Part 22

10.8K 447 8
                                    

Alvin tersenyum haru lalu menatap Alex yang masih tenang di atas ranjangnya itu. Nathan yang baru mengetahui kalau anaknya semalam sadar itu membulatkan matanya karena istrinya tidak menceritakan hal itu padanya, dan terlebih lagi mendengar jawaban istrinya itu tetapi sejurus kemudian ia tersenyum penuh arti.

"Kalau begitu, aku pergi keruangan Tiara dulu ya, Aunty," pamit Alvin sopan yang dibalas oleh anggukan Lala dan suaminya.

***

Alvin memutuskan untuk makan siang karena Tiara sudah dijaga oleh Intan-Ibu Alvin.

Alvin pergi ke cafe langganannya untuk menyantap makan siang. Ia masih memikirkan kondisi Alex dan bagaimana perasaan Tiara ketika sadar nanti, tentunya jika memang Alex akan benar-benar mendonorkan hatinya.

Alvin memakan makan siangnya dengan benar lahap, karena dari semalam tak ada makanan yang masuk diperutnya.

"Al–vin?"

Alvin mendongakkan kepalanya dan melihat Nadya dengan mata bengkak. Alvin menahan nafas dengan tidak sadar. Susah payah ia menelan makanannya.

"Ada apa?"

Alvin kembali datar, terlihat jelas emosi yang ada pada dirinya saat ini.

Nadya yang melihat itu tak kuasa menahan air matanya. Ia tahu bahwa Alvin sudah mengetahui semuanya karena sifat Alvin yang berubah drastis.

"Maafkan aku, Vin. Aku– aku—"

"Sudahlah. Selera makanku hilang karena melihat wajah sok suci itu,"

Nadya merasakan sakit tepat di hatinya saat Alvin berkata seperti itu. Rasa menyesal Nadya benar-benar tidak berguna sekarang.

"Vin, maafkan aku, ini tidak seper—"

Alvin berjalan berlalu keluar dari cafe itu, dan masuk kedalam mobil untuk kembali ke rumah sakit.

Perasaan Alvin benar-benar hancur sekarang. Dia berada diposisi yang sangat tidak disukainya, berada antara adiknya dan seseorang yang ia cintai.

Alvin berfikir keras karena menurutnya Nadya tidak sadar dengan apa yang dibuatnya, tetapi Alvin juga berfikir bahwa Nadya memang salah karena mengambil tindakan yang ceroboh, ralat sangat ceroboh sampai membahayakan nyawa adiknya sendiri.

Drrrtt... Drrrtt...

Masih sibuk dengan pikirannya, Alvin mengambil iPhonenya yang ada di saku celananya.

"Ya bu?"

Alvin menyalakan loudspeakernya karena jalan raya yang sangat ribut.

"Kita dapat donor untuk Tiara," jawab ibunya di sebrang sana.

"Dari siapa, Bu? Siapa yang memberitahu Ibu?"

"Da-dari Alex dan Ibunya yang memberitahu Ibu,"

Jantung Alvin terasa berhenti saat itu. Dia langsung mengemudikan mobilnya ke rumah sakit.

Alvin berlari setelah memarkirkan mobilnya dengan asal. Ia berlari ke kamar Alex dan membuka pintu kamar itu.

Ketegangannya semakin terasa saat melihat Nathan memeluk Lala tanpa menghilangkan raut wajah sedihnya.

Alex sudah diselimuti dengan kain putih dari ujung kaki sampai ujung rambut, membuat Alvin merasakan keram di sekujur tubuhnya.

"Aunty? A–lex?" lirih Alvin dengan mata tetap memandang Alex yang berada di balik kain itu.

"Tiara akan selamat, Vin. Jaga Tiara untuk Alex," ujar Lala yang enggan lepas dari pelukan Nathan.

Alvin hanya diam di tempat menatap Alex dan Lala bergantian. Ia kemudian pamit untuk pergi ke kamar Tiara dirawat. Ia membuka pintu kamar itu, dan mendapati Intan yang sedang mengusap rambut Tiara yang masih tak sadarkan diri.

My Ex My CEO [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang