Part 17

8.7K 365 2
                                    

Tiara POV

Tidurku yang sangat pulas terganggu karena sinar matahari yang langsung masuk dan menyinari kamarku.

"Matahari yang sangat lancang, mengganggu ku saja"gumamku lalu mengubah posisiku yang sedang berbaring menjadi duduk.

Aku berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan badanku. Setelah selesai membersihkan badanku, aku segera memakai pakaian santai ku dan keluar dari dalam kamar sedangkan tempat tidurku masih berantakan dan aku tak peduli dengan hal itu.

Aku turun kebawah dan melihat kak Alvin yang sedang menyiapkan sarapan. Melihatnya membuatku merasa risih turun ke bawah. Aku berbalik dan menaiki tangga lagi.

"Tiara, maafkan aku. Turunlah, aku ingin bicara dulu dengamu"ucap kak Alvin yang membuat aktivitasku menaiki tangga terhenti.

"Bicaralah, aku mendengarkanmu"ucapku singkat.

"Ku mohon.. Jangan seperti ini terus sayang, turunlah"mohon Kak Alvin padaku.

Aku membalikkan badanku lalu turun dan duduk disofa.

"Bicaralah, jangan buang waktuku untuk memohon sesuatu yang akan membuatku merasa kehilangan walau hanya beberapa menit saja seperti saat kau membiarkan ADIK KECILmu ini merendahkan dirinya"ucapku panjang dan menekankan kata adik kecil.

"Tiara.. maafkan kakak ini semua tidak seperti yang kau pikirkan. Kakak jatuh cinta pada seseorang, apa kau ingat saat ibu memberitahumu tentang seorang wanita yang aku kagumi? Rasa kagum itu berubah menjadi cinta Tiara. Malam itu aku berpikir keras untuk menetapkan hatiku padanya, aku tak ingin kejadian Angel terulang lagi, aku tak ingin merasa kehilangan lagi, aku tak ingin merasakan sakit hati yang sangat lama. Tolong mengertilah Tiara"ucap kak Alvin yang membuat air mataku menetes mendengar semua yang ia katakan.

Aku mengerti rasanya kehilangan itu seperti apa, aku tidak ingin kakak ku merasakan hal yang sama dan untuk kedua kalinya.

Aku masih mematung memikirkan wanita yang membuat kakakku jatuh cinta.

"Kak, jika kau benar-benar mencintainya kejarlah dia. Aku mendukungmu. Aku mengerti kak, tolong maafkan aku"ucapku sambil menunduk dan menghapus air mataku.

Aku merasakan tangan kak Alvin menarikku dalam pelukannya, pelukan hangat yang sangat aku rindukan.

"Jangan bersikap seperti itu lagi ya? Aku menyayangimu sungguh, aku lebih menyayangi dan mencintaimu dibanding nyawaku sendiri"ucap Kak Alvin. Karena merasa kak Alvin menggombaliku, aku lantas mencubit pinggangnya pelan.

"Dasar raja gombal"dia terkekeh mendengar ucapanku itu.

"Aku menyayangimu lebih dari siapapun Tiara"ucap kak Alvin lalu mencium puncak kepalaku.

"Aku lebih menyayangimu, aku bahkan mencintaimu"ucapku yang masih setia dipelukan kak Alvin dan tertawa kecil.

"Dasar ratu gombal" ucap Kak Alvin yang membuat tawa kami pecah seketika.

**********

Nadya POV

Aku tersenyum mengingat Alvin dan cream kemarin pagi itu.

'Konsistenlah Nadya, tugasmu menyelakai Tiara bukan malah mencari cinta sejati dan membuatmu trauma lagi' batinku.

Cinta sejati? Apa yang batinku bicarakan? Mungkinkah aku menyukai Alvin? Tidak...tidak.. Aku hanya mengagumi Alvin tapi jika aku hanya mengaguminya kenapa aku khawatir jika tidak bersamanya? Mengapa aku selalu memikirkannya setiap saat? Apa memang aku jatuh cinta?

Pertanyaan itu membuat kepalaku sangat pusing, aku juga sangat bosan dirumah. Jadi, aku memutuskan untuk memutari kompleks dengan sepeda ku.

'Sore yang cerah' batinku lalu tersenyum.

My Ex My CEO [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang