Part 14

9.9K 427 1
                                        

Leo POV

Seharian aku senyum-senyum seperti orang yang sedang jatuh cinta karena bayang-bayang tentang aku menangkap pinggang Tiara itu sangat manis dan berkesan untukku.

Tiara menatapku dengan tatapan rindu dan aku bisa merasakan itu, jantungnya berdetak lebih cepat, bisa ku pastikan dia masih mencintaiku.

'Aku akan memperjuangkanmu Tiara, anggaplah ini sebagai penebus dosaku selama ini padamu'batinku semangat.

Aku berbaring dikasurku dan memejamkan mataku, samar-samar kejadian yang membuatku tersenyum sedari tadi datang lagi membayangiku.

'Tapi kenapa waktu diruangan Tiara tadi dia sangat resah? Apa karna aku?'batinku bertanya-tanya.

Ohya, aku ingat sekarang, Tiara pasti sedang mengingat sikap Alex padaku atau sikap Alex yang menutup pintu ruangan Tiara keras dan membuatku kaget juga karyawan yang lain tapi sepertinya Tiara sedang memikirkan sikap Alex padanya mengingat Tiara sepertinya memiliki rasa pada Alex dan Alex juga sebaliknya.

"Aku tetap akan memperjuangkan mu Tiara.. aku mencintaimu" kataku dengan mata terpejam dan senyumku mengembang.

Saat aku sedang asik dengan ribuan khayalan masa depanku, ku dengar suara mobil dari luar rumah, akupun bangkit dari tidurku dan berjalan menuju
balkon kamarku.

Dari balkon kamarku, aku melihat Nadya turun dari mobil itu dan kemudian seorang laki-laki berbadan tegap juga keluar dari mobil itu, aku sangat mengenali laki-laki tampan ini.

"Alvin?"tanyaku pada diriku sendiri.

Aku tidak lantas turun kebawah, aku terus menerus memperhatikan mereka dari atas sini sampai Nadya masuk kedalam rumah dan Alvin pergi setelah melihat Nadya membuka pagar lalu melambaikan tangannya.

'Ada apa ini sebenarnya? Apa hubungan mereka? Kenapa aku rasa ada yang tidak beres?'batinku sambil memikirkan bagaimana mereka bertemu.

'Bukannya Nadya trauma kepada laki-laki karena aku dan ayah? Tapi kenapa dengan mudahnya dia dekat dengan Alvin dan mau diantar pulang? Ada apa ini sebenarnya? Alvin kakak Tiara dan..'batinku terus bertanya-tanya sampai akhirnya aku mengingat bahwa Alvin dan Tiara adik kakak dan Tiara tinggal bersama Alvin.

'Nadya pasti sedang menyusun rencana untuk Tiara dan aku harus mencegahnya, cukup sekali saja aku kehilangan Tiara, aku tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya'batinku karena aku tahu betul sifat pendendam adikku.

***
Pagi ini aku bangun sebelum alarm ku berbunyi dan aku sudah berhasil bangun pagi.

Aku sangat bahagia apalagi mengingat sifat malasku yang entah menurun dari mana.

Kalian pasti mengira hidupku sangat sensara ya? Haha tidak, aku selalu bahagia dan menikmati semua penyesalanku karena aku tahu karma akan datang kepadaku cepat atau lambat dan aku sudah siap untuk itu, yah walau kadang sedih dan menyesal itu seperti palu yang memukul ku keras tapi itu semua karena sikap bodohku benar kan?.

Aku masuk kekamar mandi dengan senyum semangatku karena hari ini aku akan bertemu Tiara lagi, aku sangat merindukan Tiaraku.

Setelah semua selesai, aku berjalan turun kelantai satu. Mataku membulat saat melihat Alvin sedang duduk manis diruang tamu ku.

Aku berjalan kearah Alvin dan dia menoleh dengan tatapan kaget lalu tersenyum padaku.

"Hai Alvin. Apa yang kau lakukan? Tumben sekali"tanyaku pada Alvin karena baru kali ini Alvin mendatangi rumahku.

Alvin menjawab pertanyaanku dengan jari telunjuknya yang menunjuk kearah belakangku dan akupun menoleh.

Kulihat Nadya dengan senyum tulusnya sedang menatap Alvin dan Alvin? Membalas senyum Nadya, entah kenapa aku tidak suka melihat senyum tulus Nadya itu.

Akupun memutar bola mataku malas dan berjalan kearah meja makan yang sudah dipenuhi dengan sarapan pagi seperti roti dan nasi gorang buatan ibuku.

Alvin dan Nadya pergi sambil bergandengan tangan dan tidak meminta izin atau pamit padaku. Ibuku? Dia pasti masih dikamar mandi karena siang ini dia harus pergi bersama teman-teman SMAnya.

Aku menggeleng saat melihat mereka dari meja makan tapi tiba-tiba perasaan aneh datang menyelimutiku.

'Tiara?'batinku tiba-tiba menanyakan Tiara, aku benar-benar aneh.

Aku menghentikan aktivitasku saat ini dan langsung berlari kedalam mobilku untuk segera kekantor.

Aku mengendarai mobilku dengan cepat tapi lampu merah menahanku, aku tak mungkin melanggar pagi ini.

Aku mengedarkan pandanganku pada gedung-gedung besar yang ada di sebelah kiri dan kananku.

Aku melotot saat melihat Nadya dan Alvin sedang makan bersama disebuah kafe ohh ralat mereka sedang sarapan bersama.

Aku benar-benar geram dengan sikap Nadya yang memegang bibir Alvin entah untuk menghapus cream atau apapun itu, aku tidak bisa berfikir jernih sekarang.

Saat aku hendak keluar dari mobilku yang masih berhenti ditengah jalan karena lampu merah tiba-tiba kendaraan yang ada dibelakang ku mengklason berulang kali, akupun masuk lalu segera menjalankan mobil ku.

"Sialan!! Sebentar lagi akan terjadi sesuatu!" kataku dengan sedikit emosi didalam mobil.

***

Aku turun dari mobilku saat mobilku sudah terparkir sempurna.

Seperti biasa, cemooh teman-temanku menghiasi gendang telingaku.

Aku sangat membenci mereka saat mencomoohku tetapi saat aku mengingat senyum manis Tiara semuanya seakan lenyap.

Aku keluar dari lift dan berpaspasan dengan Tiara yang sudah pasti bersama Alex. Aku tersenyum dan Tiara membalas senyumku, aku benar-benar seperti sedang diatas awan. Aku mengalihkan pandanganku kearah Alex dan kami saling menatap tapi sedetik kemudian Alex tersenyum padaku.

'Apa aku sedang bermimpi??'batinku lalu aku memukul-mukul wajahku sendiri.

"Kau tidak bermimpi Leo"ucap Alex lalu pergi berlalu dari hadapanku.

Aku menatap kepergian Alex sambil tersenyum bahagia dalam hati tapi senyum itu hilang dan digantikan oleh rasa cemburu saat melihat Alex mencium puncak kepala Tiara.

Aku mengalihkan pandanganku lagi lalu berjalan kearah mejaku. Meski aku seorang sekretaris CEO tetapi ruanganku tidak satu ruang dengan CEO padahal sekarang aku sangat menginginkan itu.

Aku menyapa Alya yang sedang tersenyum padaku.

"Kau sepertinya bahagia sekali hari ini" kata Alya padaku yang ku balas dengan anggukan puas lalu tersenyum pada Alya yang kali ini tidak memandangku sama sekali.

Tapi tiba-tiba firasat buruk yang tadi pagi menghinggapiku datang lagi.

'Oh tuhan.. ada apa ini sebenarnya?' Batinku bertanya-tanya.

*-*-*-*-*-
Jangan lupa vommentnya guys!

Happy reading :*

My Ex My CEO [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang