Part 23

11.8K 472 0
                                        

Selesai menjelaskan semua yang terjadi pada Tiara, barulah aku berani menatap manik mata coklat anak itu. Dia menatap ke depan dengan pandangan kosong.

Aku mendekat ke arah Tiara, merangkulnya dari samping dan berusaha membuatnya tegar.

Tiara tiba-tiba tersenyum lalu melirikku dan berkata, "Kalian bohong," Aku tidak tahu harus berkata apa lagi pada Tiara.

Aku menghela napas kasar lalu memeluknya. Dia meronta saat aku peluk, dia memukuli dadaku berkali-kali, tapi tak apa karena ini tidak sesakit apa yang ia rasakan.

"Tenanglah, masih ada aku dan Leo di sini," kataku sembari mengelus puncak kepala Tiara.

"Tidak! Aku hanya mencintai Alex, dan cuma Alex saja."

Aku mengeratkan pelukanku agar Tiara bisa melepaskan semuanya di dalam pelukanku saat ini dan benar saja, ia terisak dalam pelukanku.

Setelah merasa Tiara sudah tenang, aku merenggangkan pelukanku. "Sudah ya? Semuanya sudah terjadi."

'Leo harus melepaskanmu dari semua ini' batinku.

Aku membaringkan Tiara yang sempat duduk di kasurnya. Tidak lama setelah itu Tiara tertidur dengan kondisi yang tidak bisa dikatakan nyaman.

Aku berjalan menuju sofa lalu mencari iPhoneku untuk menghubungi Leo karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya.

To Leo

'Kau ada waktu?'

From Leo

'Ada. Ada yang bisa ku bantu? Katakan saja'

Aku tersenyum miris mengingat percintaan rumit mereka bertiga.

To Leo

'Ini soal Tiara. Kita harus bertemu'

From Leo

'Dimana?'

To Leo

'Cafe biasa. Ku tunggu kau 30 menit dari sekarang'

From Leo

'OK.'

Aku segera berlari kecil untuk keluar dari kamar Tiara tapi sebelum aku keluar aku terlebih dahulu mencium keningnya.

***

Aku memainkan iPhoneku sembari menunggu Leo datang.

"Alvin..," Aku berdiri dan tersenyum saat melihat Leo perlahan menghampiriku, tetapi saat aku menangkap objek yang tak asing bagiku, perlahan senyum ku pun pudar.

"Nadya?" aku masih tak percaya wanita ini masih berani menampakkan wajahnya di depanku setelah semua yang telah ia buat.

"Tenang dulu, Vin. Aku yang mengajaknya, dia ingin meminta maaf padamu." Leo yang sepertinya tahu apa yang sedang aku pikirkan langsung membuka suara.

"Duduklah," responku singkat. Mereka duduk dihadapanku.

"Jadi?" Leo membuka suara lagi.

"Kau tahu isi surat itu 'kan, Leo?" tanyaku padanya dengan hati-hati jangan sampai rasa bersalahnya muncul dan membuat semuanya kacau. Leo awalnya tidak ingin bertemu Tiara karena malu dengan semua yang telah dia dan adiknya lakukan.

"Tentu saja, memangnya ada apa?" tanyanya lagi.

"Aku ingin kau menepati isi surat itu. Jadilah orang yang selalu ada untuk adikku kapanpun itu. Aku sangat menyayanginya lebih dari siapapun, jadi tolong Leo."

My Ex My CEO [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang