
Aku sampai ke kantor lalu melirik jam yang melingkar sempurna ditanganku yang sudah menunjukkan pukul 9 dan berhasil membuat mataku membulat.
Aku segera berlari menuju ruangan meeting dan tak menghiraukan beberapa teman yang sedari tadi menggangguku dengan ejekan dan ocehan-ocehan yang keluar dari mulut mereka.
Aku melirik Alya yang sedang mematung didepan ruang CEO karena penasaran aku menepuk pundaknya dan bertanya.
"Apa yang kau lakukan dis-" ucapku terpotong saat Alya memerhatikanku dengan sangat intens.
"Kau sekretaris 'kan?" Tanyanya lalu aku menatapnya dengan bingung.
'Sejak kapan dia lupa bahwa aku seorang sekretaris? Ada yang tidak beres dengannya'
"Apa kau bod-" ucapku terpotong lagi.
"Kau harus keruangan meeting sekarang CEO baru sudah ada diruang meeting."
'CEO baru??' Pikirku.
"Cepatlah, kau mau dipecat? Dia anak pemilik Webber's Company"
Aku segera lari ke ruangan meeting.
Saat sampai disana aku merapikan jasku lalu membuka pintu dan....
"Maaf saya terlam–"
DEG!
'Tiaraa...' batinku.
Oh tuhan jadi dia CEO baru yang dimaksud Alya? Aku tidak habis pikir bahwa dia adalah anak pemilik Webber's company.
"Tak apa, duduklah. Kali ini kamu saya maafkan." ucapnya lalu kembali membahas masalah yang sedang menjadi topik meeting ini.
Aku hanya melihatnya dan tak bergeming sama sekali.
Tapi saat mata kami bertemu aku melihat kesedihan dimatanya, aku melihat dia menatapku dengan rindu, namun sarat akan kebencian.'Oh tuhan, apakah ini awal dari perjuanganku lagi?'
**********
Tiara POV
Aku sangat terkejut begitu memasuki ruang meeting.
Alex Hendrawan Mahardika.
Sahabat kecilku inilah yang membuatku benar-benar terkejut hari ini. Ternyata dia adalah CEO dari Mahadika's Group.
"Bisa kita mulai meetingnya sekarang, Mrs. Webber?" Kau selalu tahu caranya membuat pipiku panas Alex.
"Saya masih menunggu sekretaris saya, Mr. Mahardika." ucapku membuat Alex terkekeh.
"Bisa kita mulai sekarang saja? Saya masih ada meeting selanjutnya, Mrs. Webber," jangan Alex ku mohon aku belum siap.
"Mrs. Webber?" panggil Alex padaku yang membuatku menghembuskan nafas pasrah.
"Baiklah, meeting kita mulai." ucapku.
'Kemana sekretaris sialan ini?!!'
"Maaf saya terlam–"
DEG!
'Suara ini..'
Aku segera membalikkan badanku.
'Leo....'
'Tatapan mata ini...'
'Tidak , aku harus profesional. Tersenyum dan berwibawalah Tiara kali ini saja'
"Tak apa, duduklah. Kamu saya maafkan kali ini." ucapku sambil menahan air mata rindu ini lalu melirik Alex yang sedang tersenyum seakan berbicara.
'Kau hebat beracting sayang'
Kau selalu tahu bagaimana perasaanku bahkan saat aku tak memberitahukannya padamu, Alex.
*-*-*-*-*-
Jangan lupa Vommentnya yaHappy reading :*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex My CEO [ON EDITING]
Roman d'amourSeorang pria berwajah tampan dan berhidung mancung yang digilai oleh para wanita harus menjadi seorang sekretaris CEO yang biasanya dilakoni oleh seorang wanita. Dia sering mendapat ejekan dari teman-teman yang ada di kantornya karena itu dia sediki...