Bagian satu

8.1K 179 8
                                    

Anugrah Aisyah Annisa adalah nama yang indah yang diberi oleh abi dan umminya.

"Aisyah? Aisyah bangun sayang!" Suara ummi dengan lembut sambil menggoyang-nggoyangkan tubuh Anugrah membangunkan.

"Iya ummi Aisyah bangun," Jawab Anugrah dengan pelan kurang tenaga karena bangun tidur.

"Cepet tahajjut ngaji subuh dan mandi sarapan" kalimat itu selalu antre di mulut ummi meminta untuk di ucapkan, Anugrah pun selalu hafal dengan itu.

**

"Masak apa mi??" Tanya Anugrah

"Ini sayur asem,"Jawab ummi sambil menyiapkan makanan.

"Hmm enak tuh mi"

"Bang Adam sama abah mana mi?" Tanya Anugrah setelah menyadari ketiadaan mereka.

"Apa?" Tanya Adam sambil berjalan menuju meja makan besamaan dengan abah.

Anugrah menoleh ke sumber suara.

"lha itu abang sama abah mu syah," Kata ummi.

Anugrah tersenyum.

"Kenapa? Kangen?" Tanya Reza pede.

"Apaan sih? Biasanya udah duduk manis di depan meja. Kalau masalah makanan langsung nomer satu. Eh sekarang tumben telat." Jelas Anugrah sambil duduk mengambil nasi.

Reza hanya tersenyum simpul.

**

"Assalamualaikum, kenapa senyum-senyum gitu?" Sambut Anugrah pada dua sahabatnya saat tiba di kampus. Pagi ini Anugrah ada kelas pagi, yang sebenarnya ia tak ingin mendapat kelas pagi, tapi ya sudah takdir mungkin, kelas siang yang ia harapkan sudah penuh dengan cepat saat key in dulu.

"Waalaikumsalam" Jawab mereka bareng. "An, lo dapat hot news pagi-pagi." Kata Zahra, membuat Anugrah penasaran.

"Gue? Kok bisa? Emang ada apa?

"Iya, gue khawatir, kayanya bakal jadi berita besar." Jawab Siti sambil menggelengkan kepala, dan khawatir. Anugrah semakin penasaran dan risau. Ia membenarkan posisi duduknya, "Hey, jangan bikin panik deh, kenapa sih?"

"Iya An, lo bilang kan ada cowok yang ngajak lo pacaran tiba-tiba?" Sekarang gantian Zahra.

"Apa? Pacaran?"

"Lo inget pas di kantin kemaren? Sama Azzam?"  Zahra mencoba mengingatkan, sambil mengambil tisu di saku gamis nya dan mengelap mulutnya, bekas minum susu kotak.

"Azzam?"

Flashback

Suasana kantin tidak terlalu ramai, tapi ada beberapa orang yang berkumpul, bercengkrama. Anugrah baru selesai kelas sore, saat ini ia berjalan menuju parkiran. Ia harus melewati kantin itu, karna parkiran dekat kelasnya sudah penuh tadi, jadi ia terpaksa memarkirkan motornya di dekat kantin.

"An, sini deh!" Teriak laki-laki dengan kemeja coklat tua dan celana jeans.

Anugrah menoleh ke arah nya, ternyata Putra. Ya Anugrah kenal, laki-laki itu tetangganya, tapi ia melihat teman-teman Putra membuatnya panik.

"Ada apa?" Tanya Anugrah to the point.

"Ada yang mau bilang sama lo." Jawab Putra. "Cepetan zam!" Suruh Putra pada laki-laki yang duduk santai di kursi kantin sambil meminum es tehnya. Laki-laki itu memakai topi, sehingga wajahnya tak terlihat sempurna. Pelan ia mendongak, lalu menatap Anugrah. Anugrah menundukkan kepalanya, ia tahu bahwa itu Azzam, ketua BEM fakultasnya.

"Hey An, lo mau ngga jadi..?" Tanya Azzam terjeda.

Putra dan teman-temannya menatap Azzam. "Woi cepetan!" Seru Arya laki-laki di belakang Azzam. "Jadi apa ni?" Teriak Aditya di ujung meja. Sementara yang lain tersenyum, menunggu kelanjutan kata-kata Azzam.

"Bentar dulu dong santai, Azzam butuh persiapan." Timpal Putra, menatap Azzam dengan senyum jail.

"Terus,  terus, gimana zam? Jadi apa ni?" Aditya kembali teriak.

"Jadi.."

"Jadi.."

Semua diam, menunggu kelanjutan.

"Temen gue."

Semua kaget, "Waa ngga asik!" Teriak Aditya untuk sekian kalinya. Arya mendorong Azzam pelan, "Cemen lu!".

Putra menggeleng, "Zam, zam."

Anugrah bingung, harus mengartikan ucapan Azzam bagaimana. Ia diam dari tadi, jantungnya bekerja lebih cepat. Melihat Anugrah diam Putra membuka suara, "Gimana an?"

"Ha? Gue?" Anugrah kaget

"Iya, gimana? Mau ngga jadi te men Azzam?" Kata Putra dengan menekan kata temen. Anugrah diam.

"Jawab aja An! Aku mau tahu."

Anugrah menghela nafas pelan, "Mas Azzam, aku islam." Jawab Anugrah tenang, membuat Azzam mengerutkan dahinya.
"Ha? Aku juga islam Ann." Kata Azzam. Semua juga bingung.

"Udah yaa, maaf , aku balik dulu."

"Eh tunggu dulu, Ann" Cegah Azzam.

"Kejar zam!" Teriak Aditya. "Pepet terus zam!" Sambung Arya

Anugrah tak peduli ia tetap melangkah pergi.

"Ann!"

"Astaghfirullah! Mas Azzam kamu ngapain sih." Anugrah kaget melihat Azzam dengan cepat nya tiba-tiba didepan.

"Jawab dulu,  kenapa?" Azzam bersikeras.

"Maaf mas saya ngga bisa."

Flashback selesai

"Astaghfirullah." Anugrah membulatkan matanya. "Terus gimana? Gue kemarin ngga jawab apa-apa, gue cuma bilang ngga bisa terus pergi."

"Gini lo An,  gosipnya kalau lo jadian sama dia, dan kabarnya itu ulah Azzam" jawab Siti.

"Ha?" Tanya Anugrah, campur antara bingung dan kesal dengan Azzam. Kemarin ia melihat hanya teman-teman Azzam dan mungkin ada segelintir orang dari fakultas lain. Dengan jelas Azzam mengucap teman bukan pacar.

"Lo mending langsung tanya aja sama Azzam sana gih!"

Tanpa di paksa pun Anugrah langsung mencari keberadaan Azzam, dimana dia? bisa bisanya dia bikin gosip kaya gitu. Dan akhirnya ia menemukannya di taman depan perpustakaan.

"Mas! Ngapain mas lakuin ini? Kemaren tanya kayak gitu, sekarang mas nyebarin gosip kayak gitu, aku mau mas hentikan ini semua, sekarang!!" Anugrah berkata langsung setelah ia berada di depan Azzam, dengan nada sedikit membentak karena kesal.

"Tenang dulu! Muslim kok nggak ngucap salam,terus marah gitu?" Kata  Azzam dengan senyum anehnya.

ISTIQOMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang