Part 21

10.5K 453 4
                                        

Author POV

Nadya masih membeku ditempat setelah Leo pergi dari kamarnya. Semua kat-kata Leo berbekas di hatinya, ditambah lagi dengan tatapan tak biasa dari Leo.

Seumur-umur Nadya tidak pernah melihat Leo menangis di hadapannya ataupun menampilkan wajah dan tatapan dingin sekalipun amarahnya meluap, tapi hari ini Leo menangis di hadapannya, Leo mengeluarkan tatapan dan menampilkan wajah dingin yang tidak pernah sekalipun dilihat oleh adiknya itu.

Badan Nadya seketika lemas ditempat dan sedetik kemudian dia terduduk di ujung kasurnya. Rasa menyesal, sedih, marah dan kecewa semua perasaan itu menjadi satu dalam hari Nadya saat ini.

Dia membaringkan badannya lalu menutup wajahnya dengan bantal, menahan semua kekesalan yang ada dalam dirinya.

Dia bangkit dari tidurnya lalu mempora-porandakan isi kamarnya, dan menangis dengan keras layaknya seseorang yang sedang mengalami depresi berat.

Leo yang dapat mendengar isakan Nadya, karena kamar mereka berseblahan itu hanya duduk ditepi tempat tidurnya, membayangkan kondisi Tiara yang sekarang sedang sekarat dan menyeka air matanya yang berjatuhan.

"Aku akan melepasmu Tiara. Demi kebahagiaan yang selama ini kau cari. Aku janji." gumam Leo lalu berjalan ke arah balkon kamarnya.

Via-mama Leo dan Nadya- yang mendengar isakan Nadya dan menyadari kemarahan yang meluap-luap dari tatapan Leo tidak berani menengahi masalah kedua anaknya itu.

Via hanya bisa mendengar isakan tangis putrinya, dan sesekali menyeka air matanya yang jatuh karena tidak tega mendengar isakan putrinya itu.

**********

Keadaan Alex dan Tiara sama sama kritis. Tiara yang belum sadarkan diri dari komanya dan Alex yang belum  sadar karena sakit yang mendera jantungnya.

Alex didiagnosa oleh dokter mengidap penyakit jantung koroner. Sejak semalam, Alex mengalami sesak nafas dan keringat yang tidak henti hentinya keluar dari pelipis dan sekujur tubuhnya.

Lala memperhatikan anak sulungnya itu dengan tatapan sedih sekaligus bercampur haru. Alex yang masih tetap bertahan demi Tiara meski tahu bahwa hidupnya tidak lama lagi terus memanggil nama Tiara dalam keadaannya yang tidak sadarkan diri.

Nathan yang sengaja datang untuk menjemput Lala pulang karena dari semalam istrinya itu tidak makan, minum, istirahat dan hanya menangis.

Nathan mengusap bahu istrinya pelan. "Sayang, ayo pulang bersih-bersih dulu. Kau sangat berantakan sayang, apa kau mau saat Alex bangun dan melihatmu ia malah tertawa karena melihat wajah Ibunya yang sangat kusut ini?" bujuk Nathan.

Lala tersenyum tipis lalu berdiri, dan meninggalkan ruangan Alex. Nathan mendekat ke arah ranjang Alex dan mengusap-ngusap puncak kepala anak lelakinya itu.

"Hay my goodboy, selamat pagi. Lihat Ibumu kan? Ia sangat menyayangimu. Ayolah bangun dan buat Ibu tersenyum nak,"

Setelah mengatakan itu Nathan tersenyum lalu meninggalkan Alex yang masih belum sadarkan diri.

Lala yang masih berjalan tanpa sengaja menabrak Alvin yang memiliki raut wajah tak berbeda darinya sama sama khawatir, sedih dan kelelahan.

"Aunty? Alex sudah sadar?"

Lala tersenyum tipis, lalu mengelus pipi Alvin dengan lembut.

"Vin, dia belum sadar. Tolong jagakan dia sebentar saja, ya? Aunty hanya pulang untuk membersihkan badan sebentar."

Alvin mengangguk lalu tersenyum sendu sambil menatap mata sembab yang memiliki iris berwarna coklat.

Lala berlalu dari hadapan Alvin yang disusul oleh Nathan. Nathan tersenyum ke arah Alvin yang dibalas senyum oleh Alvin.

My Ex My CEO [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang