Part 4

19.3K 780 1
                                    

Author POV

Mobil Alvin telah terparkir sempurna di depan sebuah rumah mewah yakni rumah orangtua Alvin, siapa lagi kalau bukan Mr. Dan Mrs. Stonwill.

Tiara berlari masuk ke rumah tersebut dengan semangat. Dia sengaja masuk secara diam-diam untuk mengagetkan Om dan Tantenya–Mr.dan Mrs. Stonwill belum mengatahui rencana pulang Tiara ke Indonesia.

"UNCLE, AUNTY TIARA PUL-" teriakan Tiara terhenti saat melihat Edward dan Intan sedang bermesraan di dalam ruang keluarga.

Edward merangkul pinggang milik Intan dan mencium mesra kening istrinya itu.

Terlalu asik dengan kemesraan mereka membuat mereka tidak sadar bahwa Tiara sedari tadi memperhatikan mereka dari kejauhan.

"AYAH, IBU ALVIN PULANG!!" teriak Alvin dengan suara berat khasnya yang kali ini mampu membuat Intan dan Edward berdiri dari sofa favorite mereka.

"Eh, anak Ibu sudah pul– tunggu dulu, Alvin apa ini wanita yang selalu kamu ceritakan ke Ibu, Nak? Dia sangat cantik." mata Tiara membulat saat mendengar kalimat yang keluar mulus dari mulut Intan.

'Kak Alvin bisa jatuh cinta?'batin Tiara setelah mendengar perkataan Intan.

'Ah, aku tidak peduli tapi tunggu sebentar, ini sungguhan? Mengapa aunty Intan yang selalu bersamaku sejak kecil begitu mudahnya melupakan aku?' Batinku lagi.

"Aunty Intan melupakan ku ya, Kak Alvin? Apa ini faktor usia? Tapi kurasa aunty Intan tak mungkin melupakanku secepat itu. "bisik Tiara pada Alvin.

"Sudahlah, ibuku pasti sedang salah meminum atau memakan sesuatu atau mungkin dia sedang kelelahan." bisik Alvin.

"Tapi wajahnya berseri-seri begitu kau bilang kelelahan," bisik Tiara yang kali ini dapat didengar oleh Intan.

"Tunggu dulu, aku sangat mengenal suara ini. Sebenarnya siapa namamu, Nak?" Ucap Intan yang membuat Tiara mengerucutkan bibirnya dan Alvin terkekeh.

"Tiara Kesya Webber."ucap Edward lalu berjalan ke arah mereka dan merangkul Intan.

"Dia Tiara, Hon. Keponakan yang sangat kau sayangi sewaktu kecil dulu," ucap Edward yang kali ini sukses membuat Intan membulatkan matanya lalu sedetik kemudian memeluk Tiara.

"Kau kah itu Tiara? Aunty sangat merindukanmu. Belakangan ini Alvin sering bercerita tentang seorang wanita yang dia kagumi jadi awalnya aunty kira kamu adalah wanita yang dimaksud Alvin. Waah kamu sangat cantik Tiara bagaima–" Intan harus memotong perkataannya saat matanya berhasil melirik Alvin yang wajahnya merah padam.

"Sudahlah Intan, biarkan Tiara duduk dulu kita kan bisa berbicang-bincang sambil duduk, aku tahu Tiara kelelahan." ucap Edward yang membuat Intan menggangguk malu karena lupa mengajak Tiara duduk terlebih dahulu.

"Alvin naik ke atas dulu ya," Intan, Edward, dan Tiara mengangguk.

Setelah Alvin naik ke lantai dua, Tiara dan Intan melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat tertunda.

"Aunty, aku sangat merindukanmu, tapi dengan cepat Aunty melupakan aku." tutur Tiara lalu memanyunkan bibirnya.

"Sudahlah, Sayangku. Aunty tadi benar-benar lupa karena wajahmu sangat berbeda dari 2 tahun yang lalu, kau sekarang semakin cantik dan mirip dengan Hera-mama Tiara- Oh ya, bagaimana keadaan Hera dan Roy?" Ucap Intan sembari mengelus pipi Tiara.

"Mereka baik-baik saja, Aunty. Oh ya, aku membawakan sesuatu untuk Aunty dan Uncle Edward."

"Apa itu, Tiara? Aunty sangat menyukai Kejutan, kamu tahu itu kan?"

"Tentu aku tahu. Aku membawakan dress tanpa lengan berwarna merah untuk Aunty dan sepatu coklat favorit Uncle Edward."

Tiara mulai mengeluarkan semua barang-barang yang ada di tas yang dibawanya.

"Aunty jadi tidak enak denganmu Tiara." Intan menatap sendu Tiara.

"Aku sangat senang jika Aunty mau memelukku dan memasakkanku makanan karena aku sangat lapar, Aunty. Aku belum makan sama sekali dari tadi pagi," adu Tiara yang kali ini membuat Intan memeluknya lalu berjalan ke dapur-diikuti oleh Tiara- untuk membuatkan Tiara makanan.

Setelah semuanya selesai Tiara pamit pulang pada Edward dan Intan.

"Kak Alvin tidak menginap di sini?" tanya Tiara.

"Aku tak ingin mengganggu kemesraan Ibu dan Ayah." Alvin melirik sekilas kedua orangtuanya saat mengatakan itu.

"Ayo, kau harus istirahat untuk kerja besok." Alvin mengamit tangan kecil Tiara.

"Kami pulang dulu, Yah, Bu. " pamit Alvin lalu mencium pipi kedua orangtuanya lalu menaiki mobil dan langsung menancapkan gasnya.

**********
Tiara POV

Sedari tadi segudang pertanyaan tersimpan dipikiran dan hatiku tentang Kak Alvin.

"Kak Alvin?"

"Hm?" Seperti biasa matanya tetap fokus ke jalanan.

"Kau jatuh cinta pada siapa?" tanyaku serius yang kali ini sukses membuat Kak Alvin menatapku.

"Maksudku kau sedang mengagumi siapa? Siapa wanita yang sering kau ceritakan ke Aunty dan Uncle?" tanyaku lagi dengan menggebu-gebu.

"Dia asistenku di kantor. Entah mengapa aku sangat mengaguminya. Dia sangat cantik, pendiam, disiplin, dan dia memiliki senyum yang tak bisa aku lupakan." Mata Kak Alvin menerawang dengan senyum tipis yang terukir di bibirnya.

'Apaaa?! Kak Alvin menyukai senyum seorang wanita dan mengaguminya? Ini tidak biasa terjadi setahuku Kak Alvin masih trauma dengan jatuh cinta' pikirku.

"Tapi tenang saja, aku tidak mencintainya aku 'kan hanya mengaguminya dan sikapku padanya sama seperti sikapku pada karyawanku yang lain masih dingin seperti Alvin yang dulu." aku mengangguk-anggukan kepala dengan pelan.

*-*-*-*-*-
Jangan lupa vommentnya ya!

Happy reading :*

My Ex My CEO [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang