Tiara POV
Kejadian saat Alex marah padaku terus membayangi kepalaku. Aku tidak bisa berkonsentrasi saat meeting tadi.
Aku membereskan barang-barangku unruk pulang karena mengingat jam yang sudah menunjukkan waktu pulang dan kantor yang sedikit mulai sepi.
Aku berjalan kearah lift yang akan mengantarkanku ke lantai tapi saat lift itu terbuka aku kanget karna mendapati Alex disana.
Aku diam mematung didepan lift sangat lama sampai Alex menepuk pundakku lembut dan memelukku.
"Maafkan aku ya?"ucap Alex lembut padaku
"Ti..tidak! Seharusnya aku yang min-" ucapanku terpotong saat jari telunjuk Alex sudah berada didepan bibirku.
"Lupakan masalah itu dan ayo pergi, ibu ku sudah menunggu kita untuk makan malam.
'Kau akan selalu jadi Alexku"batinku memandang Alex haru.
Aku mengangguk mengiyakan permintaan Alex tadi dan memegang tangannya saat hendak masuk kedalam lift.
Didalam lift, aku dan Alex banyak bercerita baik itu tentang keluarga atau pekerjaan dikantor.
"Hahahahaha.. jadi begitu yaa? Kita punya putri tidur sekarang? Hahahahaha" ucap Alex didalam lift dengan tawanya yang memenuhi lift karena aku menceritakan soal ibuku.
"Iya.. dan kau tahu? Dia sangat marah ketika aku mengganggunya dan kak Al-" ucapku tak sanggu mengingat kejadian semalam saat kak Alvin membuatku merasa seperti benda mati dan tidak menganggapku ada.
Sepanjang malam aku terus meminta maaf sambil bersender di pintu kamar kak Alvin tetapi kak Alvin tidak menghiraukanku bahkan membukakan ku pintu saja tidak sama sekali.
Alex yang menyadari sesuatu terjadi denganku saat ini langsung menangkup kedua pipiku.
"Hey.. masih ada aku, tenang saja ya?" Alex memang pandai menenangkanku sama seperti kak Alvin.
Saat pintu lift menuju lantai satu terbuka, aku kaget untuk kedua kalinya saat melihat kak Alvin sedang berada diruang tunggu sendirian.
"Kak Alvin? Apa yang kau lakukan disini?"tanya Alex, kak Alvin pun berdiri dari duduknya.
"Menunggu princessku pulang. Dia tidak membawa mobil dan tidak menyuruhku mengantarkannya, lalu aku harus bagaimana saat mencemaskannya?" Kak Alvin berkata pada Alex tetapi matanya sedang melihatku yang masih menunduk.
Aku bisa merasakan saat ada seseorang yang sedang menatapku terlebih lagi kak Alvin.
"Kak Alvin maaf jika aku belum memberitahumu bahwa malam ini ibuku mengajak Tiara untuk makan malam bersama" ku lihat Alex sedikit tidak enak ketika mengatakan hal itu.
"Tiara? Kenapa tidak memberitahuku?" kak Alvin tersenyum kearahku, aku mengangkat kepalaku dan menatap kak Alvin sekilas lalu menatap Alex yang juga menatapku.
"Bisa kita pergi sekarang? Aku tak mau membuat aunty Lala menunggu"ucapku dan kali ini tidak melihat kak Alvin sedikitpun.
"Kak Alvin, maaf kami harus pergi" ucap Alex lalu menarik tangan ku. Aku tidak menoleh sedikipun kearah kak Alvin meski aku tahu sekarang kak Alvin masih memperhatikanku.
Aku dan Alex memasuki mobil hitam milik Alex dan langsung berangkat kerumah Alex.
Keadaan sekarang hening sama seperti sebelum-sebelumnya, aku yang tidak mood untuk berbicara tidak membuka obrolan lagi atau pun memecahkan keheningan ini dengan bernyanyi seperti yang biasa aku lakukan.
Alex yang sesekali melihat kearahku juga sama tidak ingin membuka obrolan karena dia tahu aku sedang tidak mood untuk berbicara ataupun membahas hal-hal yang tidak perlu dibahas, terlebih lagi soal kak Alvin.
Saat mobil hitam Alex terparkir sempurna didepan rumah mewah milik Alex, aku langsung turun dan menunggu Alex untuk turun.
Aku dan Alex berjalan bersamaan sampai didepan pintu rumah Alex. Alex membunyikan bel rumahnya dan tak lama kemudian seorang wanita dengan dress biru nya membukakan pintu untuk Alex dan memandangku tak percaya.
"Tiara ya?" Ucap wanita itu sambil menunjukku dan melihatku dari atas sampai bawah sedangkan Alex hanya memijit pelipisnya.
"Ibu, aku belum memberimu cucu tapi kenapa ibu bisa melupakan Tiara secepat ini?" Tanya Alex yang langsung masuk dan meninggalkanku dengan ibunya yang masih menatapku bingung.
"Aunty Lala? Apa aunty baik-baik saja? " Tanyaku pada ibu Alex dan sedetik kemudian dia memelukku dengan erat.
Saat ibu Alex memelukku, aku seperti merasakan pelukan ibuku sendiri. Aku membalas pelukan ibu Alex.
Setelah selesai berpelukan dengan ibu Alex, ibu Alex mengajakku masuk kedalam.
Ibu Alex menuntunku ke taman belakang rumah tempat aku dan Alex dulu sering bermain.
Aku melihat Alex yang sudah memakai baju kaos dan celana pendeknya sedang duduk disalah satu kursi yang ada disana.
Aku berjalan kearah Alex dan duduk disampingnya lalu melihat-lihat taman belakang rumah Alex yang sepertinya tidak pernah berubah.
"Tiara? Apa kau sudah lapar? Atau kau haus mungkin?" Tanya Alex lembut padaku.
"Lex, aku tak ingin apapun sekarang. Coba kau bayangkan sejahil apa kita dulu saat bermain ditaman ini, saat kita menginjak sekolah menengah pertama kita selalu belajar disini dan ditempat ini juga aku bertemu dengan..." aku menggantungkan ucapanku tak ingin Alex berubah seperti tadi pagi.
"Leo ya? Tak apa, katakan saja. Kau tahu Tiara? Sebenarnya kita tidak harus membalaskan dendam kita karena hukum karma itu pasti berlaku" ucap Alex sambil menatap langit senja sore itu.
"Dan hukum karma itu seperti hukum gravitasi, selalu ada dan dirasakan. Tidak seorangpun bisa mencegah hal itu. Karma juga seperti angin, datang dan pergi tanda kita tahu dan tanpa kira sadari" ucap mereka bersamaan dan saling menatap lalu tertawa.
"KAK ALEEEEEX!!!!"teriak seorang wanita yang umurnya lebih muda 4 tahun dari Alex, siapa lagi kalau bukan Sonya Putri Mahardika adik Alex.
"Jangan teriak-teriak Sonya, ayah sedang fokus membolak-balik daging" ucap Uncle Nathan-ayah Alex dan Sonya, suami Aunty Lala-
"Maaf ayah. Sonya dari tadi memanggil kak Alex tapi kak Alexnya tidak mendeng-- KAK TIARAA???!!!" Sonya melompat-lompat sambil berlari kearahku dan Alex dan memelukku erat ralat sangat erat, aku membalas pelukan Sonya.
"KAKAK TIARA KAPAN DATANGNYAA???" teriak Sonya lagi yang membuatku dan Alex menutup telinga kami.
"Bisa tidak kau berhenti berteriak begitu? Bicara biasa saja, kami masih bisa mendengarmu" ucap Alex lalu masuk kedalam rumah.
"Yah kak Alex ngambek. Bentar ya kak, aku mau nyusul kak Alex dulu"ucap Sonya lalu berlari masuk kedalam rumah.
Aku kembali duduk dan memandang langit sore yang selalu membuatku tenang.
'Leo? Aku akan berhenti menyakitimu, kau akan mendapat pelajaran sendiri. Semoga kau tidak membenciku Leo'batin Tiara lalu menghembuskan nafas pelan.
**********
Alvin POV
Aku merapikan semua berkas-berkas yang ada dimeja kantorku lalu mengambil jas ku dan turun ke lantai satu.
Saat aku membuka pintu ruangan kerjaku, aku melihat Nadya yang sedang mengemasi barang-barangnya.
Keadaan kantor sudah sangat sepi jadi ku putuskan untuk mengajak Nadya pulang bersama.
*-*-*-*-*-
Jangan lupa vommentnya ya!
Happy reading :*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex My CEO [ON EDITING]
RomanceSeorang pria berwajah tampan dan berhidung mancung yang digilai oleh para wanita harus menjadi seorang sekretaris CEO yang biasanya dilakoni oleh seorang wanita. Dia sering mendapat ejekan dari teman-teman yang ada di kantornya karena itu dia sediki...