Part 15

9.5K 417 0
                                    

Nadya POV

Hari ini Alvin menjemputku untuk pergi ke kantor bersama, bukannya semakin aku dekat dengan Alvin maka aku bisa semakin dekat dengan Tiara dan kematiannya? Aku memang licik dan pedendam tetapi kenapa seorang Alvin yang sangat hebat tak bisa melihat itu dariku? Aku yang sangat pintar atau dia yang sangat gampang untuk ku mainkan?

Aku mulai bersiap siap saat mendapat pesan dari Alvin yang akan menjemputkku sebentar lagi.

Aku sudah selesai dengan penampilanku tetapi aku melupakan tas kantorku, aku mencarinya disemua sudut kamarku tak lama iphoneku berdering menandakan pesan masuk.

From Alvin

'Dimana kau? Aku sudah didepan rumahmu'

Akupun membalas pesannya itu.

To Alvin

'Kau masuk saja dulu mungkin ibuku ada dibawah, dia akan membukakanmu pintu. Aku sedang mencari tasku'

From Alvin

'OK.'

Aku mempercepat pencarianku dan tak lama kemudian aku mendapatkan tasku, ternyata aku menyimpannya di samping tempat tidurku mungkin karena semalam aku terlalu lelah ya sampai melupakan bahwa aku menaruh tasku di samping tempat tidurku?

Setelah tasku sdh ku temukan, aku bercermin terlebih dahulu untuk memastikan bahwa penampilanku sudah betul-betul sempurna. Hari ini aku akan membuat Alvin jatuh hati dulu padaku agar aku bisa membalaskan dendamku ke Tiara dengan cepat.

'Akhirnya waktu yang kutunggu datang juga'batinku tersenyum sinis.

Aku melangkahkan kakiku untuk turun kebawah. Saat aku menuruni tangga, aku melihat kak Leo dan Alvin sedang berbincang-bincang. Melihat Leo membuatku memutar bola mataku malas tetapi saat Alvin melirik kearah ku dengan cepat aku membuang tampang malasku dan ku ganti dengan senyum sok tulus dariku.

Aku mendekat kearah mereka berbincang, Alvin menunjukku yang baru saja turun dan senyum kearahku.

Setelah melihatku, Leo pergi begitu saja kearah meja makan dan aku sudah tahu apa yang ada dipikiran kakakku saat itu tapi aku tidak peduli.

"Kita pergi sekarang ya?"tanyaku pada Alvin.

Dia menoleh kearahku "Baiklah. Kita akan berpamitan kepada Leo dan ibumu kan?" Tanyanya yang kubalas dengan gelengan keras. "Kenapa? Bukankah kita harus berpamitan dulu?" Tanyanya lagi "Leo dan aku sedang ada masalah, ibuku ada dikamarnya dan aku tidak ingin mengganggunya"ucapku lalu menggandeng lengan Alvin untuk langsung ke mobilnya.

Aku dan Alvin bercanda didalam mobil itu tidak jarang Alvin mengeluarkan candaannya juga, baru kali ini ku lihat Alvin yang berbeda dari biasanya.

"Kau belum sarapan kan? Aku juga belum sarapan, kau mau sarapan bersama? Aku punya cafe langganan" aku mengiyakan ajakan itu dengan mengangguk dan Alvin tersenyum tulus padaku.

'Maaf Vin, aku tidak bisa memaafkan adikmu dan maaf juga karena aku kali ini mempermainkanmu'batinku sedih mengingat Alvin yang sekarang tengah menyetir dengan senyum yang tak hilang dari wajahnya.

Tidak lama kemudian aku dan Alvin turun didepan sebuah Cafe yang terletak dipersimpangan.

Aku duduk disebuah sofa dekat jendela agar aku bisa melihat kondisi ibu kota yang sangat aku rindukan, maklumlah aku sangat jarang keluar rumah karena masih sedikit trauma dengan kejadian ayahku.

Alvin duduk didepanku, dia tersenyum lagi dan senyum itu tulus. "Pesanan kita akan datang sebentar lagi, jika tidak sesuai seleramu nantinya kau bisa memesan lagi dan pagi ini aku yang akan membayar sarapan kita"ucapnya lalu tersenyum senang, aku hanya mengangguk pelan.

"Uumm.. Vin?"

"Ya? Ada apa? Ada yang ingin kau bicarakan atau sekedar hanya ingin bercanda seperti dimobil tadi?" Tanyanya yang ku balas dengan kekehan kecil.

"Kau anak tunggal kan? Lalu, Tiara itu-- maaf sebelumnya kalau aku menanyakan mu hal-hal yang tidak ada hubungannya denganku"

"Tak apa. Tiara itu adik sepupuku, ibu ku dan ayahnya saudara dan Tiara sudah bersamaku sejak kecil"

"Apa kau menyayangi Tiara?"

"Apa kau takut aku meninggalkanmu karena mempunyai Tiara?" Tanyanya lalu tertawa terbahak-bahak. Sungguh aku tidak pernah melihat Alvin tertawa seperti ini dan dia sunggu menawan.

'Aku harus fokus! Tujuanku untuk balas dendam bukan untuk jatuh cinta pada orang yang ada didepanku saat ini'batinku

"Kau PD sekali Vin, aku hanya ingin bertanya karena mungkin saja aku dan dia punya kesamaan"

"Baiklah baiklah, aku hanya bercanda. Aku menyayangi nya lebih dari menyayangi diriku sendiri. Aku lelaki yang menyayanginya setelah ayahnya, aku lelaki yang berjanji tidak akan meninggalkan Tiara bagaimanapun itu" ucapnya yang membuat pipiku panas, aku bahkan tidak tau apa ini.

Aku sedang memikirkan sebuah rencana untuk Tiara tanpa harus mengotori tanganku sendiri saat menjalankannya.

"Ini sarapan anda" seorang karyawan membawakan pesananku dan Alvin.

Aku melirik Alvin yang menatap sarapannya itu dengan sangat minat, melihat itu aku hentikan semua pikiran yang sempat menghinggapi pikiranku.

"Ayo sarapan" ucap Alvin lalu memakan makanannya itu dengan lahap saat Alvin meminum coffe caramelnya aku melihat cream disudut bibirnya.

"Vin, itu ada- disudut bibirmu Vin" mendengar perkataanku, Alvin mencoba menghapus cream tersebut tetapi bukannya menghapus dia malah mengotori bibirnya lagi dengan cream yang ada ditangannya.

"Dasar bayi besar" ucapku lalu terkekeh. Aku meraih bibir merah muda milik Alvin dan menghapus cream tersebut.

Saat aku memegang bibir merah muda itu, Alvin menatapku kaget yang kubalas dengan gelengan kecil lalu tersenyum.

"Nah, begitukan lebih baik Vin"ucapku setelah menghapuskan cream itu.

Sesudah sarapan aku dan Alvin langsung menuju ke mobil karena takut terlambat Alvin pun menancapkan gasnya dan membawa mobilnya dengan sedikit ugal-ugalan.

Hening menyelimuti kami. Aku asik dengan pikiranku tentang Tiara dan Alvin asik dengan mobilnya yang membelah jalanan ibu kota.

**********

Author POV

Sore ini Tiara masih enggan itu meninggalkan kantornya karena merasakan sesuatu yang tidak enak akan terjadi padanya.

Tiara masih terus menatap indahnya kota dari jendela besar yang berada diruangannya.

From Alex

'Aku dibawah, jangan buat aku menunggu'

Tiara hanya tersenyum melihat pesan dari sahabatnya itu dan sedetik kemudian mengambil tas dan jasnya lalu keluar dari ruangannya.

Tiara tidak tahu bahwa sejak tadi Leo masih menunggunya karena mengira Tiara tidak dijemput dan jam yang sudah menunjukkan waktu pulang kantor sejak 45 menit yang lalu.

Tiara menatap Leo yang masih duduk di kursi kerjanya lalu tersenyum. Leo yang melihat itu langsung berdiri dan berlari kecil ke hadapan Tiara.

"Mau pulang bersamaku?" Tanya Leo sambil menatap mata Tiara.

"Alex ada dibawah" jawab Tiara yang langsung berjalan pergi.

"Aku akan membuat kita seperti dulu lagi Tiara, aku mencintaimu" ucap Leo yang tentunya masih bisa didengar Tiara.

Tiara mematung karena ucapan Leo. Tiara memejamkan matanya dan terlihat sedang memikirkan sesuatu.

*-*-*-*-*-

Jangan lupa vote and comentnya ya..

Happy reading :*

My Ex My CEO [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang